Bab 25 Dasar Orang Kaya!

1241 Words
Misaki berjongkok lesu di sudut terjauh meja kasir, bersembunyi dari banyak pasang mata malam itu. Ujung apronnya menjuntai dari kedua lututnya yang ditekuk. Pundaknya lemas. Di kedua tangannya tergenggam sebuah ponsel dengan kata kunci pada mesin telusur: 'Miyamoto Wataru' Hasil dari pencariannya itu sungguh bikin jiwanya seolah habis dihisap oleh makhluk magis bertudung hitam—si penghisap jiwa dari serial novel penyihir cilik dari Inggris. Wajahnya sangat pucat dan sorot matanya tampak sangat lelah. Pantas saja semenjak ia berurusan dengan kakak-beradik itu dirinya cepat kelelahan bukan main, umurnya seakan berkurang drastis seratus tahun. Belum seminggu, loh, itu! Dirinya sudah seperti mau mengibarkan bendera putih saja jadinya. Rupanya mereka itu memang keluarga konglongmerat nomor tiga di negeri ini! Misaki tak melihat siapa yang berada di urutan teratas, baginya informasi ini sudah cukup membuat dirinya mengalami syok budaya sesi kedua. Tak perlu syok budaya sesi lain tentang betapa kaya keluarga lainnya yang tujuh turunan bakalan nggak miskin-miskin, deh! Rasanya iri sekali. Memikirkan hal ini, sudut bibir Misaki tertekuk suram. Matanya jadi berkunang-kunang membaca artikel tentang keluarga konglongmerat nomor tiga seantero Jepang tersebut. Yang mencengangkan lagi bahwa mereka ternyata keturunan bangsawan. Lengkap sudah! Konglongmerat tak tertandingi! Dipikir-pikir, benar juga. Misaki baru sadar akan hal ini. Reiko yang katanya telah menikah masih menyandang marga keluarganya sendiri. Keluarga itu nampaknya punya pengaruh kuat dan luar biasa yang sulit dibayangkan Misaki, terbukti dari marga anak perempuannya pun keukeuh dipertahankan. Sangat tidak biasa. Apa mereka keturunan keluarga bangsawan yang masyhur di masa lampau hingga menolak anak perempuannya mengganti marganya agar jejak darah birunya tak hilang? Jika mereka hidup di setting zaman kerajaan dulu, mungkin mereka salah satu orang kaya yang menopang kekuatan pemerintahan dalam peperangan maha dahsyat. Rasanya Misaki menjadi kecil dan hina sekali mengetahui siapa orang-orang yang belum seminggu ini masuk dalam kehidupannya yang kelam penuh tragedi. Benar-benar bagaikan bumi dan langit! Sejak delapan tahun lalu Miyamoto Wataru diumumkan sebagai calon resmi penerus tahta dahsyat Miyamoto Group, hanya dalam kurun waktu 3 tahun ia berhasil menaikkan nilai aset perusahaan hingga kekayaan mereka melonjak begitu tinggi. Padahal ia belum resmi duduk di kursi megah itu, baru sebagai perencana strategis perusahaan di usia belia. Sosok muda genius itu pun mendapat julukan sebagai dewa bisnis baru dari asia timur. Status anak selingkuhan yang disandangnya pun tenggelam oleh kesuksesannya yang begitu menyilaukan. Para pengusaha yang haus akan percikan keberuntungan lelaki itu pun rela merendahkan diri agar mendapat perhatiannya meski hanya sesaat. Ya, ampun… Misaki ngapain delapan tahun lalu, ya? Ia tertawa kecut memikirkan dirinya yang tak bisa dibandingkan dengan lelaki bej*t tak masuk akal itu. Akhirnya Misaki mengerti kenapa lelaki itu dulu menyuruhnya mengatakan kalimat memalukan dalam aksen Osaka. Bukan tanpa alasan dia memilih kalimat menyedihkan itu. Samar-samar rupanya lelaki itu sudah memamerkan ekor meraknya yang indah. SIALAN! Hidup benar-benar tak adil! Geramnya dalam hati. Toshio Wataru, bukan, Miyamoto Wataru adalah kombinasi antara ketampanan dan kegeniusan yang mematikan dan berbahaya! Lagi-lagi Misaki bergidik. Kok, bisa-bisanya dia membuat kontrak dengan pria mengerikan macam itu? Pantas auranya kadang-kadang begitu tak menyenangkan. Dari artikel yang dibacanya, kekayaan mereka meliputi operasi bisnis yang bergerak di berbagai sektor, seperti industri kertas, agribisnis, makanan cepat saji, retail, perhotelan, jasa keuangan, developer dan real estate, telekomunikasi, pariwisata, dan energi dan infrastruktur, termasuk kesehatan dan pendidikan. Hebatnya lagi, dunia memang sempit, ya? Perusahaan penerbitan di mana ia menerbitkan bukunya juga adalah bagian dari Miyamoto Group. Bahkan, mereka pun sedang menjajah bisnis entertainment sejak setahun lalu. Bisnis dan usaha Miyamoto Group pun masih menggeliat bagai gurita di berbagai sektor negeri matahari terbit itu. Misaki sampai memutar otak, apa, sih, yang tak dijamah oleh keluarga dewa bisnis genius bertangan dingin itu? Hidupnya sangat mewah bergelimpangan harta, tahta, dan wanita! Lelaki tampan macam dia dengan latar belakang berkilau sudah tak heran bermain-main dengan segitiga  s e t a n  itu. Apa jadinya jika perempuan-perempuan yang tidur dengannya tahu akan fakta ini? Tahu bahwa mereka sudah tidur dengan penerus keluarga tajir melintir nggak miskin-miskin dengan tampang rupawan bak pangeran dari negeri dongeng itu? Sebagai Toshio Wataru saja, mereka bertekuk lutut tanpa disuruh. Jangan-jangan, mereka rela dijadikan selingkuhan, one night stand girl, istri simpanan, atau mungkin istri yang bernomor tanpa nama, semisal istri kelima puluh atau ke seratus satu? Dengan segala yang dimiliki lelaki itu, perempuan mana yang tak tergiur? Hidupnya bakal senang sampai akhir hayatnya, meski diduakan, dilima-puluhkan, atau diseratus sekian-kan. Perempuan rekan mainnya pun nggak neko-neko, toh, ia juga sepertinya menyukai banyak wanita dan nggak begitu pilih-pilih, plus memperlakukan mereka dengan baik, yang penting mereka bisa bersenang-senang. Tentu saja beda kasus dengan tipe seperti dirinya. Alergi. Dia alergi pada perempuan macam Misaki. Jelas sekali dari perlakukan seenak jidat lelaki itu padanya. Dirinya seperti gunung api yang siap meletus jika ditusuk-tusuk oleh kejahilan sang playboy. Entah kenapa, ia sedikit bersyukur juga tak masuk kriteria lelaki baj*ngan itu. Sungguh disayangkan sebenarnya. Dia, kan, bisa memilih kehidupan lain yang lebih elegan dan terhormat, tapi malah memilih bermain api dengan gelar playboy bej*t menjijikkannya. Lelaki itu dengan mudahnya mempermainkan apa yang telah diberikan oleh Tuhan padanya. Sangat tidak bersyukur! M*nster! Sementara dirinya hanya ingin kehidupan biasa yang tenang dan damai dengan dukungan finansial yang stabil. Impian sederhana yang dengan mudah diraih dan digenggam oleh tunangan palsunya itu. Dasar orang kaya! Pantas dirinya dianggap boneka dan bola ping-pong! Di mesin telusur sangat sedikit foto tentang dirinya sebagai Miyamoto Wataru, bisa dihitung jari malah! Itu pun nyaris satu gaya semua—stylenya lebih mirip seperti saat mereka ke hotel milik kakaknya. Formal dan kaku, serta dingin. Sangat berbeda dengan kesehariannya selama ini "Dia ini pake kacamata memangnya pahlawan super? Rupanya dia punya kehidupan ganda." Ujar Misaki lesu, kepalanya disandarkan pada sisi lemari kecil. Saat ia mencoba menelusuri query 'Toshio Wataru', yang ia dapatkan hanya foto-foto kabur dan bagian punggung dan wajah tak jelas dari dirinya beserta puluhan foto wanita berbeda-beda. Lalu saat ia mencoba menelusuri kembali kata kunci itu, jumlah fotonya tiba-tiba berkurang drastis. Apakah ia punya orang-orang yang membereskan kekacauan yang dibuatnya? DASAR ORANG KAYA! Misaki merutuk dengan kalimat yang sama seperti itu setiap kali matanya selesai membaca satu paragraf artikel atau browsing hal-hal berkaitan tentang keluarga Miyamoto, khususnya Toshio. Namun, ia tak seharusnya menyalahkan atau menghakiminya, toh, ia sedang menjalani kehidupan ganda juga, lebih tepatnya mengganti identitas karena sebuah alasan. Si playboy pasti juga begitu. Sisi dirinya yang suka menganalisa psikologi manusia tanpa sadar, sungguh kadang membuatnya susah sendiri, terpaksa mengalah dan berusaha memahami keadaan orang lain walau seburuk apapun orang itu. Dari analisanya, mungkin saja playboy itu tertekan dengan status anak haramnya dan menjadi liar karena lingkungan yang keras. Orang kaya, mah, bebas. Asal hati senang, apa aja bisa dihalalkan. Sedikit skandal saja, tinggal uang yang bicara. Beres. Tak disangka, Misaki akan bertemu orang-orang semacam itu. Selama ini hanya sekedar imajinasinya yang dituang dalam novel atau menonton di drama-drama TV favorit ibu-ibu. Banyak yang berpikir betapa beruntungnya jika bisa mengenal mereka, tapi itu salah! SALAH! SALAH BESAR! Risiko bersentuhan dengan dunia mereka itu sangat sulit untuk dibayangkan! Menerima orang-orang elit seperti mereka dalam kehidupan seorang r*kyat jelata dan biasa-biasa saja adalah sebuah bom waktu yang bisa membuat realita r*kyat jelata yang mengharapkan kedamaian, pada akhirnya akan berujung pada banyak masalah dan penderitaan! Tak peduli jika mereka itu baik pada r*kyat jelata yang mereka sukai, toh, pada akhirnya akan diperlakukan sesuka hati mereka. Memainkannya seperti boneka dengan tali dalam genggamannya. Kebanyakan, mereka adalah sekumpulan orang-orang egois dan tamak dengan kekuasaan dan harta di tangan. Apa yang tak bisa mereka lakukan, coba, jika seperti itu?  -----------
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD