Chapter 2

1561 Words
(Bandara) "Kakak pulang dulu ya Jo... Inget pesenku, jangan macam-macam disini, kuliah aja yang bener!!, Dad and Mom nunggu kamu pulang juga... Buruan dikelarin kuliahnya...!!!", pesan Jona, sebelum ia check in di Bandara "Iya kak.. Hik hik... Jojo sendirian deh... Ga ada yang gangguin Jojo lagi... Hik hik..", rengek Jojo Jona memeluk Jojo dengan hangat, ia benar-benar khawatir jika meninggalkan adiknya itu sendiri di Inggris. "Salam buat Mom and Dad ya kak... Maybe liburan kali ini Jojo ga pulang, mau ambil kelas tambahan aja biar bisa nyusul kakak pulang Indonesia..", "Good girl.... Buruan lulus... Kakak juga kalau sempat kesini bakal jengukin kamu...", "Bilang Freya, aku kangen banget sama dia... Hik hik...", "Udah... Jangan nangis dong! Kakak jadi berat nih mau pulang... Hmmm... Mansion itu besar... Hati-hati ya.... Tetap sewa orang buat bersih-bersih dan masak... Jangan biarin orang lain tinggal di Mansion... Meskipun itu Rihanna ataupun Delon.. Paham?!", "Iya kakak...", Jonathan melepaskan pelukan pada Jojo dan kembali melihat barang bawaannya. Ia harus memastikan tidak ada yang tertinggal. Giliran Ryan yang berpamitan pada Jojo, bukan Jojo yang menangis justru Ryan lah yang merengek tidak mau pulang kalau tidak bersama Jojo. Rengekan Ryan berhenti saat Jonathan memukul kepalanya dengan tas yang ia bawa. "Udah pamitannya... Buruan masuk!!", ajak Jona "Belum kali bro... Bentaran... Lagian habis kita lewatin pintu itu, bakal lama banget aku ga liat wajah cantiknya Jojo...", "Hahahaha... Apaan sih Yan... Gombal kamu... Hati-hati ya buat kalian... Save flight..", ujar Joanna sembari melambaikan tangan "Jangan nakal disini... Ingat... Aku tetap nunggu kamu... I Love You Joanna Putri...", ujar Ryan sembari mengecup bibir Joanna sekilas "Ihhh.... Dasar kamu tuh... Thanks ya Ryan... See you soon...", Pada akhirnya Jonathan dan Ryan masuk kedalam ruang check in dan melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia. *** (Mansion) "Yah... Sepi deh Mansionnya...", gumam Joanna Joanna sedang dikamar ia melihat isi laptopnya yang penuh dengan tugas dari profesornya. Satu persatu ia kerjakan hingga selesai, tak terasa sudah larut malam. Seharian ia hanya berkutat dengan laptop yang berisi ribuan tugas. Bosan di kamar, ia keluar menuju dapur. Kini Joanna mencoba memasak sesuatu untuk di makan. Namun belum sempat memasak suara bel pintu rumah berbunyi. Ada yang datang tengah malam, Joanna sedikit takut untuk membuka pintu. Akhirnya ia membawa tongkat bisbol milik Jona yang sengaja ditinggal untuk keamanan Joanna. Meski Joanna pintar Taekwondo, namun ia hanya seorang gadis yang sebenarnya sedikit rapuh. Perlahan Joanna membuka pintu, ia terkejut karena yang datang dua orang laki-laki, namun yang satunya seperti tak sadarkan diri. "Who are you?", tanya Joanna "Lady, Can you help my boss? He is unconscious, there is a wound on his head, please treat him...!!", "Oh my Godness, come..", Joanna membantu lelaki itu merebahkan lelaki satunya yang memakai topi di sofa ruang tamu. Lelaki itu berpamitan untuk pergi dan berjanji akan kembali setelah urusannya selesai. Lelaki itu berpesan agar tak ada seorangpun yang tau keberadaan boss nya itu. Joanna hanya mengangguk menjawab lelaki tadi yang akhirnya benar-benar pergi. "Harus ku apakan lelaki ini... Lelaki tadi bilang kalau ada luka di kepalanya.. Sebaiknya aku ambil kotak obat dan melihat lukanya..", gumam Joanna Perlahan Joanna menyentuh lelaki itu melepaskan topi yang di pakainya. Betapa terkejutnya dia, bahwa lelaki itu adalah