PART. 4

1008 Words
Hari ini sepanjang siang, sore, dan malam, Kirana habiskan bersama Pak Arsyad, Ayah angkat yang kini sudah menjadi Ayah mertuanya. Usai makan malam, dan salat Isya bersama Pak Arsyad, Kirana kembali ke kamarnya, setelah Ayahnya beristirahat. Sejak Ayahnya masuk rumah sakit, Kirana memang jadi kurang tidur. Malam ini ia ingin segera membayar hutang tidurnya. Tapi ia tidak ingin tidur satu tempat tidur dengan Arsyl, ingin tidur di kamarnya dulu, juga tidak mungkin. Kirana tidak ingin hal itu akan jadi bahan pergunjingan para pelayan nanti. Akhirnya Kirana memutuskan tidur di atas sofa, yang ada di dalam kamar Arsyl. Sofa itu tampaknya cukup nyaman untuk ditiduri baginnya. Kirana mengambil bantal, dan selimut dari atas tempat tidur. Direbahkan tubuhnya di atas sofa. Entah sudah berapa lama Kirana tertidur ketika ia mendengar pintu kamar seperti dibuka. Kirana mengintip dari balik bulu matanya. Arsyl masuk dengan stelan jas abu-abu. Jambang, dan kumisnya sudah tidak nampak lagi di wajahnya. Dengan wajah bersih seperti itu, Arsyl tampak lebih muda sepuluh tahun dari usianya. Saat menyadari Arsyl menatap ke arahnya, Kirana segera menutup rapat kelopak mata. Sesaat kemudian terdengar bunyi air jatuh di lantai kamar mandi, lalu bunyi air jatuh berhenti. Kirana membuka matanya, saat ia memandang ke arah pintu kamar mandi, tepat disaat Arsyl ke luar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang d**a, dan dengan mata menatap tepat ke arahnya, Kirana langsung memutar tubuh membelakangi Arsyl. Kirana merasa jengah dengan tatapan Arsyl ke arahnya yang entah apa artinya. Tiba-tiba Kirana merasa tubuhnya melayang, ia membuka mata, dan betapa kagetnya saat wajah Arsyl yang tengah membopongnya tepat berada di atas wajahnya. "Kau mau apa? Lepaskan aku!" pekik Kirana tertahan. Arsyl melepaskan Kirana, dan tubuhn Kirana mendarat di atas kasur yang empuk. Seperti tadi siang, Arsyl merangkum kedua tangan Kirana yang kecil dengan satu telapak tangannya yang besar. Arsyl menjepit pinggul, dan kaki Kirana dengan lutut, dan kakinya. "Kau mau apa?" "Eeh kau bilang kau anak berbakti pada Ayah'kan, nah buktikan sekarang baktimu pada Ayahku!" "Apa maksudmu?" "Maksudku ... mulai malam ini, kita akan mewujudkan keinginan Ayah untuk memberinya cucu." "Apa maksudmu?" "Apa maksudmu lagi? Kau bego ya? Tentu saja maksudnya kita akan menghabiskan malam dengan tidur bersama!" "Aku tidak mau tidur denganmu, aku tidak mau!" Kirana menggeliat ingin melepaskan diri. Tangan Kirana dilepaskan Arsyl, sementara Arsyl melepasi bagian atas piyama, dan bra Kirana. Tangan mungil Kirana memukuli d**a Arsyl dengan kuat. Arsyl menyambar tangan Kirana, dan merentangkan ke samping sejauh bentangan yang bisa. Jemari Arsyl menaut jemari Kirana. Kirana terus meronta sehingga membuat Arsyl merasa hilang kesabarannya. Dilumatnya bibir Kirana dengan kasar, dipagutnya lidah Kirana dengan kuat. Saat bibir Arsyl mengisap ujung buah dadanya, Kirana mulai lemah peralawanannya. Arsyl melepaskan genggaman tangan mereka, tangan Arsyl mulai ikut beraksi meremas d**a Kirana. "Enghhh ... ahhh ...." terlontar juga akhirnya desahan dari mulut Kirana, yang membuat Kirana sangat malu jadinya. Tangan Arsyl turun ke pangkal paha Kirana, menyusup ke balik celana yang dipakai Kirana. Kirana menjerit saat tangan Arsyl meremas miliknya, tubuhnya mengejang, dan akhirnya, kepala Kirana terkulai lemas di atas bantal. Seperti tadi siang, Kirana jatuh pingsan. Arsyl termangu melihat kenyataan di depannya, baru kali ini ia bertemu wanita yang selalu pingsan saat ia ingin menjamah miliknya. Dipandangi wajah cantik Kirana setelah ia turun dari tubuh Kirana. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh Kirana seperti tadi pagi. 'Huuuhhh! Dia pingsan lagi!' Arsyl masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan, dan membasahi kepalanya. Rasanya ia tidak mungkin menahan hasratnya, yang sudah bergolak sejak tadi siang saat melihat tubuh telanjang Kirana. Arsyl membuka lemari pakaian, ia mengambil kemeja hitam, dan celana jeans hitam untuk dipakai. Arsyl ingin mencari seseorang yang bisa menghilangkan rasa sakit dikedua kepalanya. -- Arsyl sudah tiba disebuah club elite yang dikunjungi orang-orang berduit yang haus akan kesenangan dunia. Club ini milik Sam temannya, Sam sering berkunjung ke Singapura, dan bertemu dengan Arsyl di sana. Sudah lama sekali Sam mengundang Arsyl untuk bisa datang ke club miliknya. Di hadapannya kini duduk Sam bersama Tantri yang dikenalkan Sam sebagai teman kencan Sam malam ini. "Jadi sudah kau putuskan untuk menetap di sini ya?" tanya Sam pada Arsyl. "Ya begitulah, demi Ayahku," jawab Arsyl. "Baguslah, artinya kita akan sering bertemu, hmmm ... kau ke sini bukan hanya sekedar ingin menemuiku kan?" selidik Sam. "Tentu saja tidak Sam, kau pasti tahu yang aku inginkan," jawab Arsyl. Sam tertawa nyaring. "Akan aku perkenalkan kau kepada seseorang yang akan mampu membuatmu melayang," ucap Sam, sebelum ia melambaikan tangan pada seorang wanita yang duduk bersama wanita lainnya tidak jauh dari meja mereka. Arsyl menatap wanita yang berjalan dengan lenggok, dan senyum mengundang kearahnya. "Sweety, tolong temani temanku ini malam ini ya, Arsyl ini Yolan, Yolan ini Arsyl." Sam memperkenalkan mereka berdua. Keduanya berjabat tangan, dan mulai terlibat obrolan. Tidak berapa lama kemudia Sam, dan Tantri meninggalkan mereka berdua. Karena niat Arsyl hanya ingin menghilangkan sakit kepala saja, dan tak ingin melibatkan perasaan dalam urusan ini, karenanya tanpa banyak bicara Arsyl, dan Yolan sudah berada dalam salah satu kamar di club itu. Yolanda sudah topless di depan Arsyl, direbahkan tubuhnya dengan paha terbuka selebarnya untuk memperlihatkan miliknya. Arsyl sudah berada di atas Yolan, tapi ia belum melepas pakaiannya. Arsyl melumat bibir Yolan sedikit kasar, diremasmya buah d**a Yolan juga sedikit kasar, terdengar desahan, dan erangan dari mulut Yolan. Tangan Arsyl merayap ke pangkal paha Yolan, dan diremasnya kuat milik Yolan, sehingga membuat Yolan melenguh, dan mendesah dengan suara, dan mimik muka yang sangat seksi menggoda. Entah kenapa yang terlihat di mata Arsyl justru wajah Kirana, dan pekik ketakutan Kirana yang mengiang di telinganya. Ingatan pada Kirana yang selalu pingsan saat dijamahnya, dengan spontan menguapkan hasrat yang menggebu di tubuh Arsyl, dan menghilangkan sakit kepalanya. Arsyl segera menjauhi tubuh Yolan. "Bangun, dan pakai lagi pakaianmu," ujar Arsyl, sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangannya juga membasahi wajah  dan rambutnya. Yolan sudah berpakaian lengkap saat Arsyl ke luar dari kamar mandi. Arsyl menyerahkan segepok uang ke tangan Yolan, tapi Yolan menggelengkan kepalanya. "Saya tidak melakukan apa-apa malam ini untuk anda, anda tak perlu membayar saya," tolaknya. "Ambilah, kau sudah menemaniku malam ini, terimakasih Yolan." Arsyl meletakan uang di tangannya di atas ranjang tempat di mana Yolan duduk, sebelum ia ke luar dari kamar itu. --BERSAMBUNG---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD