Bab 2

1850 Words
"Ya Allah, Rp 30.000.000,00 darimana aku bisa mencari uang sebanyak itu," kata Jihan setelah dokter memberi tahu berapa biaya operasi yang dibutuhkan Ibunya. "Kalau bisa dalam dua hari ini langsung dilakukan operasi Mbak, soalnya keadaan Ibunya semakin parah," kata dokter itu lagi. "1ya Dok, saya akan usahakan," kata Jihan pilu. Darimana mendapatkan uang Rp 30.000.000,00 dalam waktu dua hari kecuali menjual diri, tapi apakah ada laki-laki yang mau membelinya. "Ah Kikan, pasti dia ada kenalan," Jihan mengingat Kikan yang sudah berpengalaman menjadi pengantin bayaran. "Halo Kikan Io dimana?" "Gue ada tamu nih, biasa klien minta dicarikan istri" kata Kikan yang bukan saja menjadi Pengantin Bayaran dia juga menjadi makelar untuk WNA yang mencari istri. "Gue mau... Io dimana gue ke sana sekarang?" "Senayan, buruan gue nggak mau klien nunggu lama." "1ye gue kesana, tungguin."   Jihan mematikan pembicaraan mereka dan bergegas menuju tempat Kikan sedang menerima klien. Tak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai ketempat janjian. "Kikan..." Jihan melambaikan tangan memanggil Kikan.  "Tunggu sebentar gue mau nego harga dulu,lo duduk saja dan lihat apa mau Io jadi istrinya."   “Siapapun akan gue terima, gue butuh duit besar soalnya,” kata JIhan sedih.   “Iya, gue tau. Lo nggak akan pernah jual diri lo tanpa alasan. Ibu lo makin parah?” tanya Kikan yang paham posisi Jihan hingga berani mengambil keputusan ini.   Jihan mengangguk dengan cepat.   “Harus segera dioperasi dan gue membutuhkan uang Rp 30.000.000,00,” balas Jihan dengan wsajah sedih.   “Oke gue akan nego, biarlah kali ini bagian gue nggak ada. Gue kasih semuanya buat lo.”   “Makasih Kikan, lo memang teman gue.”   Jihan bersyukur Kikan mau membantunya yang sedang dalam posisi kalut.   Jihan duduk di ujung karena restoran sedang penuh oleh pengunjung lainnya. Jihan ingin melihat laki-laki yang akan menikahinya secara siri tapi sayangnya kehalang tembok yang menutuou wsajah laki-laki itu.   “Mudah-mudahan bukan laki-laki tua ataupun anak-anak,” bathin Jihan dalam hati.   ****   Jihan melihat Kikan menyalami laki-laki itu dan berjalan menuju meja Jihan. "Bagaimana dia mau?" tanya Jihan antusias sekaligus takut ditolak. "Amannnn, siapa sih yang nggak mau memperistri Io, cantik dan bohay gini sayang kurang dirawat saja, yuk gue kenalin dengan calon suami siri Io." "Bule apa arab?"tanya Jihan "Lihat saja sendiri," balas Kikan dan dia tersenyum dengan riang.    JIhan tidak berani menatap calon suaminya, matanya hanya terpaku dengan lantai, dia enggan dan malu menatap laki-laki itu. "Jihan angkat kepala Io, calon suami Io mau melihat bagaimana bentuk dan rupa istrinya," Kikan berbisik di telinga Jihan. "Gue malu." "Kenapa malu nona?" tanya laki-laki itu.   "Dia bisa bahasa Indonesia?" tanya Jihan ke Kikan.    "Sedikit,” balas Kikan. "Angkat kepalanya Nona Jihan,” laki-laki itu kembali menggunakan bahasa inggris. Jihan mengangkat kepalanya dan melihat seorang laki-laki yang dia perkirakan umurnya 28 tahunan, rambutnya pirang dan bermata biru, sangat tampan dibandingkan Husein suami siri Kikan dan Jihan kemudian menghela napas.    "Demi Ibu Jihan demi Ibu, jangan sampai jatuh cinta dengan laki-laki ini, karena dia bukan buat kamu,” batin Jihan menguatkan dirinya. "Jihan Halimah,” Jihan menjulurkan tangannya "Hanzel Black, kamu bisa panggil saya Hans,” kata Hanzel dengan ramah.  Untungnya Jihan lumayan mengerti dan bisa sedikit berbahasa inggris.   "Oke Mr. Black, saya permisi dan tolong antarkan teman saya pulang,” kata Kikan yang meminta permisi. "Please, jangan tinggalin gue,” kata Jihan yang agak sedikit takut ditinggal dengan orang asing yang tidak terlalu dikenalnya. "Nggak apa-apa, lo tenang saja Mr. Black baik kok orangnya gue jamin." "Ya sudah." "Silakan duduk Nona Jihan," kata Mr. Black dengan lembut "Panggil Jihan saja Mr. Black." "Kalau begitu panggil saya Hans saja," balas Mr. Black nggak mau kalah "Oke Hans, kita mau bicara apa?" "Masalah pernikahan dan biaya-biaya yang harus saya keluarkan," kata Mr. Black. "Kamu to the point ya, baiklah saya juga tidak mau terlalu bertele-tele," balas Mr. Black. Jihan meminta sebuah kertas kepada pelayan, Jihan ingin membuat kontrak antara dia dan Mr. Black, walau bagaimanapun ini hanya semata karena Jihan butuh uang untuk Ibunya, dia tidak akan menggunakan hati dan perasaan. "Kamu mau apa?" tanya Mr. Black yang heran melihat Jihan sibuk menulis kontrak. "Saya akan membuat kontrak." "Buat apa?" "Buat jaga-jaga demi keselamatan diri saya,"balas Jihan Mr. Black tertawa, dia terkesima melihat keseriusan Jihan   "Not bad at all," batin Mr. Black. "Sudah menulisnya?" tanya Mr. Black ketika Jihan terlihat meletakkan pena. "Ya sudah silakan dibaca, mungkin inggrisnya agak jelek, tolong jangan diketawakan,"  balas Jihan sambil tersenyum dengan pelan. Mr. Black mengambil kertas dari tangan Jihan dan mulai membaca satu persatu isi perjanjian yang dibuat Jihan. Baru saja mulai membaca Mr. Black tidak berhenti tersenyum walau belum dia tunjukkan di depan Jihan.   Perjanjian Pernikahan Kontrak antara Jihan Halimah dengan Hanzel Black.   Saya yang bertanda tangan di bawah ini :   Nama     : Hanzel Black Umur     : 28 tahun Pekerjaan : Saya nggak tahu tapi anggap saja pekerjaan kamu itu pencari istri   Selanjutanya disebut : Pihak Suami.   Dengan ini berjanji akan menikahi :   Nama      : Jihan Halimah Umur      : 23 tahun Pekerjaan : Karyawan Swasta    Selanjutnya disebut : PIhak Istri.     Pihak suami dengan ini harus mentaati apapun yang dibuat di dalam surat perjanjian ini. 1. Pernikahan ini hanya berlaku selama Pihak Suami masih berada di Indonesia, sekembalinya Pihak suami ke Negara asal membuat semua hubungan antara Pihak Suami dengan Pihak Istri hilang dengan sendirinya. 2. Pernikahan ini hanya akan dilakukan secara siri, apapun agama Pihak Suami, Pihak Suami wajib mengikuti agama Pihak Istri. 3. Setelah menikah Pihak Istri tidak wajib hidup satu rumah dengan Pihak Suami. 4. Tidak ada hubungan seksual di antara Pihak Istri dan Pihak Suami 5. Tidak ada cinta antara Pihak Suami dan Pihak Istri 6. Pihak Suami wajib memberikan biaya pernikahan sebesar Rp 30.000.000,00 dan dibayar tunai paling lama esok hari.   7. Pihak Suami tidak boleh terlalu ikut campur dalam hidup Pihak Istri dan begitu juga Pihak IStri tidak boleh ikut campur masalah Pihak Suami. 8. Dan ini yang paling penting, jangan sampai keluarga Pihak Istri tau masalah ini, kalau sampai tau maka pernikahan ini akan batal dengan sendirinya. Demikianlah surat perjanjian pernikahan kontrak ini, dibuat dalam keadaan sadar antara pihak istri dan pihak suami. Mr. Black meletakkan kertas dimeja dan meletakkan tangannya di meja. Mr. Black tertantang untuk melakukan apa yang dilarang Jihan, tapi untuk sekarang dia akan mengikuti permainan Jihan. Perlahan-lahan dia akan membuat Jihan bertekuk lutut dan ikut dengannya kenegara asalnya. Negara Blacktan Negara kecil yang dimiliki oleh keluarganya. "Mmmmm bagaimana ya, isinya sangat bagus dan saya setuju saja, tapi terlalu banyak coretan, bagaimana kalau saya yang buat dengan ketikan biar rapi setelah itu baru kita sahkan di notaris?" tanya Mr. Black. "Oke saya setuju, maaf ya banyak coretan maklum bahasa inggris saya  tidak terlalu bagus," balas Jihan "Terima kasih sudah memberi kesempatan buat saya mengubah surat ini Jihan..." senyum iblis langsung keluar dari mulut Mr. Black.   **** "Bagaimana sudah kamu ubah dan ketik dengan bagus Hans?" tanya Jihan ketika keesokkan harinya mereka bertemu di sebuah restoran. "Ya sudah apa perlu kamu baca lagi?" tanya Mr. Black. "Tidak perlu saya percaya kamu," Jihan mengambil kertas perjanjian itu dan menanda tangani tanpa membaca terlebih dahulu.   Mr. Black tertawa penuh kemenangan. "I get you baby," ujar Mr. Black dalam hati. "Nah ini Hans," Jihan menyerahkan kertas perjanjian itu kepada Mr. Black. "Oke... nanti akan saya serahkan kepada Notaris." "Salinannya nanti tolong beri saya satu ya," kata Jihan "Baik." "Hans." "Ya, kenapa Jihan?" "Masalah pembayaran Rp 30.000.000,00, apakah saya bisa minta sekarang?" tanya Jihan agak sedikit malu, seakan-akan dia wanita matre yang baru saja membuat surat perjanjian tapi langsung menagih bayaran. "Rekening kamu?" tanya Mr. Black yang sudah tau dari Kikan kenapa dia rela menjadi istri bayaran. "Ini," Jihan menyerahkan kertas kecil yang bertuliskan nomor rekeningnya. "Sebentar."   "Halo, Pete." Mr. Black berbicara dengan orang kepercayaannya di Negaranya dan tentu saja dengan bahasa yang tidak akan dimengerti Jihan. "Iya Pangeran.. apa anda baik-baik saja, Raja dan Ratu kuatir memikirkan Pangeran."  "Saya baik-baik saja, bilang sama Raja dan Ratu anaknya akan segera kembali paling lama 1 tahun paling cepat 3 bulan lagi." "Iya tapi mereka kuatir karena pangeran pergi sendirian tanpa pengawal." "Oh iya, tolong kirimkan uang ke rekening ini," Mr.Black membacakan rekening milik Jihan. Jihan yang melihat Mr. Black membacakan rekeningnya kembali menghela napas, bukan helaan biasa tapi helaan kebahagiaan. "Oke... terima kasih dan ingat jangan sampai pihak istana tahu masalah ini, dan keberadaan saya jangan sampai satupun pihak kerajaan tahu." "Baik pangeran." Ketika Mr. Black mematikan ponselnya,ponsel Jihan berdering dan ada pesan masuk memberitahu bahwa uangnya sudah masuk. "Hans... ini terlalu banyak..." kata Jihan setelah membaca uang yang dikirim Mr. Black bukan Rp 30.000.000,00 tapi Rp 300.000.000,00. "Oh Sorry mungkin pegawai saya salah kirim, tidak apa-apa anggap saja biaya hidup yang akan saya beri selama kita menikah," balas Mr. Black dengan ramah. "Tapi ini berlebihan... kalau abang saya tahu..." Jihan mengingat kebiasaan abangnya untuk berjudi. Uang ini akan habis dimeja judi. "Abangmu sudah bekerja?"tanya Mr. Black "Belum, dia sudah lama jadi pengangguran."   "Baiklah, saya akan membantunya, jangan kuatir." Mr. Black memegang tangan Jihan. Jihan merasakan sengatan listrik akibat sentuhan Mr. Black.   "Hanz bolehkah saya bertanya?" "Ya Jihan kamu mau bertanya apa?" "Kenapa mencari istri di Indonesia, apa dinegaramu tidak ada wanita, setahu saya orang di sana cantik-cantik dan berkelas." "Buat apa cantik dan berkelas tapi kebanyakan murahan, saya ingin mencari istri buat selamanya dan dia harus wanita anggun, lembut dan baik seperti kamu," Jihan merona mendengar perkataan Mr. Black. "Tapi ini hanya sementara sampai kontrak ini habis dan kita bukanlah suami istri yang sebenarnya." "Sekarang belum tapi nanti akan sayang," kata Mr. Black dalam hati.   "Ya kita lihat saja nanti,” balas Mr. Black. "Hanz... saya harus ke rumah sakit, saya harus membayar biaya operasi Ibu,” kata Jihan "Saya antar ya...” "Tidak usah nanti keluargaku tahu tentang kita.” "Tidak apa-apa bilang saja saya bos ditempat baru kamu bekerja, mereka pasti mengerti lagian apa yang akan kamu bilang kalau mereka bertanya darimana kamu dapat uang itu?” Jihan berpikir panjang "Benar juga ya, ya sudah kamu boleh ikut tapi tidak boleh buka mulut masalah ini.” "Oke.”   **** Di rumah sakit "Bang ini aku bawa biaya untuk operasi ibu,” kata Jihan "Darimana kamu dapat duit sebanyak itü secepat ini?” tanya Dika curiga   "Jihan dapat kerja dan bos Jihan mau membayar biaya operasi ibu, itu dia ikut kalau abang tidak percaya." "Mr. Black sini, saya perkenalkan dengan abang saya." "Hanzel Black." "Andika." "Apa benar adik saya meminjam uang ke anda Mr. Black?" tanya Dika.  "Iya... saya meminjamkan uang karena tau keadaan Ibunya sangat parah dan membutuhkan biaya besar." "Terima kasih atas bantuannya Mr. Black... kalau dia malas bekerja tolong dimarahi saja." "Untuk itu saya datang ke sini, saya mau minta izin kepada pihak keluarga untuk dapat mengizinkan Jihan sementara tinggal di rumah saya, soalnya pembantu saya sedang tidak ada dan rumah sudah seperti gudang," kata Mr. Black.   Jihan memandang Mr. Black, apa maksud semua ini, bukannya di perjanjian mereka tidak wajib tinggal serumah. "Buat berapa lama Mr. Black?” "Paling lama satu bulan tergantung situasi,” balas Mr. Black "Ya sudah tidak apa-apa, Ibu saya saja yang jaga,” entah kenapa Dika menjadi segan dan takut dengan Mr. Black dan tak ingin membantah apapun yang dia katakan walau sebenarnya dia enggan melepaskan Jihan tinggal satu rumah dengan laki-laki asing. "Bang Jihan boleh bicara sebentar dengar Mr. Black?” "Oke abang bayar biaya operasi Ibu dulu, kamu baik-baik dengan Mr. Black jangan kurang sajar, awas kalau abang tau kamu kasar dan nolak keinginan Mr. Black,” ancam Dika.   Jihan yang ingin membatalkan rencana gila Mr. Black terdiam mendengar ancaman abangnya. "Mau bicara apa Jihan?" "Tidak jadi dan ingat saya tinggal disana buat jadi pembantu bukan istri." "Iya." "Bukan Jihan, bukan pembantu tapi seorang putri. istri dari pangeran Negara Blacktan, calon ratu." batin Mr. Black.   **** Tbc     Negara Blacktan ini tidak ada di peta manapun, nama negara ini hanya buatan dan karangan author semata. Dialog dalam cerita ini campuran bahasa asli negara Blacktan, inggris dan juga Indonesia tapi diterjemahkan dalam bahasa indonesia saja. Jangan lupa tinggalkan vote dan comment ya. Terima kasih.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD