bc

If The World Was Ending

book_age16+
92
FOLLOW
1K
READ
forced
doctor
tragedy
bxg
betrayal
rejected
sassy
scientist
professor
selfish
like
intro-logo
Blurb

Alfred dan Abigail memutuskan untuk bercerai setelah belasan tahun menikah dan bertahan hanya demi putri mereka saja.

Alfred sadar jika dia sudah tidak bahagia dengan pernikahannya, begitu juga dengan Abigail.

Perceraian mereka menjadi hal yang begitu mengerikan karena baik Alfred maupun Abigail membuat keadaan menjadi semakin kacau. Abigail melarang Alfred untuk menemuinya atau datang kembali ke kota tempat tinggalnya. Abigail mengatakan dengan lugas jika Alfred hanya bisa menemui dirinya ketika dia akan berakhir.

Ya, Abigail pikir dia tidak akan pernah menemui mantan suaminya itu, tapi sebuah bencana datang dan mengubah segalanya.

Sebuah nuklir yang berada di kawasan negara Asia meledak dan menghancurkan segalanya. Bumi mendapat dampak yang sangat buruk akibat ledakan itu. Suhu bumi menurun dengan drastis, hujan salju, dan badai es tidak bisa dihindari. Ratusan juta manusia meninggal karena tidak sanggup bertahan.

Ketika keadaan semakin tidak terkendali, ada sebuah proyek besar yang dipimpin oleh Alfred. Sebuah proyek yang berupaya untuk menyelamatkan generasi manusia dari kehancuran yang sedang dihadapi oleh bumi.

Lalu, saat dunia benar-benar akan berakhir, saat itulah Alfred kembali pada Abigail.

Bersama dengan kehancuran yang berada di depan mata mereka, akhirnya Alfred dan Abigail saling memeluk dan menyadari jika selama ini mereka hanya saling menyakiti diri sendiri.

chap-preview
Free preview
Prolog
Alfred membereskan semua barang yang sekiranya dia butuhkan. “Aku bisa mengirimnya lewat pos jika memang itu yang kau butuhkan” Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan. Selama belasan tahun membina rumah tangga bersama dengan Abigail, Alfred sama sekali tidak mengira jika ini adalah akhir dari perjalanannya. “Tidak perlu, Alista. Jangan terlalu repot begitu. Dengarkan aku, aku akan pergi jauh dari rumah ini.. tolong jaga Aurora dengan baik..” Kata Alfred kepada seorang perempuan yang usianya jauh lebih muda dirinya. Alista adalah adik iparnya. “Aku tidak bisa banyak memberikan janji, Alfred. Kau tahu jika sebentar lagi aku akan menikah dan ikut tinggal dengan suamiku. Aku mungkin tidak akan tinggal di negara ini lagi” Kata Alista dengan pelan. Alfred menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tidak masalah, sekalipun rumah tangganya dengan Abigail telah hancur, wanita itu tetap akan menjadi ibu yang baik untuk Aurora. “Baiklah, aku akan memberikan ucapan selamat kepadamu. Maafkan aku, aku mungkin tidak akan bisa datang ke pernikahanmu” Kata Alfred sambil mengusap kepala Alista yang selama ini sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. “Apa-apaan ini, Alfred? Bagaimana mungkin kau tidak datang di acara pernikahan adikmu sendiri? Memang benar jika Kakakku bercerai denganmu, tapi itu tidak mengubah hubungan kita, bukan? Aku tetap adikmu.. jadi, kenapa kau melakukan ini” Tanya Alista dengan cepat. Alfred memejamkan matanya dengan pelan. Benar, selama bertahun-tahun Alista ikut tinggal bersama dengan dirinya dan Abigail, Alfred telah menganggap Alista sebagai adiknya sendiri. “Jangan seperti itu, Alista. Aku sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertemu dengan Kakakmu..” Kata Alferd dengan pelan. “Dia sedang ada di ruangan depan. Kamu harus menemuinya sekarang” Sesaat setelah mengatakan kalimat itu Alista langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Alfred yang langsung menghela napasnya dengan pelan. Jika Alista marah, itu adalah hal yang sangat wajar. Baiklah, sekarang mungkin Alfred memang harus menemui Abigail untuk yang terakhir kalinya sebelum sidang perceraian mereka yang kemungkinan akan langsung berakhir pada sidang yang pertama. “Abigail..” Alfred memang langsung menemukan Abigail ketika dia menuruni tangga rumahnya. Wanita itu sedang duduk dengan kaku seakan dia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alfred di rumah ini. “Perceraian kita akan berakhir dengan cepat. Aku harap kau tidak melupakan fakta itu.. Aku tidak akan banyak memberikan tuntutan kepadamu karena satu-satunya hal yang aku inginkan adalah lepas darimu” Kata Abigail dengan cepat. Alfred menganggukkan kepalanya dengan santai. Dia tahu jika Abigail merasa tidak nyaman dengan keberadaannya. “Baiklah. Aku hanya ingin mengatakan jika aku sudah mengemasih barang-barangku. Jika masih ada yang tertinggal, bisa tolong kau buang?” Tanya Alfred. “Tidak masalah” Jawab Abigail dengan cepat. “Aku akan pergi ke Washington, D.C. Tentu saja aku tahu jika kau tidak nyaman jika aku tetap tinggal di tempat yang sama denganmu” Kata Alfred. “Benar. Pergilah sejauh mungkin karena hanya itu yang bisa kau lakukan selama ini. Alfred, aku tidak ingin membuat kehidupan Aurora jadi rumit. Tolong, jangan pernah menemuiku di kota ini. Tentu saja kau bisa menemui Aurora, tapi berusahalah untuk menghindariku jika sekiranya kita bertemu” Alfred menatap Abigail dengan pandangan tidak percaya. Bagaimana mungkin selama ini dia bertahan dengan wanita seperti Abigail? “Aurora membutuhkan suasana yang baik. Anak itu akan merasa trauma dengan keadaan ini. Tapi tentu saja, untuk kebaikannya kita harus menjauhkan hal-hal yang mungkin akan memicu kegagalannya di masa depan” Kata Abigail. Untuk kebaikan Aurora, tentu saja Alfred rela melakukan segalanya. “Jadi kita tidak akan pernah bertemu setelah ini?” Tanya Alfred dengan tenang. Abigail tersenyum sinis ketika dia mendengar pertanyaan yang Alfred ajukan. “Jangan pernah menemuiku, Alfred. Temui aku ketika dunia akan berakhir. Mungkin hanya saat itu saja aku akan kembali menerimamu..” Kata Abigail sambil menatap Alfred.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.3K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
115.5K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Broken

read
6.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook