11.

1489 Words

"Ada apa? Ini sudah jam satu malam, kau masih belum tidur," katanya sambil membuka matanya yang memerah dan berat. "Bayi itu nangis terus, aku tak bisa tidur," jawab Raya. "Kau harus terbiasa, karena kau juga akan memiliki bayi." Raya merenung, menumpukan dagunya di atas lututnya. "Aku bahkan tidak bisa mengurus seekor anak kucing ... bagaimana caranya aku akan mengurus bayi." Suara Raya terdengar serak. "Kau, kan, bisa belajar." "Belajar sama siapa? " Fajar diam karena tidak bisa menanggapi pertanyaan Raya. "Kau tau? Aku tidak pernah bahagia," kata Raya, dia butuh orang untuk mendengarkannya. "Ibuku, seorang warga desa biasa yang menjualku demi segepok uang pada keluarga Mahendra." Fajar cukup terkejut dengan pengakuan Raya. Tapi dia memilih diam saja dan tidak menanggapi. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD