00. Prolog

289 Words
Kehidupan yang menyedihkan dan berantakan seakan terus membayangi seorang anak kembar; Rara Fanisha Alfarizi. Fani selalu mengharapkan kehidupan yang baik-baik saja, selayaknya anak normal lainnya. Dihiasi penuh keceriaan dan kebahagiaan. Namun, sekuat apa pun dia berharap, meminta, dan berencana, segala sesuatunya tetap kembali kepada Sang Pencipta alam semesta. Untaian doa senantiasa Fani panjat dan gantungkan kepada-Nya. Berusaha dan berserah diri kerap Fani lakukan. Berharap agar pintanya dapat diridai dan diberikan ketabahan hati dalam menghadapi semua ujian yang dihadiahkan untuknya. Walau tetap saja ada hal-hal yang menjadi duri pada lukanya. Luka pedih yang kian keruh setiap waktunya. Luka yang membuat Fani merasa sedih dan tak berdaya. Sifat lain dari orang tuanya, Friansyah Alfarizi dan Andina Alfarizi. Orang tua yang tidak pernah ada habisnya membandingkan dia dengan sang kembaran, Mimi Finara Alfarizi. Orang tua yang tidak pernah memiliki waktu untuk Fani, tapi selalu berusaha keras menjadikan Fina sebagai perjalanan waktu. Orang tua yang selalu saja memprioritaskan Fina tanpa mengenal waktu dan tempat membuat Fani terjatuh; dalam kecemburuan, kesedihan, dan amarah. Meskipun begitu terluka, Fani selalu menyayangi Fina. Karena bagaimanapun, Fina adalah kembarannya. Hanya saja, sebesar apa pun rasa cinta dan sayang yang Fani bangun untuk Fina, tidak akan pernah mengubah segalanya menjadi lebih baik dan sempurna. Karena.... Kekecewaan, kesakitan, kesedihan, air mata, kehancuran, dan kecemburuan, menjadi teman hidup yang tak pernah lepas dari Fani. Hingga sampai pada titik yang tak pernah diinginkan Fani terjadi. Sebuah tragedi yang sangat mengerikan menerjang kehidupan berantakan Fani. Menghancurkan semuanya serta mematikan rasa yang ada di diri Fani. Kebencian menguar hebat dari keluarganya, membuat hidup Fani kian kacau, tak berarti, dan hancur berkeping-keping. Merusak mental, menciptakan trauma berat, bahkan sampai mengganggu fungsi fisik. Fani memang hidup, tapi sebenarnya dia juga telah mati. Hanya tinggal batang tubuh tanpa jiwa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD