Aku Pekerja Seks Komersil

1015 Words
"Lepaskan pakaianmu Sayang ..." ucap pria gempal dengan kepala plontos itu. Alya alias Kristal menutup matanya, ia mulai melepaskan satu-persatu pakaiannya. Setelah dua tahun menjalani profesi itu, tetap saja ia selalu ingin menangis saat sedang melayani p****************g. Apalagi sekarang pelanggannya adalah pria tua, pendek, gempal dan plontos, kalau saja bukan karena sudah terbiasa, rasanya Kristal ingin muntah. "Bukan hanya wajahmu yang cantik, tubuhmu juga sangat menggiurkan Sayang, rasanya sudah tidak sabar ingin menikmati setiap jengkal lekuk tubuhmu," ucap pria itu sembari tersenyum licik. Tidak ada ekspresi apapun yang Kristal tunjukkan, dari awal siapapun yang ingin menikmati jasanya harus bisa terima bila Kristal tak akan memberikan ekspresi apapun, bahkan Kristal tidak akan menikmati apalagi mengeluarkan suara-suara saat sedang bercinta. Itu adalah perjanjian yang mereka lakukan sejak awal, dan klien harus setuju barulah Kristal mau melayani dengan tarif yang sudah di sepakati. Di antara semua pekerja komersil yang di naungi seorang mucikari bernama Mami Monic, tarif Kristal adalah yang paling mahal, tergantung siapa orang yang akan memakai jasa Kristal, bila sedang sepi pelanggan, Mami Monic bahkan menerima pelanggan dari kalangan karyawan biasa sampai mahasiswa. Tapi hari ini, Kristal mendapatkan seorang pelanggan yang merupakan seorang Manager di salah satu perusahaan asing, itu sebabnya hari ini tarif Kristal mencapai Dua puluh juta. Pria hidung belang itu mulai mendekati Kristal, ia langsung mendorong Kristal hingga terbaring di ranjang. Ia menikmati setiap lekuk tubuh Kristal dengan matanya, tetapi ia sedikit tak nyaman saat melihat kekosongan di mata Kristal, gadis itu bahkan tak berbicara apapun sejak awal mereka bertemu. "Kenapa diam saja cantik?" tanya pria itu. Kristal yang sudah tak memakai sehelai benangpun hanya diam tak menjawab. "Kenapa tak mau bicara?" tanya pria itu sedikit kesal. Karena kesal Kristal pun berbicara "Ingat dengan perjanjiannya Tuan," ujar Kristal ketus. Pria hidung belang itupun akhirnya sadar, selama ini semua wanita jalang yang melayaninya pasti akan mati-matian merayunya agar mendapat tips dari pria yang bernama Pratomo itu. Pratomo berdecih. "Dasar gadis sombong! setelah ini kau pikir masih bisa diam, kau akan mendesah untukku Sayang, " kekeh Pratomo di dalam hatinya. Ia sudah ingat perjanjian dari awal sebelum mereka melakukan transaksi, dan ia menyetujui karena sudah tak sabar menikmati tubuh Kristal yang cukup terkenal dikalangan p****************g. Perlahan Pratomo membuka semua pakaian hingga apa pun tak tersisa, kini mereka berdua dalam keadaan tak memakai busana apapun. Pratomo mengambil sesuatu dalam saku celananya, dan itu ternyata adalah sebuah pengaman. "Maaf Sayang, aku harus memakai ini karena untuk berjaga-jaga, wanita seperti kalian biasanya sangat mudah menularkan penyakit menjijikkan," kekeh Pratomo sembari memakai pengaman itu. Kristal hanya diam, ia bahkan membuang wajahnya kesamping karena muak dengan tingkah laku pria tua bangka yang tak tau diri ini. "Bukan wanita seperti kami yang menjijikkan, tapi kelakuan kalian lah yang menjijikkan!" batin Kristal. Pratomo mulai beraksi setelah memakai pengaman di miliknya, ia mulai beraksi dan menikmati semua permainannya sendiri pada tubuh Kristal. Sedangkan Kristal, seperti biasa tak ada ekspresi apapun yang ia tunjukkan. Wanita itu seperti sudah mati rasa dan hanya melakukan ini semua layaknya boneka. "Mana suaramu Sayang, mendesah lah," titah Pratomo. Namun Kristal tetap diam membisu dan mematung, tubuhnya hanya menerima tetapi sama sekali tidak menikmati. Pratomo terus membombardir Kristal dengan miliknya, tapi sayang hanya dia yang berkeringat bahkan mengeluarkan suara, sedangkan Kristal gadis itu masih saja tak merasakan apapun. Setelah berkali-kali menggempur Kristal, akhirnya p****************g itu tergeletak tak berdaya di ranjang. Melihat hal itu membuat Kristal menyakini kalau p****************g itu sudah tak memiliki tenaga lagi dan pastinya tugasnya sudah selesai. Kristal memunguti pakaiannya satu persatu. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan menangis sambil memakai pakaiannya. Kristal melihat dirinya di pantulan cermin. Penuh dengan bercak percintaan p****************g tak tahu diri itu, ia hanya bisa menarik nafasnya. "Tubuh kotor ini memang pantas untuk pria kotor!" ucapnya. Kristal melihat tubuhnya yang polos, sesungguhnya Kristal adalah gadis yang sangat cantik, di usianya yang sudah menginjak dua puluh satu tahun, gadis itu memang sedang cantik-cantiknya. Sayang, ia terpaksa melakukan semua ini demi Ibu dan Adiknya. Dalam seminggu ia harus melayani lima p****************g, dari berbagai profesi maupun umur. Kristal pernah mendapatkan pelanggan tampan bak oppa Korea, namun tak jarang ia mendapatkan pelanggan seorang pria tua yang sudah bau tanah. Namun semua ini harus ia lakukan demi biaya pengobatan Ibunya dan juga biaya pendidikan adiknya. Setelah memakai pakaiannya, Kristal keluar dari kamar mandi dan melihat pria plontos itu masih terbujur lemas di atas ranjang. Ia mengabaikan pria itu dan pergi meninggalkannya begitu saja. Sedangkan pria plontos itu terbangun setelah dua jam kepergian Kristal. Ia meraba-raba ranjang di samping dan tak mendapati siapapun. "Mana wanita jalang itu?" batinnya. Akhirnya, ia sadar kalau Kristal sudah pergi meninggalkan dirinya. "Aku merasa sedang bercinta dengan boneka seks, gadis itu sangat cantik dan menggiurkan, sayang ia sepertinya sudah mati rasa," kekeh pria itu. "Meskipun begitu, entah kenapa aku masih ingin memakai jasanya," ucapnya. Pratomo menghubungi Mami Monic dan mengatakan kalau ia puas dengan service yang di berikan oleh Kristal, lain waktu ia masih ingin menggunakan jasa Kristal. Tentu saja hal itu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Mami Monic, karena selama ini meskipun ada persyaratan aneh yang di ajukan oleh Kristal untuk melayani para Kliennya, namun tetap saja mereka semua puas dengan pelayanan Kristal. Pratomo bahkan memberikan Mami Monic tips, sebenarnya ia ingin memberikan langsung kepada Kristal, sayangnya gadis itu malah pergi lebih dulu sebelum ia bangun. Mami Monic yang begitu bahagia, hanya bisa tertawa puas setelah mendapat transferan sebesar lima juta hanya untuk sebuah tips. "Kristal benar-benar yang terbaik!" teriak Mami Monic yang sudah melompat-lompat kegirangan. Sementara Kristal, ia menaiki taksi menuju kediaman Mami Monic, ia harus berganti pakaian di sana sebelum pulang ke rumahnya. Kristal mengaku kalau ia bekerja di sebuah Restoran yang buka dua puluh empat jam, itu sebabnya Ibu dan Adiknya tak pernah curiga bila Kristal pulang pagi hari. Kristal melihat jam tangan yang ada di pergelangan kirinya, jam sudah menunjukkan pukul empat pagi. Tubuhnya terasa lelah, rasanya sudah tak sabar ingin mandi untuk membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa percintaan p****************g yang baru ia layani. Beginilah hari-hari yang harus Kristal lalui dua tahun terakhir ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD