Oh astaga aku sampai lupa jika kita sedang memanggang telur, karena semua ini, aku jadi lupa tentang keadaan perutku yang kelaparan. Lactris berubah lagi menjadi Chadrish. Aku agak kaget melihat perubahan itu, meski yang lebih menebarkan ketika melihat dia berubah menjadi sosok hewan, tapi yang seperti ini juga agak membingungkan.
“Sepertinya aku harus terbiasa dengan hal ini, mengingat aku juga bisa berganti-ganti jiwa seperti itu.” Aku menggumam pelan saat pergantian itu terjadi.
“Banyak bicara, uh aku bahkan sampai lupa jika harus makan.” Chadrish mengeluh. Rasanya agak aneh berada di hadapan seseorang yang seolah memiliki kepribadian ganda, ada sensasi dan perasan yang sedikit menakutkan.
Chadrish mengupas tanah yang melapisi telur itu, ia melakukannya dengan tangan kosong seolah dirinya tak merasa kepanasan. Setelah lapisan tanah terlepas, aku melihat warna putih yang merupakan cangkang telur itu, barulah aku benar-benar percaya jika yang dia panggang memang telur sungguhan.
Aku hanya memperhatikan saja dia saat bekerja, selain aku takut jika itu masih sangat panas, dia juga tak minta bantuanku. Kulihat jari-jari putih itu mengelupas tanah dari telur.
“Langsung pergi begitu saja, padahal aku belum selesai.” Aku bergumam dengan ketus, hal itu membuat Chadrish menoleh ke arahku. Dia tersenyum,
“Masih ingin mengobrol? Aku akan memanggil dia lagi kalau begitu.” Chadrish segera menawarkan diri. Maka aku segera menggelengkan kepala.
“Tidak juga, aku hanya ingin tahu nama-nama yang lainnya, kau juga pasti tahu bukan.” Aku tak ingin mengobrol, hanya penasaran saja dengan nama-nama tiga orang lainnya dengan jiwa ganda di dalam tubuh mereka. Tak nyaman rasanya jika aku sama sekali tak tahu nama mereka padahal sudah bertemu dan sedikit mengobrol. Meski aku kurang nyaman dan suka diakibatkan pertemuan kami terjadi akibat insiden menyebalkan ini. Insiden yang membuatku harus pergi ke dunia yang antah-berantah meninggalkan sahabatku dan pendidikanku begitu saja.
Chadrish tentu tahu apa yang kumaksud, dia segera melanjutkan aktivitasnya. Ia melanjutkan mengupas semua tanah kering yang membatu itu, aku yakin jika suhu tanah itu masih sangat panas, hebat sekali dia mampu melakukan itu. Seluruh tanah perlahan ia enyahkan dari telur tersebut.
Memperhatikan dia membuang semua tanah panas dari telur itu. Aku baru melihat jika telur itu memang seperti telur seekor burung, tekstur cangkangnya tampak halus dan lembut, warnanya putih bersih. Jika dilihat-lihat, dia tampak tak terganggu dengan tanah yang panas itu, bahkan dia dekat dengan api juga tak merasakan panas, apakah tubuhnya memang bagus dan memiliki daya tahan bagus terhadap sihir .
“Apa kau tak merasa panas dengan itu? Kupikir, tanahnya pasti panas.” Aku mencoba bertanya padanya.
Ia menoleh padaku sambil kedua tangannya masih memegang telur tersebut. “Sebenarnya tanah ini terasa panas, tapi aku sudah terbiasa dengan api Lactris, ini terasa hangat bagiku.”
“Pantas saja.” Aku menyahut. Pada saat itu ia menepuk-nepuk kedua tangan membiarkan telurnya berdiri begitu saja. Ia menyingkirkan kotoran pada telapak tangannya dengan cara melakukan itu. Setelahnya ia mulai mengupas kulit telur dengan cara memukul-mukulkan tinjunya, cangkang telur mulai retak ketika tinju itu terus membentur ke daerah yang dirinya targetkan.
Selama aktivitas itu, aku hanya menonton menyaksikan apa-apa saja yang dirinya lakukan. Jujur saja ini adalah adegan pertama aku melihat seseorang membuka kulit telur dengan cara seperti ini, wajar saja karena telurnya berukuran besar. Aku jadi penasaran burung sebesar apa yang membuat telur sedemikian besar seperti ini.
Chadrish tak membuang cangkangnya, ia menggunakan cangkang itu sebagai piring, ia memisah telur memotongnya sebagian kecil untuk didinginkan.
Setelah agak dingin maka kami menyantap telur bakar ini, uh rasanya tak enak ketika kau sedang makan dan di sekelilingmu banyak pasang mata yang memperhatikan. Itu benar-benar tidak nyaman, hanya saja aku memang ingin makan dan menghabiskan semuanya, tak ada protes apa-apa.
“Jadi, bagaimana dengan sesi kenalannya?” tanyaku karena ini belum juga mendapatkan jawaban darinya.
“Oh, benar juga, aku hampir lupa.” Ia membalas. Ya ampun, padahal aku sudah menunggu, tapi dia malah tak ingat untuk mengatakannya. “Aku juga belum mengenalkan nama secara lengkap juga ya, maaf soal itu. Seperti yang Lactris katakan, situasi ini tak mendukung kita untuk melakukan semuanya.”
“Aku paham.” Aku mengangguk pelan. Sambil menunggu telurnya agak dingin, tak ada salahnya sedikit mengobrol. “Mari kita dengar nama-nama semua orang.”
“Oke, kalau begitu ....” Ia beranjak berdiri lalu menghadap ke arahku. “Yang pertama, Nona sudah tahu nama Lactris dan namaku, nama lengkapku adalah Chadrish Nouglahaern.” Ia memperkenalkan diri dengan gerakan aneh yang susah untuk kugambarkan, sepertinya ini perkenalan formal ala dunia ini. Ia tersenyum lalu kembali duduk.
“Jika Nona ingin tahu teman-temanku, akan kuberi tahu mereka sebelum nanti kau berkenalan sendiri dengan mereka.” Ia menjeda sesaat, sementara aku tak mengatakan apa-apa karena menunggu ia berbicara. “Yang rambutnya merah muda itu adalah Smmera Morglainne, tubuh utamanya adalah Cerreniyre Svheanander.”
“Yang rambutnya ungu namanya Xeraine Cla'dray, dan tubuh utamanya bernama Evalial Serarreinn. Terakhir, lelaki sok dingin dan kadang kasar namanya Le’theo Thriellivust, tubuh utamanya bernama Zhevarous Lidgardherus. Kami bereinkarnasi pada para penyihir muda ini karena takdir membuat kita semua terhubung.” Dia mengenalkan satu-persatu orang-orang yang seharunya ada bersama kami.
Baiklah, aku tak ingat nama lengkap mereka, hanya nama awalannya saja yang dapat kutangkap. Gila, susah sekali nama-nama mereka, orang tua mereka pastilah luar biasa. Aku jadi bertanya-tanya kenapa mereka harus memiliki nama-nama yang sangat sulit untuk diucapkan olehkuーyang jelas tak terbiasa dengan pengucapan nama-nama aneh dan sulit itu.
“Aku masih tak mengerti kenapa kalian menyebutnya sebagai reinkarnasi,” gumamku pelan ketika Chadrish menyinggung mengenai keadaan jiwa mereka yang melakukan reinkarnasi.
“Aku akan mengingat nama mereka. Sayang sekali mereka tak ada di sini.” Aku membalas perkataannya, memang disayangkan karena mereka tak ada di sini, aku ingin mereka juga merasakan penderitaanku ketika berada di dalam hutan menyeramkan ini, oh sudah kubilang kata “Menyeramkan” akan sering kukatakan. Karena itu adalah nama lain dari tempat ini, menurutku.
“Ya, memang sangat disayangkan. Karena kesalahan ini juga, kita membuang banyak waktu, harusnya kita sudah menjumpai Laharguiddel dan berkunjung ke Istana Kerajaan ....”
“Kalian punya istana?” Aku tak sengaja menyela perkataannya, tapi dia tampak tak keberatan ketika perkataannya disela, malah dia tampak senang ingin memperkenalkan segala hal mengenai dunianya. Aku tak perlu meminta maaf.
“Ya, wilayah manusia dibagi menjadi dua kubu, kubu pertama adalah manusia biasa, dipimpin oleh raja. Kubu kedua adalah wilayah penyihir yang dipimpin oleh tujuh penyihirーharusnya ada tujuh, tapi saat ini hanya ada empat wanita saja. Ketujuh penyihir memiliki beberapa penyihir di bawahnya yang bertugas mengurusi dan membantu tugas mereka. Hukum para penyihir ditegakkan oleh mereka, namanya Laharguiddel.” Dia benar-benar suka memberitahukan tentang dunianya.
“Laharguiddel?” ulangku, aku ingin tahu tentang ini. Aku bisa mengucapkannya dengan baik, menurutku.
“Ya, aku salah satu anggotanya. Beberapa ratus tahun lalu, Laharguiddel adalah nama dari tujuh penyihir terkuat, Tapi setelah kematian mereka, nama itu diubah fungsi menjadi hukum dan keadilan bagi para penyihir. Saat ini, Laharguiddel memiliki banyak anggota, terdiri dari beberapa jenis penyihir. Kerajaan sangat bergantung pada mereka, apalagi ketika memasuki perang dan perluasan wilayah.”
“Mereka mati dan masuk ke dalam tubuh baru di zaman ini? Yangーmenurutmu ituーdinamakan reinkarnasi?” kataku mengasumsikan.
“Ya, begitulah.”
“Lalu ke mana perginya yang tiga lagi?” Aku mengubah posisi duduk dan meluruskan kaki, agak pegal juga duduk terlalu lama.
“Kami mendapat berita jika dua yang lain ada di duniamu, Nona.” Dia menjawab dengan kurang antusias. Sepertinya dia agak sedih karena ketujuh wanita tak berkumpul di tempat yang telah ditentukan.
“Lalu yang satunya?” tanyaku lagi, maka Chadrish menunjuk ke arahku.
“Tepat berada di depanku,” jawabnya dengan senyuman.
“Nona Xhellvana?” tebakku. Tebakan yang tak ada gunanya dan t***l, sudah jelas jika dia orangnya, siapa lagi memangnya? Bodohnya aku.
“Ya, Nona Xhellvana adalah penyihir luar biasa, dia ditakuti dan dihormati semua makhluk, hal itu menjadi alasan dia secara tak langsung diangkat menjadi pemimpin. Meski beliau sendiri tak mengakui nama Laharguiddel dan tak mau menjadi pemimpin.” Aku mengangguk-angguk saja, tak memberi komentar apa-apa tentang pernyataan itu. Dengan karakter galak dan keras kepalaーditambah sikap dan kelakuan yang seenaknya, wajar jika dia melakukan itu. Aku tak akan bertanya lebih.
“Omong-omong, boleh aku tahu siapa nama ketujuh orang itu?” tanyaku, aku agak penasaran dengan nama-nama para gadis yang katanya sangat kuat itu.
“Tentu saja, cepat atau lambat, Nona akan menemui mereka.” Tampaknya Chadrish sudah menunggu pertanyaanku yang satu ini, terlihat jelas dari ekspresinya. Aku tak menanggapi, meski tak ingin itu terjadi, jika sudah menjadi bagian takdirku, toh mau tak mau itu pasti akan kualami juga.
“Nama pertama adalah Xhellvana Souvannieurishavienter. Penyihir luar biasa dan sampai sekarang belum ada yang bisa menandinginya,” katanya dengan teramat sangat bangga mengatakan itu seolah Chadrish sangat mengagumi Nona Xhellvana atau dia memiliki hubungan darah dengannya. Uh, aku langsung lupa nama lengkapnya, bagaimana bisa dia memiliki nama sesulit itu?
“Oh oke, dia yang kasar dan keras. Ditambah dingin dan mengerikan.” Aku bergumam melontarkan ejekan dan mengungkapkan fakta. Selagi dia beristirahat, aku bisa bebas bicara tentangnya, dia tak akan mengamuk memarahiku.
“Ya, kurang lebih seperti itu.” Ia menyahut sambil mengangguk.
“Yang berada di tempat wilayah penyihir adalah: Layfrillihyerra Cahalynestre, Verreyira Anngelarhiecantyrus, Rhiollianna Helfinderniglohorus dan Elraynest Cyndraegannierr. Yang belum ditemukan adalah: Zehaxiel Insentruineyvieor dan Alysianeirra Zephyrinneharvorus.” Ia berbicara begitu fasih.
Aku membuka rahang penuh rasa terkejut. Aku merasa jika Chadrish sedang mengucapkan mantra sihir dari pada mengatakan nama-nama setiap orang. Oh, yang benar saja, siapa yang memberi nama sesulit itu? Kepalaku langsung pening dan berputar-putar, susah sekali nama-nama mereka. Bagaimana bisa Chadrish mengingat nama-nama macam itu? Aku bahkan langsung lupa saat dia selesai bicara. Terlebih, dia benar-benar fasih menyebutkan nama-nama sebelumnya seolah lidah dan mulutnya telah terbiasa.