bc

The Dark Side : Davin and Azzura

book_age16+
4
FOLLOW
1K
READ
dark
possessive
others
age gap
arrogant
badgirl
drama
tragedy
bxg
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Tentang kepercayaan kepada seseorang yang dia cintai...

"Azzura, aku tahu kau tak akan melakukan hal ini kan? Aku percaya padamu, sampai kapanpun aku percaya padamu, apapun yang kau lakukan aku memafkanmu Azzura" lirih Davin membuat Azzura sedikit menegang mendengar ucapan Davin.

.

"Maka aku akan melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, karena kau akan memaafkan aku sekalipun aku membunuh orang tuamu" desis Azzura dan langsung mengangkat senjata kearah Maginta.

Warning! terdapat kekerasan jadi yang tidak menyukai diharap mundur terima kasih

Jika menemukan cerita sama selagi nama penulis sama itu punya saya

chap-preview
Free preview
Hari Awal Segalanya
"Tidak! Jangan sentuh aku! Jangan sentuh aku b******k! Jangan sentuh aku!" Histeris seorang pemuda berusia 15 tahun disudut ruko kosong sambil berjongkok dan menutup kedua telinganya. Sesekali, ia akan memberontak jika orang-orang didepannya menyentuh dirinya. Menepis keras tangan-tangan itu dengan brutal lalu kembali menyudutkan dirinya sendiri dengan tangis sedih yang tak kunjung berhenti sejak tadi. Plak! Suara tamparan keras menggema di ruko kosong itu, saking kerasnya pipi pemuda itu memerah hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar dan tubuhnya yang kembali terbaring setelah kerahnya ditarik paksa karena kesal mendengar ia selalu berteriak bahkan memukul mereka. Salah satu laki-laki dengan muka yang sangat berjongkok lalu mengapit kedua pipi pemuda itu dengan kasar hingga wajah tampan namun babak belur itu mengerut menahan sakit. "Dengar! Kau sudah dijual oleh keluargamu! Jadi jangan membuat kami marah karena mendengar teriakan memuakkan itu! Kami berhak melakukan apapun padamu bahkan kami bisa melenyapkanmu sekarang juga!" peringatnya kasar sambil kembali menghempaskan wajah pemuda itu lalu tertawa diikuti ketujuh teman-temannya. Merasa menang melihat pemuda itu menangis terluka mendengar kenyataan bahwa dirinya dijual oleh keluarganya sendiri. "Tidak! Itu tidak mungkin! Ayah dan Ibu tidak mungkin melakukan itu! Kalian bohong! Kalian pembohong, b******n!" raung pemuda itu berusaha berdiri dan menerjang mereka namun yang ia dapatkan tinjuan di wajah dan tubuhnya, tindakannya menyulut amarah kedelapan laki-laki preman itu. "Beraninya kau berteriak dan menyerah kami!" Bugh! Bugh! Bugh! Tendangan dan u*****n pemuda itu dapatkan, namun tak ada perlawanan karena merasa dirinya sudah tidak ada guna lagi jika melanjutkan hidup setelah fakta itu terkuak membuat dadanya berasa ditimpa berton-ton beban. Kesedihan melandanya hingga air mata terus bercucuran namun suara tangisnya tak keluar, hanya sesekali rintihan sakit akibat tendangan dan pukulan lolos dari mulut yang mengeluarkan darah segar itu. Setelah merasa puas telah melampiaskan rasa kesal dan amarahnya, kedelapan preman itu berhenti dan tersenyum sinis melihat mangsanya tergeletak pasrah dengan luka dan darah segar ditubuhnya. "Walau seperti itu, dia masih terlihat tampan dan malah terlihat seksi" ucap salah satu preman itu dengan seringai mesumnya membuat teman-temannya terbahak. "Kalau begitu kenapa kau tidak mencicipi bocah itu? Lumayan kan sebelum kita menghabisi dia dan menjualnya ke rumah b****l untuk dijadikan lacur versi laki-laki" "Apalagi wajahnya tampan, kita bisa kaya dalam sekejap" "Hahahahaha" Tawa itu kembali menggema setelah saling melontarkan ucapan kejam mereka dan membayangkan uang banyak hasil menjual bocah itu. Sedangkan pemuda yang masih terbaring lemas itu bergidik ngeri mendengar ucapan tak manusiawi itu bahkan kedua mata yang bengkak itu menyipit tajam saat salah satu dari preman itu berjalan menghampirinya. Yang ia ingat, dia adalah laki-laki yang mengatakan bahwa dirinya seksi. Berusaha tegar dan bersiap untuk membunuh laki-laki itu jika apa yang dipikirkannya terlaksana. Bahkan jika perlu, ia akan mati pada saat itu juga. "Kenapa bocah? Kau takut? Haha, jangan takut aku tak akan melakukan yang akan membuatmu sakit. Malah aku akan membuatmu merasa nikmat dan ketagihan" ujar preman berkepala plontos itu menyadari raut takut dan mengancam yang dipancarkan mangsanya itu.  "Ja..ngan mendekat atau -" "Atau apa bocah?" Ancaman pemuda itu terpotong saat dirinya sudah terduduk dengan rahang yang dicengkeram kuat oleh preman itu. Kedua tangan kecil itu mengepal takut mengabaikan suara tawa dari sekitarnya, fokusnya kini memikirkan bagaimana dia menghabisi mereka semua terutama laki-laki didepannya yang kini menyeringai sebelum wajahnya menyusup keceruk lehernya mengabaikan penolakan yang sepenuh tenaga pemuda itu lakukan bahkan tangisannya semakin kencang saat merasakan tangan yang kini menggenggam bagian sensitifnya. "Tidak! Lepaskan! Jauhkan tanganmu dari badanku sialan! Lepaskan aku!" raung pemuda itu namun tak diindahkan oleh preman yang kini sudah mulai menelanjanginya. Jerit tangisnya semakin keras saat celananya akan dilepas. "Diam! Dan nikmati saja bocah!" Namun pemuda itu semakin memberontak apalagi saat badannya dibalik dan kedua kakinya ditekuk hingga pantatnya terekspos dan berada lebih tinggi. "Tidak! Ayah! Ibu! Tolong aku!, Tolong Davin!!!" jerit pemuda dengan rintihan pedih dan rasa takut yang menghantamnya, berulang kali memohon pertolongan namun ia sadar tak akan ada yang mendengarnya. Seberapapun ia menangis dan meraung tak akan ada yang menolongnya, apalagi Ayah, Ibu dan adiknya yang tega menjualnya. Davin bersumpah, setelah ini ia akan membunuh dirinya sendiri percuma dirinya selamat bukan hanya fisik yang terluka namun mentalnya pun terluka bahkan sangat parah. "Ahhh!!!!" Teriakan itu menggelegar diiringi tawa membahana di ruangan itu menyisakan isak tangis pilu penuh kesakitan yang terdengar merasa hancur akan hidupnya. Tak ada harapan untuk dirinya. *** Dilain tempat, suasana tegang di ruangan itu sangatlah terasa. Aura marah tercetak jelas diraut wajah seorang pria muda setelah mendengar laporan dari anak buahnya, bahwa mereka kehilangan jejak targetnya. Parahnya, sang target berada ditangan yang berbahaya dan itu membuat pria itu meraung marah dan memukul pengawalnya dengan membabi buta melampiaskan rasa kesal dan kecewanya. "Harusnya kau tak se-ceroboh itu! sekarang bagaimana? Bagaimana kau mengatasi masalah akibat kecerobohan mu hah! Jawab, sialan!" Namun mereka semua bungkam, karena memang mereka tak bisa melakukan apapun mengingat ini adalah kesalahan mereka. Padahal mereka yakin, target utama sudah diserahkan kepada orang yang benar dan bahkan Tuannya sendiri yang memeriksanya. Tapi kenapa sekarang malah seperti ini? Target utamanya menghilang tanpa jejak meninggalkan orang-orang yang dipercayai tergeletak begitu saja ditengah jalan yang cukup jauh dari kawasan rumah Tuannya. "Aku melawan orang yang salah! Bahkan kepalaku terasa sakit memikirkan akibat untuk kedepannya. Pasti tak akan mudah aku hadapi" gumam pria yang tengah menundukkan kepalanya itu. Hati yang khawatir dan tak tenang kini ia rasakan, belum lagi reaksi istrinya nanti ketika mendengar perbuatannya yang tak bermoral ini. "Maafkan aku, maafkan aku"  *** "Tunggulah, tunggulah semuanya dengan perasaan bersalahmu itu! Rasakan lah apa yang aku rasakan sekarang sebagai penebus dosa mu" ujar orang itu di gelapnya malam dengan pandangan tajam menghunus sebuah rumah didepannya. Jika lebih teliti, kobaran dendam dan rasa sakit hatinya terlihatlah dengan jelas dikedua mata bulat itu "Dan jika sudah tepat waktunya, aku akan mengakhiri semuanya.... tanpa sisa" Alam seolah berkonspirasi dengan ucapannya yang gelap dengan meniupkan angin kencang beserta hujan gerimis serta guntur yang gemuruh menjadi saksi atas ucapan yang terlihat seperti janji yang diucapkannya barusan. Dan inilah awal mula semuanya dimulai, balas dendam yang ia ciptakan sendiri untuk membalas semuanya tanpa sisa dengan caranya sendiri, tentu saja.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.6K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Oh, My Boss

read
386.8K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.2K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.5K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook