Alex menyambut dengan senyum lebar ketika Marko membuka pintu apartemennya. Gadis itu membuat tanda dengan jarinya sama seperti ketika Marko mencetak gol tadi. Lelaki itu tertawa lalu menghambur memeluk tubuh gadis itu.
“Bagaimana?”
“Kau hebat!” Jawab gadis itu antusias. “Kau bahkan sudah mencetak gol walaupun hanya pemain pengganti.”
“Benarkah? Sehebat itu?” Tanya Marko sedikit tak percaya.
Alex mengangguk sambil tersenyum lembut. Ia mendekatkan wajahnya membelai lembut pipi lelaki yang dipenuhi rambut-rambut halus itu.
“Kau seharusnya bercukur.” Protes gadis itu manja.
“Benarkah?” Marko melingkarkan lengannya pada pinggang gadis itu. “Kau tak suka aku bercambang?” Lanjutnya sambil menyandarkan dahinya ke dahi gadis itu.
Ada lengkungan samar di wajah Alex. Lalu kulitnya yang putih
