"Papa!" Aga berlari saat melihat sang ayah sedang berdiri di depan sana. Darwin begitu terkejut mendengar suara anak bungsunya. Tetapi di sisi lain ia juga senang karena bisa bertemu anak itu setelah berbulan-bulan tidak bertemu. Dipeluknya dengan erat. "Papa kangen sama Ade," ujarnya dengan nada lirih seraya menitikkan air mata. "Papa kenapa kerjanya gak pulang-pulang? Ade nunggu Papa." "Maaf, Sayang. Maafin papa,'' ucap Darwin. Ada kesedihan dalam suara. Dipeluknya lebih erat tubuh mungil itu. Beberapa kali mendaratkan kecupan di kepala sang anak. "Papa, jangan kencang-kencang, Ade gak bisa napas." Darwin merenggangkan pelukan sembari terkekeh. "Maaf, Sayang. Papa lupa. Abisnya papa kangen banget sama Ade." Mengecup kening anaknya lama. "Ade juga kangen sama papa. Tapi Ade gak pel

