Rumah minimalis yang sempat ditinggalinya selama kurang lebih dua tahun itu mulai terlihat dari kejauhan. Bangunannya masih sama seperti dulu, dari luar tidak banyak yang berubah, hanya batang dan daun pohon Mangga Harum Manis yang sepertinya baru saja dipotong. Sejak menempati rumah ini, Juna suka menikmati buah mangganya yang manis menggoda kalau benar-benar matang dari pohon, tak jarang dia sering membagi-bagikan ke tetangga terdekat atau saudara hingga dibawa ke kentor. Kalau musim panen, buah mangga itu selalu banyak dan berlimpah-limpah, maka tak jarang Felicia selalu meminta Pak Yatno—tukang kebun mereka—untuk menebasnya dan menjual ke tengkulak. Sebenernya Juna tidak setuju kalau Felicia menjual buah mangga itu ke tengkulak, karena mereka masih bisa membagi-bagikannya untuk orang l