lelaki yang sama yang menabraknya dan menciumnya saat sidang Jona. " Lelaki m***m!! Astaga... Mimpi apa aku... Kenapa harus lelaki ini...", gumamnya 'Tenang Joanna... Cukup tolong dia lalu... Bodoh!! Aku lupa minta nomor telepon temannya tadi... Aarrgghhh...' ujarnya dalam hati "Baiklah... Mari kita lihat lukanya...", sembari memegang kepala lelaki itu perlahan dan melihat ada darah disana, benar saja lukanya dari benda tumpul dan cukup membuatnya pingsan. "Maaf tuan m***m, akan ku obati lukamu... Ahh... Badanmu besar sekali dan juga berat... Memiringkanmu saja aku kesulitan...", Selesai mengobati kepala lelaki itu, Joanna merasa lelah. Ia duduk di sofa satunya dan tertidur. *** Paginya, lelaki itu mulai tersadar. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit. " Ahh... Dimana aku? ", ucapnya bingung Ia melihat sekelilingnya, dan matanya terhenti di sofa yang berseberangan dengannya. Ia melihat gadis yang ia kenal sedang tertidur disana. "Ahh... Gadis aneh... Ternyata kamu yang menolongku...", ujarnya lirih Lelaki itu mengelilingi Mansion dan melihat beberapa ruangan. Ia terhenti di kamar yang pintunya terbuka dan dapat di tebak bahwa kamar itu adalah milik gadis aneh yang tertidur di sofa, pikirnya. Ia masuk kedalam kamar, melihat seisi kamar. Ia melihat beberapa foto Joanna bersama Jona dan juga Ryan. Bahkan ia juga menemukan foto keluarga Joanna. "Kau memiliki kelurga yang bahagia dan juga kaya, pantas kau bisa kuliah di Oxford... Paman Rayhan... Maaf karena aku sudah jatuh hati pada anakmu...", gumamnya Ia kembali ke ruang tamu, dan masih melihat Joanna tertidur pulas. "Ternyata kau suka sekali tidur ya gadis aneh... Mirip sekali dengan tante Moya...", "Ehm....",desah Joanna yang meregangkan tubuhnya, namun kembali tertidur lagi Lelaki itu berjalan ke dapur, mencari makanan. Ia melihat bahan makanan di atas meja, seperti bahan makanan semalam yang belum sempat di masak . Ia membuka lemari es mencari beberapa bahan untuk dimasak. "Hmmm wanginya.. Nanny pasti sedang masak", gumam Joanna Joanna membulatkan matanya, ia sadar bahwa nanny tidak datang hari ini. Ia melihat ke arah sofa di seberangnya, kosong. "Dimana tuan m***m itu, astaga... Kenapa aku tertidur disini...", ucapnya panik Joanna berjalan menuju dapur, ia melihat lelaki yang tinggi dengan badan kekar sedang memasak untuk sarapan. "Morning Babe....", ucap lelaki itu "Sepertinya kondisimu sudah membaik, sekarang kau bisa menelepon temanmu untuk menjemputmu dan pergi dari sini!!", ujar Joanna kesal "Hmmm aku memustuskan untuk tinggal sebentar lagi disini, lagipula aku sedang memasak untuk sarapan kita, Sayang...", "Sayang sayang pala lo peyang...!!!", Joanna kesal dengan lelaki itu, ia terus saja menyuruhnya pergi. "Ayo makan Babe...", ajak lelaki itu "Apa kau gila?!!!... Ini rumahku... Kenapa kau yang mengajakku makan!! Kau tak punya sopan santun ya!! Cepat pergi...!!", bentak Joanna Lelaki itu mendekati Joanna, Joanna berjalan mundur hanya saja ia tertahan oleh meja di belakangnya. "What are you doing?!", ucap Joanna takut "Akan ku ajari soal sopan santun, sayang. Kau tau, tak pernah ada yang berani membentakku sepertimu... Bahkan yang ada, semua wanita itu mencoba merayu dan mendekatiku... Tidak dengan mu!, kau gadis aneh yang baru pertama bertemu sudah tidak sopan padaku.. Jadi biar aku perjelas... ", ucapannya terhenti, ia melumat bibir Joanna perlahan Joanna mencoba mendorongnya, namun kekuatannya tak sebanding dengan lelaki itu. Lumatannya kini sedikit kasar karena Joanna tak membalasnya. Air mata Joanna menetes di