one

1313 Words
Auryn fokus menangani pasien di IGD, ia dibantu seorang perawat. Tempat Auryn bertugas merupakan rumah sakit terbesar di Jakarta milik seorang milyuner Nagata Khalifi, dokter rumah sakit ini merupakan dokter lulusan terbaik, dan pasti bergaji tinggi di atas rata rata dokter di kota ini. Auryn mencuci tangannya denga cairan disinfektan kemudian berjalan menju locker untuk meletakkan stetoskopnya, jam menunjukkan pukul 12 siang dan sudah waktunya makan siang, ia bergantian dengan dokter jaga IGD untuk makan siang. Ia berjalan di lorong rumah sakit untuk menuju kantin rumah sakit saat seorang perawat memanggilnya. "Dokter Auryn...." Auryn menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia melihat perawat berjalan ke arahnya bersama 2 orang gadis seusianya memakai snelli, ia menebak mereka adalah dokter baru yang kemarin ia dan perawat itu bicarakan, ia tersenyum pada mereka dan mengangguk. "Dokter Auryn, kenalkan ini dokter Zelina, dan ini dokter Vania." perawat itu memperkenalkan Auryn. "Hai...Auryn," Auryn mengulurkan tangannya dan dijabat tangan oleh Zelina dan Vania. "Zelina...." "Vania...." "Baiklah saya kembali ke poly dulu." pamit perawat itu. "Kamu mau kemana Auryn?" "Mau lunch di kantin rumah sakit, ayo sekalian." "Oke...." jawab Zelina dan Vania bersamaan. Mereka berjalan beriringan menuju kantin rumah sakit dan duduk bersama satu meja. "Kamu sudah lama kerja di rumah sakit ini Auryn?" "Baru kok, baru satu tahun lebih." jawab Auryn. "Wah itu sih udah lama Ryn." "Kalian sendiri gimana?" tanya Auryn. "Kalau aku pernah dinas di rumah sakit lain selama 8 bulan sebelum diterima disini." jawab Zelina. "Kalau aku juga sama, pernah bekerja selama setahun di rumah sakit lain sebelum apply di RS helath and health ini." "Semoga kita bisa bersahabat ya." ucap Zelina kemudian yang diangguki oleh Auryn dan Vania. Mereka kemudian terlibat obrolan obrolan seru seputar rumah sakit dimana mereka bekerja, dengan senang hati Auryn menjawab pertanyaan Zelina dan Vania tentang apa saja aturan di rumah sakit health and health ini. Setelah makan siang mereka kembali ke tempat tugas masing masing, kali ini Zelina membantu Auryn di IGD sedangkan Vania di poly umum karena Vania dan Zelina belum tahu job description mereka karena baru hari pertama dan bagian administrasi masih menata schedule untuk mereka. Auryn meletakkan peralatannya di locker seperti biasa, ia kemudian keluar dari ruang locker, ia berpapasan dengam Vania dan Zelina yang akan masuk ruang locker. "Udah mau pulang Ryn? Hang out dulu yuk. Nggak ada acara kan?" tawar Vania. "Nggak ada sih." jawab Auryn santai "Aku sama Zelina mau ke Cafe Savana, ikut yuk." Auryn berfikir sejenak. "Boleh deh, aku juga malas pulang ke rumah nih." "Ya udah, tunggu kita di parkiran." ucap Zelina. "Oke..." Auryn melanjutkan jalan keluar sedangkan Vania dan Zelina masuk dalam ruang locker. Auryn berdiri bersandar pada mobilnya menunggu Zelina dan Vania, matanya melihat ke sekeliling area parkir, 2 orang yang sedang bersenda gurau di area parkir khusus direksi, seorang pria dan wanita muda sepertinya mereka adalah sepasang kekasih, pria itu memeluk pinggang si wanita, Auryn hanya menggelengkan kepalanya saat melihat itu. "Dasar nggak tahu tempat," gumamnya kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. "Ngomong ama siapa sih Ryn?" "Et dah kalian, bikin kaget aja." gerutu Auryn saat Vania dan Zelina yang sudah ada di depannya. "Ayo ah aku sudah lapar." ujar Zelina kemudian. "Kalian bawa mobil sendiri?" "Kebetulan aku tadi di antar papa, Vania juga diantar." "Berarti pakai mobil aku ya, ya udah ayo naik," Auryn membuka pintu mobilnya dan masuk, begitupun Vania dan Zelina. Vania menunjukkan jalan ke arah cafe Savana, letaknya tak jauh dari RS health and health, hanya butuh waktu 15 menit saja dengan mobil. Auryn memarkirkan mobilnya disudut, ketiganya turun dan memasuki cafe, mereka memilih tempat yang agak dalam. Mereka memesan makanan dan larut dalam obrolan yang seru, hingga ber jam jam mereka bercakap cakap. Auryn menatap ke arah pintu cafe, seperti ada yang menarik perhatiannya. Seorang pria dan wanita masuk bergandengan tangan, ia seperti mengenal pria dan wanita itu, ingatannya kembali pada sepasang kekasih di area parkir tadi. "Ya ampun, kenapa mereka lagi," gerutu Auryn yang didengar oleh Vania dan Zelina. "Kamu bilang apa Ryn?" "Tuh...." Auryn memberikan isyarat dengan dagunya menunjuk pada pria dan wanita yang masuk dalam cafe dan duduk di sudut lain yang terlihat jelas oleh Auryn dan teman temannya. "Siapa emang mereka? Mantan kamu?" "Sembarangan..., bukan lah. Aku tadi lihat mereka berdua bermesraan dan bercanda di area parkir rumah sakit, nggak tau tempat banget kan?" "ya maklum aja Ryn, sedang di mabuk cinta. Sepertinya wajah gadis itu familiar ya?" ujar Vania masih melihat interaksi wanita dan pria itu. "Masa...?" Zelina ikut menatap ke arah dua sejoli itu. "ah iya...!!" seru Zelina. "Ssstt..." Auryn dan Vania meletakkan telunjuknya di bibir mereka, beberapa pengunjung cafe menatap ke arah mereka bertiga. "Jangan berisik Zelina, malu dilihat banyak orang." bisik Vania. "Sorry sorry, aku tahu gadis itu." "Siapa?" "Dia itu model kan, sering lihat aku di majalah, juga reklame di pinggir jalan." "Oh bintang iklan." ucap Auryn. "Iya, ya sepadanlah, pria nya cool, ganteng, wanitanya model cantik." "Iya sih, tapi nggak mesra mesra an di parkiran juga kali." "Sinis banget sih kamu Ryn sama mereka, awas loh ntar malah jatuh cinta sama dia." "widih...amit amit...., udah yuk pulang, udah malam." "Ya udah ayo." Vania dan Zelina kemudian berdiri. "Aku anterin kalian pulang," ucap Auryn. Keesokan harinya mereka kembali ke aktifitas normal mereka di rumah sakit, Auryn masih bertugas di IGD sedangkan Zelina dan Vania bergantian kadang IGD terkadang di poly umum. Auryn sedang fokus menulis laporan pasien yang baru saja ia tangani. "Dokter Auryn..." "Ada apa sus?" "Dokter sudah bertemu dokter Ryu belum, ya ampun ganteng banget dok." Auryn mengernyitkan dahinya mendengar celotehan perawat di depannya, ia menengadah dan menatap perawat itu bingung. "Dokter Ryu siapa sih?" "Ya ampun yang waktu itu saya bilang, dokter baru yang anak pemilik rumah sakit, namanya dokter Ryu." "Oh...belum sepertinya sus, dokter umum juga?" "Bukan dok, dokter spesialis jantung." "Kan udah ada dokter Dani dan dokter Fajar." "Kan pasien penyakit jantung banyak di RS ini dok, mungkin itu sebabnya dokter Nagata Khalifi minta anaknya itu pulang ke Indonesia dan membantu disini." "Memangnya sebelumnya dia dimana?" "Di Jepang dok, kan dokter Nagata asli Jepang." "Oh...." "Oh doang ih dokter Auryn. Oh ya dokter Nagata meminta semua dokter ke Aula lantai 3 nanti saat jam makan siang, ada perkenalan dengan dokter Ryu, juga makan siang bersama." "Baiklah, terima kasih atas pemberitahuannya sus, baru kali ini saya lihat wajah suster berbinar bahagia seperti ini. habis Dapar harta karun ya?" tanya Auryn. "Iya dok, dokter Ryu kan jomblo siapa tahu hatinya terpaut sama saya." "Ya ampun dokter Ryu lagi, jadi penasaran seperti apa sih wajahnya sampai kalian begitu mengidolakannya," Auryn menggelengkan kepalanya heran. "Pasti nanti kalau ketemu, dokter Auryn juga klepek-klepek deh." "Ish....klepek-klepek, apaan tuh, nggak gitu juga kali sus." Auryn kembali bertugas menangani pasien hingga jam makan siang tiba, ia berjalan menuju locker untuk meletakkan stetoskop miliknya. "Ryn...." Sebuah suara membuatnya menoleh, Vania dan Zelina melangkah ke arahnya. "Yuk...." ajak Vania. "Makan siang?" tanya Auryn. "kok makan siang, ya ke aula Ryn, bukannya dokter Nagata mau memperkenalkan putranya yang akan dinas disini, denger denger orangnya keren dan cool, dokter Ryu ya kalau nggak salah namanya." "Hhh....." "Ya ampun, gitu amat reaksi kamu Ryn?" "Entah, pada heboh semua tuh para perawat membicarakan dokter Ryu, ini kalian juga, heran aku." " nggak usah heran kali Ryn, orang keren mah dimana mana jadi idola, apalagi dia dokter spesialis, beuh mau dong kita jadi pasiennya." "Orang keren itu biasanya player, nggak usah suka sama orang macam itu, bisa sakit hati." ujar Auryn menutup lockernya dan mengikuti langkah Vania dn Zelina keluar ruang locker. "Ya pintar pintarnya kita jagain aja sih itu." celoteh Vania. "Terserah.., aku nggak ikut ikut." jawab Auryn. Mereka menaiki lift menuju lantai 3 dimana aula berada, rumah sakit ini terdiri dari 7 lantai, dengan ruang VVIP exclusive di lantai teratas. Saat mereka memasuki aula sudah banyak dokter yang datang, perkenalan ini khusus untuk para dokter rumah sakit ini, lama atau pun baru. Auryn melihat dokter Nagata duduk di meja terdepan menghadap ke arah pintu masuk, sama seperti saat ada pelatihan kesehatan yang biasa dilakukan di aula ini. Di sebelahnya duduk seorang pria dengan memakai snelli, mereka sedang bercakap cakap. Mata Auryn membola saat mengenali siapa pria di sebelah dokter Nagata. "Astaga..., dia...." "Apaan Ryn?" tanya Vania dan Zelina. "itu....." tunjuk Auryn. Vania dn Zelina memandang arah Auryn menunjuk. "Bukannya dia yang di resto kemarin, sama model kemarin kan? Yaaa...nggak ada kesempatan deh kita." ucap Vania. "Sempit sekali dunia ini." gerutu Auryn. Mereka kemudian mencari tempat duduk yang kosong. Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD