"Tuh kaaan. Masih aja nyariin kak Hamas. Emang gak ada harga dirinya yaa?" Ia dinyinyiri oleh dua adik tingkat yang satu mess dengannya. Tapi tentu saja nyinyiran itu tidak dikatakan di depannya. Justru dikatakan jauh dari belakangnya. Mereka melihat Nisa menghampiri mess Hamas untuk ke sekian kalinya. "Ya tahu kan nenek lampir." "Mbak lampir kali dia!" Keduanya hampir tertawa. Lalu sama-sama menutup mulut begitu terbahak. Tahu-tahu keduanya sama-sama melihat kemunculan Hamas. Lalu segera pergi dari sana. Andai mereka memerhatikan, Hamas tak jadi ke sana karena tsk mau bertemu Nisa. Ia heran kenapa gadid itu tetap saja datang? Bukan kah jawabannya sudah sangat jelas ya? "Weeeiiits! Weiiiiiiitss! Mau ke mana lu, kak? Mending ke bawah yuk, kak!" Tahu-tahu Faldo menghentikan motornya

