68 – Story in the Scenario

1993 Words
“Omong-omong terima kasih untuk tunggangannya, meski itu membuat tubuhku sakit semua, tapi nyawa kita terselamatkan.” Aku segera menyampaikan rasa terima kasihku padanya. “Tak apa, jangan dipikirkan, ini juga merupakan dari kewajibanku melindungimu. Ingat, aku adalah pelindungmu.” Ia membalas lagi. Ya, itu kalimat yang dirinya katakan sejak kami berada di duniaku, di Kota Soulvia. Aku berharap jika dia benar-benar merupakan pelindungku. “Oh, tentu saja. Kau harus bekerja dengan baik, loh.” “Serahkan padaku.” Untuk beberapa detik lamanya kami tidak berbicara. “Jadi, kenapa kau bisa berubah bentuk? Kau bilang jika dirimu kehabisan sihir?” tanyaku, setelah semua aman, maka aku memerlukan percakapan, tentu saja topik yang ingin kubahas adalah pertanyaan yang tadi. Hal ini masih belum menemui jawabannya. “Perubahan bentuk tak terlalu memerlukan banyak mana, apalagi berada di sini, pemulihan lebih cepat terjadi daripada ketika berada di duniamu.” Jawaban itu membuatku mendapat pengetahuan baru, ternyata dunia tempat asal mereka jauh lebih bagus. “Oh, bagus, kukira ....” “Apa?” “Tak ada.” Segera kugelengkan kepalaku. “Lalu kenapa kau memilih bentuk kunang-kunang? Kukira kau suka dengan wujud burung hantu salju.” “Perubahan dengan ukuran kecil seperti ini tak banyak mengonsumsi mana, ini menghemat kekuatanku, selain itu aku sedang memulihkan luka, oh dan ini juga mempercepat pengumpulan tenaga dan mana pada tubuhku.” “Oke, aku mengerti. Semua sangat jelas.” Aku merapikan posisi kacamataku. Aku kagum dengan benda ini karena setelah semua, kacamataku masih bertengger di tempatnya. Hening untuk sejenak. Tapi aku tak ingin ini terus berlangsung lama, maka aku segera berbicara lagi. “Baiklah. Omong-omong di mana kita sekarang? Kuharap kita tak tersesat.” Aku segera mengubah topik percakapan, memandangi sekitar dan keadaan ini tak jauh berbeda dengan tempatku mendarat sebelumnya. Aku yakin dengan kecepatan lari Chadrishーdalam bentuk serigalanyaーkami harusnya sudah bergerak cukup jauh dari tempat kami berada sebelumnya, setidaknya sekitar lima kilometer atau lebih. Tapi siapa tahu berapa jauh kita bergerak. “Emmm... Kurasa kita sedang berada di Lembah Amatyrius,” Chadrish menjawab pertanyaanku sambil mengira-ngira. “Ama … apa?” tanyaku, aku tak bisa menangkap nama-nama yang susah diucapkan itu. Ya ampun, siapa orang jenius yang memberi nama tempat ini? Aku tak akan mengingatnya dalam sekali dengar. “Kenapa namanya susah sekali? Aku tak bisa mengucapkannya.” “Hutan gelap, anggap saja hutan iblis jika itu di duniamu.” Ia mempermudah untukku. Oke, aku bisa mengucapkan hutan gelap lebih mudah daripada yang sebelumnya dia katakan. “Ini adalah lembah yang isinya adalah pohon-pohon mengerikan dengan jarak antar pohon cukup renggang, biasanya di daerah ini juga masih banyak makhluk hidup karnivora yang tinggal. Semuanya berbahaya, ditambah dengan lingkungannya yang kadang tiba-tiba berubah.” “Iblis? Kau yakin tidak salah? Apa itu seperti yang kupikirkan?” tanyaku takut-takut. Dari penjelasannya mengenai daerah ini, aku malah terfokus pada kata itu. “Iblis.” “Aku tidak bisa membaca pikirkan,” Chadrish menjawab polos, jawaban yang seketika membuatku menepuk dahi. Astaga, pria ini menggemaskan sekali, rasanya