23 – Membersihkan Kekacauan

1039 Words
Gunting sendiri berhenti beberapa sentimeter di depan pipi Meghan. Xhellvana tak benar-benar berniat melukai Meghan, ada beberapa alasan dia tak mau melakukan itu. Intinya, saat ini dia hanya ingin menakuti dan membuat Meghan merasa jera saja. Ancaman seperti ini membuatnya berharap jika di masa depan Meghan tak akan berbuat macam-macam lagi pada Elysse. “Pengecut, mentalnya sangat lemah. Aku tak akan menyangka jika kau akan bereinkarnasi dengan itu.” Setelah mengatakan itu, Xhellvana kemudian berdiri menyingkir dari atas tubuh Meghan lalu melempar gunting ke arah samping di mana dinding berada, gunting tersebut terbang dalam kecepatan luar biasa sebelum akhirnya menembus dinding, bukan hanya menusuk, tapi sampai menembus dan pergi entah ke mana. Jelas jika kekuatan lemparan yang Xhellvana berikan sama sekali tak lemah. Seseorang bisa kehilangan nyawa seketika saat terkena lemparan gunting tersebut. “Ahh...” Elysse menggeleng kepala dengan lemah, ia sempoyongan, Kini keadaan badannya lemah, dia sudah mengambil alih lagi. Xhellvana menarik diri secara tiba-tiba dan membiarkan Elysse kembali mengambil alih badannya. Perlu waktu beberapa detik bagi Elysse untuk kembali merasakan sekujur tubuhnya, ia juga perlu menyerap apa yang terjadi sebelumnya. Sementara dalam keadaan itu, ia merasa tak bertenaga seolah belum makan selama beberapa hari. Mungkin saja itu adalah efek samping dari tubuhnya yang diambil alih oleh sosok lain di dalam tubuhnya. “Terima kasih untuk itu, ah perutku sakit sekali.” Elysse kembali meringis saat merasakan sakit. “Nona baik hati, apa kau bisa melakukan sesuatu pada ....” Elysse menyentuh perutnya dan lukanya sudah tertutup sepenuhnya, tak ada bekas luka apa-apa, tapi memang rasa nyeri dan perihnya masih dapat ia rasakan. Bekas tusukan gunting sudah benar-benar lenyap dari tubuhnya, sama sekali tak memerlukan penanganan apa-apa, padahal itu luka yang cukup besar. “Oh, bagus. Aku memiliki kemampuan regenerasi yang sangat cepat, aku benar-benar sudah abnormal.” Elysse jatuh berlutut karena lelah, ia memandang sekitar sebelum kemudian mendapati banyak kekacauan yang terjadi. Dia merasakan jika seluruh energinya terserap habis, kepalanya masih pusing berputar-putar. Dirasuki itu rasanya benar-benar tak enak dan menakutkan karena kadang kau tak akan sadar apa saja yang telah tubuhmu lakukan selama dirasuki, kemudian setelah sadar dari kerasukan, kau akan merasakan nyeri dan lelah luar biasa, itu bagaikan kau telah berlari sejauh beberapa ratus meter sambil menggendong orang dewasa. “Betapa kuatnya wanita yang ada di dalam tubuhku, dia lebih mengerikan dari makhluk yang paling mengerikan.” Elysse menggeleng-gelengkan kepala, benar-benar takjub dengan apa saja yang telah diperbuat oleh Xhellvana, lukanya pulih meski ada rasa sakit yang masih bersemayam di sana, lalu keempat wanita di sini langsung tak sadarkan diri dan pastinya mereka memiliki beberapa cedera, tentu saja cedera yang tak mengancam nyawa. *** Tumben sekali wanita ini datang pada saat yang tepat di mana aku benar-benar memerlukannya, jujur saja ditusuk itu adalah rasa yang sangat menyakitkan, aku tak mau merasakan untuk kedua kalinya. Sepertinya aku langsung pingsan setelah mendapatkan tusukan itu, lalu ketika keadaanku yang sedang pingsan, wanita ini langsung mengambil alih tubuhku dan melakukan segala ... segala hal yang entah bagaimana caranya semua sudah seperti ini. Sungguh rasanya sangat melelahkan, aku tak memiliki energi, tapi bagaimanapun juga aku harus segera mengurus semua ini. Tak mungkin aku membiarkan seseorang melihat kejadian seperti ini, terlebih pakaianku rusak, banyak darahnya pula. Aku meraih kacamataku dan segera kukenakan. Oke, setelah aku sembuh, aku harus berbuat apa? Meghan sudah melihat sisi lain dari diriku, kuharap dia tak akan macam-macam lagi denganku, semoga saja. Aku segera melepas baju yang robek dan penuh darah ini, kubuang ke tempat sampah, hanya dengan mengenakan pakaian dalam yang sudah rusak dan tak beraturan, aku mencuci badanku yang banyak darahnya, ah sepertinya celanaku juga harus dicuci. Maka aku segera membersihkan semuanya. Setelah selesai, aku melepaskan jaket dan celana jeans milik Aldrea yang ukurannya hampir sama denganku. Aku mengganti celana basahku dengan celananya. Bagusnya Aldrea mengenakan kemeja, ia tak akan ada masalah jika jaketnya kucuri. Setelah mengenakan jaket dan celana, segera saja kubersihkan kekacauan yang terjadi, meski agak pusing dan lelah, aku tak mau sampai semua ini diketahui publik. Oh s**l, ternyata darahku banyak juga yang keluar, pantas saja aku merasa lemas dan lelah, aku kekurangan darah, bukan hanya karena kehabisan tenaga dan efek samping dari kerasukan. Aku juga membersihkan darah yang tercecer dari tangan dan kaki Cassandra, hanya kencing Meghan saja yang kubiarkan, karena itu terlalu jijik bagiku untuk membersihkannya. Tanpa bayaran yang setimpal, siapa yang mau melakukan hal tersebut? Membersihkan air kencing wanita dewasa? Oh astaga, lupakan. Perlu waktu lebih dari seperempat jam untuk merapikan semuanya, meski sebenarnya aku tetap tak bisa melakukan apa-apa pada bilik toilet yang hancur. Maksudku hancur adalah benar-benar hancur, bukan hanya pintunya terpisah dari engsel, tapi pintu itu terpisah menjadi banyak bagian. Ketika semua selesai kubersihkan, aku menyeka keningku lalu memandang keadaan sekitar. Cassandra masih mengeluarkan darah pada lukanya, sepertinya ia harus sesegera mungkin mendapatkan pertolongan. Meski aku yakin jika dia tak terancam nyawa, tapi jika dibiarkan terus-menerus maka ia bisa saja mati kehabisan darah. “Oke, lalu apa yang akan kulakukan pada mereka?” tanyaku pada diri sendiri, jujur saja aku merasa sangat lelah saat ini. Kupikir-pikir sejenak untuk mencari solusi, semuanya memiliki cedera yang tak membahayakan nyawa, aku tahu itu dan yakin. “Aku akan mencari bantuan saja, siapa tahu mereka memerlukan pertolongan. Huh, kenapa aku terlalu simpati pada mereka?” Aku segera meninggalkan toilet wanita untuk mencari bantuan. Sayang sekali keadaan tempat ini sudah sepi, aku tak tahu harus mencari bantuan pada siapa, hingga beberapa saat berlalu aku lari-lari kecil. Kulihat beberapa meter di depanku ada pria tampan yang juga sedang memandang ke arahku, dia adalah Xendar. Ia segera tersenyum padaku, juga segera menahan mencegahku seperti polisi yang menghentikan pengendara yang melanggar aturan lalu lintas. Dia benar-benar menghalangi jalanku agar aku tak bisa lewat. Entah kenapa aku merasa jika Xendar sedang berjalan tergesa menuju ke arahku sebelum ia melihat kedatanganku. “Hai, Ely. Kebetulan sekali kita bertemu, apa kau pu ....” “Kebetulan sekali kau ada di sini, tolong bantu aku.” Segera saja kusela ucapannya dan kutarik tangannya pergi menuju toilet. Aku bahkan tak repot-repot memanggilnya dengan panggilan senior atau semacamnya. “Wowowo, kau tampak tergesa, apa yang terjadi?” Dia menghentikan tarikan tanganku dan mengajukan pertanyaan itu, tampaknya ia begitu penasaran dengan apa yang kualami atau apa yang membuatku bergelagat seperti ini. Oh ayolah, jangan banyak bicara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD