Gama menjamah tubuh Luna. Tak sejengkal pun terlewat dari jamahan Gama. Kiss mark juga menghiasi sebagian tubuh Luna. Tak munafik, Luna berdebar, dan ia merasakan hal baru. Ia akan kehilangan saat Gama berhenti menyentuhnya. Luna ingin lagi dan lagi. Gadis itu suka sensasi yang didapatnya. “Om.” Lirih Luna saat Gama memperlihatkan miliknya yang sudah menegang. “Ini bakalan sakit, Lun. Tapi percaya sama saya, hanya sebentar.” “Luna takut, Om.” “Nggak ada yang perlu kamu takutin. Saya jamin sakitnya sebentar.” “Om Gama janji?” “Ya, saya janji.” Luna menelan salivanya, gadis itu memeluk Gama lebih erat. Jantung Luna serasa mau berhenti saat Gama mulai menyatukan milik mereka. Perih, semua menjadi satu. Temannya tidak bohong perihal sakit saat melakukan pertama kali, tapi mamanya j

