"Nathan, terima kasih," ucap Naya begitu keduanya sampai di depan rumah Rey. Tubuhnya masih gemetar bukan main, kakinya sakit dan kedua lengannya terasa sedikit perih di beberapa bagian. Hingga Jonathan yang berada di sampingnya, segera turun dan berlari ke pintu mobil di sebelahnya. Membukakan pintu untuknya dan merangkulnya turun dengan sangat hati-hati. Membiarkan Mark yang ada di balik kemudi, hanya diam dan tersenyum tipis melihat tindakan tuannya. Ekspresi wajah Jonatan terlihat seperti sangat khawatir. Matanya jelas bisa melihat beberapa luka di wajah, lengan dan paling parah kaki. Ada rasa tak rela saat melihat wanitanya disakiti seperti ini. Lebih dari rasa posesif, lebih kepada rasa peduli. Betapa bejatnya dia dulu telah menyiksa tubuh ringkih ini. "Naya, aku—" Baru saja Jonat

