Zayn menatap wanita yang duduk di depannya. "Lalu? Lisna mau Aga menemukan kertas itu?" tunjuknya pada undangan di tangan sang wanita. Lisna menggeleng. "Nanti saya bujuk Aga pelan-pelan. Saya akan kembalikan para Mas Zayn." "Gak usah, Lisna. Saya udah kasih buat Aga. Lagi pula, saya udah dewasa, udah gak cocok dengan mainan seperti itu," sahut Zayn sambil terkekeh. "Ibu, Ade mau main sama teman-teman," ujar Aga lalu turun dari kursi. Tangan masih menggenggam mainan barunya. "Ade punya mainan baru. Lihat, ini bagus!" teriak anak itu pada anak-anak lain yang tinggal di sana. Ia punya banyak mainan yang sering digunakan bersama dengan anak lain. Tetapi sekarang ia tidak mengizinkan siapa pun menyentuh, hanya boleh melihat karena menurutnya itu adalah pemberian pertama dari sang kakek. "