pipinya, ia membuat lelaki itu berhenti dari aksinya. "Shit..!!! Sorry babe... Apa aku melukaimu? Atau ini pertama kalinya kau melakukannya?", tanyanya tanpa rasa bersalah "Just go... Pergi dan jangan pernah datang lagi... Sudah puas hah?", "Come on Babe... Kau tau... Aku menyukaimu sejak pertemuan kita yang pertama... Meski kau jauh dari tipeku, namun entahlah.. Hanya kamu yang menolakku...", jelasnya "I don't care... I hate you!! Jika sudah selesai silahkan pergi...", "Babe, aku tau kau tinggal disini sendiri.. Ehmm bisakah kita berbicara secara santai? Mari sarapan dulu babe... Setelah itu kita bicara baik-baik... Akan ku mulai dari awal... Dan jangan ada suara keras lagi... Kau cantik babe.. Jangan hilangkan kecantikanmu dengan suara kerasmu itu... ", Lelaki itu menggiring Joanna untuk duduk di kursi meja makan. Ia menghidangkan masakan yang ia buat. Lelaki itu makan dengan lahap, seperti sedang kelaparan. Namun tidak dengan Joanna, ia tak menyentuh sama sekali piring yang di sajikan didepannya. "Makan babe.. Nanti kamu sakit.. Apa kamu tak suka masakan itu?", tanya lelaki itu "Apa maumu? Cepat bicara... Aku tak ingin makan!", ucap Joanna lirih "Hmmm, baiklah... Perkenalkan namaku Nero, Nero Ivander Wiratama. Aku blasteran Korea Indo, aku yakin kau tak asing dengan nama belakangku babe...", "Kamu anak Uncle Tama?", tanya Joanna "Ya...", "Setahuku uncle Tama adalah bos Mafia di Korea dan Jepang, uncle juga sering membantu Daddy dan uncle Yuan. Jadi....", "Kamu Joanna Putri... Anak paman Rayhan dan Tante Moya... Kamu kembar, saudaramu Jonathan baru saja lulus dan pulang ke Indonesia, sekarang kamu sendiri disini... Jadi tidak ada salahnya jika aku tinggal disini kan?", "Are you crazy?!, no!!! Cepat pergi!! Atau aku akan menelepon Uncle Tama untuk mengusirmu!", "Teleponlah Babe... Ini nomor Papiku... Orangnya sedang mengurus bisnis di Jepang...", 'Moshi moshi...' 'Sambungkan ke papi!', 'Wait' 'Ada apa Nero?', 'Uncle .. It' s me Joanna.. ', ' Joanna? My little princess... How are you darling... ', ' I'm fine uncle.. Ehmmm' 'Bagaimana bisa kau bersama Nero?, apa dia melukaimu? Bilang pada uncle..' 'Iya uncle.. Bisakah uncle menyuruh anak uncle pergi dari rumahku... Ia terus menggangguku...', 'Berikan teleponnya pada Nero...', Joanna memberikan ponselnya kepada Nero. 'Hi Pap..', 'Bagaimana lukamu?', 'Sudah membaik pap.. Joanna yang merawatku semalam..', 'Lega rasanya.. Akan kusuruh orang untuk menjemputmu..' 'No pap... I wanna to stay... I like her.. Pap...' 'Hmmm... Kau tau.. Sebenarnya Joanna juga bisa beladiri.. Hanya saja.. Hati-hati disana... Jangan melukainya... Jaga dia.. Berikan teleponnya pada Joanna..', Nero memberikan teleponnya pada Joanna. Ia mengisyaratkan untuk berbicara lagi dengan papinya. 'Halo uncle..', 'Darl... Bisakah paman menitipkan Nero disana...??hanya untuk beberapa hari saja.. Dia sedang terluka bukan? Aku harap kau bisa merawatnya sebentar sayang...' 'But... Uncle... Dad bisa marah jika tau ada laki-laki yang stay di mansion...' 'Tenang Darl... Uncle akan bilang ke Daddymu... Thank you Darl... Bye...' Tut... Tut... Tut... "Aaarrrgghh.... Sial sial sial.....", teriak Joanna kesal "Ada apa Babe?, sepertinya papiku berfikiran sama denganku..", "Kamarmu disana... Itu bekas kamar Ryan.. Jangan coba-coba masuk ke kamarku!!", Joanna meninggalkan Nero di ruang makan menuju kamarnya. Ia sangat kesal dengan keputusan uncle Tama. Joanna memilih untuk melanjutkan mengerjakan tugasnya daripada keluar kamar dan menghadapi mafia m***m.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD