Affection

1020 Words

“M-maaf,” kata Marko sambil mundur beberapa langkah. Gadis itu tampaknya baru menyadari jika tindakannya menyakiti hati Marko. Ia bersusah payah menampilkan senyum di wajah yang masih terlihat ketakutan itu. “Maaf, aku …,” ujarnya lirih. “Tak apa, Lexy. Aku mengerti. Harusnya aku meminta izin dulu, ‘kan?” Gadis itu menggeleng sedih. Ia lalu duduk di ujung ranjang. “Bagaimana kepalamu?” Tanya Marko berusaha mencairkan suasana yang sempat tegang. “Baik. Hasil pindainya juga bagus,” jawab gadis itu datar. Marko tersenyum lebar. “Apa berarti sebentar lagi kau boleh pulang?” Tanya lelaki itu riang. Wajah gadis itu berubah sendu. “Pulang?” Katanya sambil mengerutkan kening. “Tinggal saja di apartemenku untuk sementara.” Gadis di hadapannya itu terlihat menelan ludah. Mendung di wajahn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD