Sesampainya di kantor, Luna langsung ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya di wastafel seraya mnatap pantulan dirinya di depan cermin. Gadis itu memejamkan matanya rapat rapat, merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengontrol emosi dan malah bersikap gegabah. Sekarang, bagaimana ia menghadapi Gama? Masalah batinnya semakin rumit karena kesalahan bodohnya. “Harusnya Luna bisa sabar, harusnya Luna bisa kontrol keadaan. Nggak kayak gini!” bentak Luna pada dirinya sendiri. Luna memukul kepalanya sendiri, “Dasar Luna bodoh!” umpatnya memarahi diri sendiri. “Bisa ‘kan ya hadepinnya?” tanya Luna kembali menatap dirinya sendiri di depan kaca. Berusaha meyakinkan. “Pasti bisa.” Jawab Luna kemudian. Setelah menangkan diri, Luna kembali ke ruangannya. Sekarang ia harus fokus. Ia tidak boleh b