ingin kucakar-cakar wajahnya itu. Tapi tidak akan kulakukanーkarena aku kan bukan orang jahat, lagi pula dia masih berwujud serangga, aku tak tahu mana wajahnya. “Bukan seperti itu maksudku, ah lupakan.” Aku malas untuk menjelaskannya, maka dari itu lebih baik percakapan ini diakhiri saja. “Ya sudah.” Kami terus berjalan menyusuri hutan gelap ini, rasanya hutan ini sama sekali tak memiliki ujung, bahkan aku merasa jika hutan ini memiliki bentuk pohon dan ukuran yang sama. Tapi sepertinya bukan itu yang jadi alasan kenapa yang kulihat hanyalah pepohonan berwarna dan berukuran sama, mungkin saja kita hanya berputar-putar di daerah sini saja, siapa yang akan tahu dengan itu. Sebenarnya, aku ingin meminta padanya untuk beristirahat, tapi kami tahu jika ada kemungkinan besar monster-monster yang tadi mengejar akan mampu menyusul. Jalan terbaiknya adalah terus bergerak, meski sebenarnya kaki-kaki ini memprotes ketika aku memaksakan diri untuk terus berjalan. “Padahal aku sudah menunggu-nunggu kedatanganmu di duniaku, tapi bukan seperti ini caranya. Aku bahkan ingin mengucapkan selamat datang, sayang sekali kita menghadapi situasi semacam ini.” Dia berbicara dengan nada suara yang tampak menyesal. Sebenarnya, aku juga ingin memarahi dan memakinya, tapi apa gunanya dari melakukan itu? Aku tak akan puas, tak akan lega dan keadaan ini juga tak akan mendadak berubah bertolak belakang. Tapi mungkin nanti setelah kita selamat, aku akan menghajarnya sampai puas sebagai pelampiasan, semoga saja aku ingat untuk melakukannya. “Mungkin ini sudah menjadi takdir. Seperti inilah mungkin hal yang harus kujalani.” Aku membalasnya. “Maaf atas sambutannya yang kurang menyenangkan. Seharusnya lebih meriah dan indah dengan banyak bunga.” Dia menambahkan, sepertinya kali ini dia bergurau, aku memandangnya dan meniup tubuh besar serangga itu, tentu saja tiupanku tak memberi banyak reaksi padanya, dia serangga yang besar. “Penyambutan macam apa itu? Aku ditinggalkan di tempat yang gelap dan mengerikan, aku juga hampir dimakan monster, lalu barusan dikejar banyak monster aneh. Gila.” Aku menggerutu dan memprotes padanya, bagaimanapun dan dilihat dari sisi mana pun, semua ini tak tampak seperti kedatangan penyambutan. Sayang sekali aku tak dapat melihat ekspresi seekor serangga, mungkin saja dia akan menampakkan ekspresi bersalah setelah aku berbicara seperti ituーJika dia berada dalam wujud manusia tentunya. “Ini benar-benar kesalahan kecil yang mencelakakan.” “Ya, membawa bencana pada kehidupanku.” Aku membalas dengan nada sarkastis. “Bagaimana bisa adegan penculikan ini bisa berakhir seperti ini? Kukira kita akan tiba di sebuah istana yang besar dan megah. Setelah itu, kalian semua akan membuatku pingsan lalu mengurungku di dalam kamar khusus, dan kemudian tak lama dari itu, kalian akan memberitahuku tentang identitas diriku yang sebenarnya di mana ternyata aku adalah Putri suatu kerajaan yang besar dan megah, ketika mendengar pernyataan itu aku akan tercengang dan segera pingsan. Saat aku bangun, tak sengaja aku mendengar jika aku akan dijodohkan dengan seseorang, lalu aku syok dan pingsan lagi. Karena tak mau dijodohkan, aku segera melarikan diri dari kerajaan.” Aku berceloteh panjang. Dan sebenarnya aku sedang berbicara sekenanya, sama sekali tak kusadari jika aku mengatakan semua itu. “Kenapa kau pingsan beberapa kali?” tanyanya dengan nada yang heran. Aku agak tersenyum dengan pertanyaannya. Jika dipikir-pikir, aneh juga memang rasanya karena kebanyakan pingsan, seperti orang yang kekurangan darah saja. Bahkan mungkin orang yang anemia pun tak akan sampai segitu lebaynya. Astaga apa yang kupikirkan? “Supaya lebih dramatis saja,” jawabku singkat, aku tersenyum sendiri karena membayangkan drama aneh yang barusan kuceritakan. “Apa manusia di duniamu menyukai kisah membosankan seperti itu?” tanyanya, jika saja dia berbentuk manusia, aku yakin ekspresinya heran dan dia akan mengerutkan kening. “Bahkan tak ada menarik-menariknya sama sekali.” Dia mengimbuhkan. Aku angkat bahu dengan pertanyaan itu. Jika dipikir-pikir, kisah yang kukatakan memang agak monoton, mainstream dan ke sananya akan jadi membosankan. Sepertinya jika ada adegan semacam itu, harus ditambah banyak bumbu agar tak membosankan. “Entahlah, tapi banyak cerita yang k****a, film juga yang mengangkat banyak tema dan alur cerita yang seperti itu. Oh ada juga cerita tentang kisah yang menceritakan seorang wanita yang berada di dalam hutan berbahaya yang dikejar makhluk menyeramkan yang aneh, kemudian seorang pria tampan dan gagah yang merupakan pangeran segera datang dan menyelamatkan nyawa wanita itu, kisah biasa yang banyak disukai banyak wanita.” Entah kenapa, aku jadi merasa aneh, karena dalam keadaan seperti ini, kami malah membahas hal-hal yang ada di dalam cerita, bukan memikirkan bagaimana caranya keluar dari hutan ini dengan selamat tanpa ada satu pun anggota tubuh yang kurang. “Itu membosankan, lagi pula dari mana datangnya pangeran tampan dan gagah itu? Kenapa bisa tiba-tiba muncul di dalam hutan?” Tubuh serangga itu berputar dan menghadap ke arahku, dia jadi terbang secara mundur. Aku menggeleng singkat karena tak tahu dengan jawabannya. “Entah, mungkin hanya kebetulan.” “Tak ada kebetulan yang seperti itu, apa yang dilakukan oleh pangeran di dalam hutan yang berbahaya? Sementara, di dalam istana banyak hal yang harus dilakukan. Raja dan ratu pasti menginginkan calon penerus dan pemimpin yang memiliki banyak keterampilan dan kemampuan, bukan seorang pria yang hanya suka main dan menghabiskan waktu yang sama sekali tak ada gunanya.” Dia menyangkal. Ada benarnya juga dengan apa yang dia katakan, seseorang yang memiliki pekerjaan sesibuk itu pastinya tak akan memiliki terlalu banyak waktu luang untuk main-main. Tapi siapa yang tahu? Aku bahkan sama sekali tak paham apa-apa saja yang orang-orang kerajaan kerjakan dan lakukan, bisa saja ada pangeran yang memiliki banyak waktu luang lalu menyematkan diri berburu, ya kan? “Benar juga apa yang kau katakan, tapi biasanya ketika pangeran atau keluarga kerajaan berada di dalam hutan, itu adalah dikarenakan mereka sedang melakukan perburuan atau melakukan hal semacamnya. Aku kurang tahu juga.” “Itu bisa jadi, tapi seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Tak ada yang namanya kebetulan seperti itu, hutan itu sangat luas dan kemungkinan untuk bertemu sangatlah kecil. Tanpa suatu bantuan khusus, bertemu seseorang di dalam hutan yang sangat luas adalah sesuatu yang bisa dikatakan mustahil.” Dia tetap bersikukuh dengan pendapatnya, mungkin jika dia berdebat dengan fans-fans cerita yang mengangkat tema itu, dia pasti dihujat jutaan orang saat mengatakan itu, mungkin saja dia akan diteror, oh, dan siapa yang tahu jika dia tiba-tiba ditemukan sudah menjadi mayat. Kita tak akan tahu seagresif apa fans fanatik yang bisa saja melakukan apa pun demi apa yang disuka dan dipujanya. “Ya, karena itu sudah menjadi skenario pembuat cerita, jika bukan karena takdir, itu mustahil untuk terjadi,” balasku. Jelas jika itu kisah yang sudah disusun dan dipikirkan sedemikian rupa, banyak alur cerita yang seperti itu. Jadi tak ada yang aneh menurutku. “Skenario? Apa itu?” tanyanya lagi, jadi di dunia ini juga tak ada kata “skenario?” Ahh, sepertinya bahasa di dunia ini terlalu terbatas, atau mungkin bahasa di duniaku terlalu banyak campuran dan banyak yang baru ya? “Rencana, alur kejadian yang sudah disiapkan sejak awal.” Aku menjawab dengan secara garis besar dan sejauh yang kutahu. Entahlah apa arti spesifiknya. “Oh, aku mengerti.” “Lalu, bagaimana mengenai rakyat biasa yang memiliki kemampuan menyelamatkan seorang wanita dari dalam hutan yang berbahaya? Kita ganti dari pangeran menjadi pria biasa.” Aku mengajukan pertanyaan. Mungkin saja jawabannya akan berbeda jika latar belakang seseorang itu beda. “Oke, sebelum kujawab, kembali ke pertanyaan sebelumnya. Apa yang pria itu lakukan? Tak ada yang cukup bodoh berjalan di dalam hutan yang menakutkan, jalan-jalan seolah itu adalah taman kerajaan yang indah. Ingat, itu hutan yang berbahaya, berbahaya.” Ia menegaskan bagian terakhirnya. “Hmmm, jadi pengarang cerita banyak yang bodoh? Begitu? Tapi bukannya kita juga berjalan-jalan di dalam hutan seolah-olah ini adalah taman kerajaan? Berarti kita juga bodoh?” balasku sambil mengingatkan jika keadaan kami saat ini juga sama, sedang berada di hutan dengan arah tujuan yang tak jelas. “Tak seperti itu juga, kita tak sedang jalan-jalan, tapi mencoba menyelamatkan diri. Soal tentang pengarang, menurutku mereka hanya menerapkan dan menuangkan imajinasi mereka. Tapi hal yang besar dan mereka lupakan adalah mereka mengabaikan imajinasi dan kenyataan, beberapa lama aku ada di duniamu, banyak film yang tak sesuai dengan kenyataan yang ada dan banyak yang tampak dibuat-buat.” Ia membalas memberikan jawaban yang cukup panjang. Kami tanpa sengaja berjalan sambil membahas film dan cerita dalam novel. “Namanya juga fiksi, sesuatu yang tak terjadi sungguhan. Film romantis juga kebanyakan fiksi, karena dalam dunia nyata, hal-hal yang terjadi di dalam suatu kisah tak akan ada di dunia nyata,” kataku. Setelahnya ia tak membalas atau mengatakan sesuatu, sepertinya ia tak punya apa-apa lagi yang ingin dikatakan untuk melanjutkan pembahasan. “Lalu, bagaimana dengan kisah kalian?” tanyaku sengaja tak mengatakan semuanya, aku menjeda sesaat sebelum kembali lanjut untuk berbicara. “Aku penasaran dengan apa yang kalian lakukan, terlebih bagaimana cerita awalnya hingga kau ... Hingga kau bisa kau menjadi burung hantu salju.” Segera saja kusinggung tentang pekerjaan mereka, aku masih penasaran dengan pekerja mereka. Sebelumnya Chadrish mengatakan jika ia adalah pelindungku, sepertinya mereka memang memiliki tugas khusus yang diperintahkan oleh seseorang. Aku sedikit penasaran dengan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD