Alex menerima tugas pertamanya. Ia memang tak tahu menahu tentang seni. Tapi pekerjaannya juga bukan menilai benda-benda seni. Ia hanya membantu-bantu saja sesuai perintah Signora Monica, pemilik galeri itu. “Tolong kelompokkan lukisan-lukisan ini berdasarkan ujurannya,” kata seorang gadis berambut pirang dengan mata biru laut. Alex mengangguk. Ia mulai menyortir lukisan-lukisan itu. Hingga matanya berhenti pada satu lukisan. Lukisan abstrak dengan garis-haris dan lingkaran. Entah mengapa itu tampak familiar. Alex menutup matanya. Ia terkesiap. Bayangan tato di d**a seseorang dengan bentuk yang sama seperi lukisan itu berkelebat. Kepalanya terasa berputar. Gadis itu membuka matanya lebar-lebar walaupun kepalanya terasa seperti akan pecah. Ia berusaha berjalan ke kamar mandi. Di sana,