Bertemu dengan nya

1002 Words
"Jangan cape cape Ma, kalau ada yang minta dibantu angkat barang gausah mau" pesan Mbak Nina pada Sukma yang duduk dikursi kasir. "Iya Mbak. Mbak cepet pergi, tuh pacar nya udah kesel" kikik Sukma kala melihat pacar Nina yang berdiri disamping motornya dengan raut wajah kesal. "Udah biasa, jangan cape cape pokoknya. Bye bye dede bayi, Tante cantik mau pergi dulu." Nina mengelus perut Sukma yang sudah mulai ketara."Gue pergi dulu. Awas ya cape cape." lanjut Nina. "Iya mbak, santai aja. Hati hati ya dijalan mbak" Mbak Nina mengacungkan jempol nya pada Sukma lalu berlari keluar toko menghampiri sang kekasih yang sudah menunggu nya. Pandangan Sukma ikut mengarah ke jalan dimana Mbak Nina dan pacarnya menghilang. Sekarang tinggal Sukma sendiri, memang karena toko yang tidak begitu besar mereka hanya mempekerjakan dua orang yaitu Mbak Nina dan Sukma. Toko juga hanya buka sampai pukul sembilan sampai sepuluh malam. Jadi tidak begitu beresiko untuk anak gadis seperti mereka. Toko juga berada di pinggir jalan besar. Sukma tersenyum sembari mengelus perut nya, ini sudah memasuki bulan ke empat. Waktu benar benar sangat cepat berlalu. Dulu, Sukma kira dia akan mendapat banyak masalah. Namun ternyata tidak, segala nya berjalan baik baik saja. Gaji nya sebagai karyawan toko juga entah kenapa di naikkan sebesar 30%. Itu benar benar seperti hokky untuk Sukma. Sukma sangat rajin cek ke dokter kandungan. Sukma juga selalu mencari hal hal yang berkaitan dengan kandungan, jadi dia tau mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. "Baik baik didalam sana sayang" ujar Sukma. Sukma sendiri memaksakan untuk menerima makhluh kecil itu. Bukan, bukan sebagai anak dari dia dan mario. Namun itu hanya anaknya, Mario tetaplah orang b******k dimata Sukma. "Selamat da—tang.." Sukma berubah menjadi gagap kala seseorang yang baru saja terbesit di pikiran nya, sekarang berdiri didepannya. "Silahkan.." kata Sukma lalu, Mario bukannya cepat cepat pergi mencari barang yang akan dibelinya malah berdiri kaku memandangi Sukma. "Kamu.." Mario menatap Sukma sembari terlihat mengingat ingat. "Ya?" tanya Sukma berusaha untuk menutupi raut wajah nya yang emosi, marah, gelisah semua bercampur jadi satu. "Ah tidak.." kata Mario lalu pergi dan menghilang di rak rak makanan. Beberapa saat Mario tak kunjung juga datang ke kasir untuk membayar, padahal hanya dia yang datang ke toko. Sukma yang merasa jengah lantas mengambil sebuah kardus berisi kan supplier salah satu barang yang sudah habis. Sukma lalu datang ke rak nya dan kembali mengisi stok nya dengan rapi. "Kamu pernah bertemu dengan saya kan?" Sukma sedikit terkesiap kaget, mendengar suara Mario yang tepat berada ditelinga nya. Pria berkemeja putih yang menjiplak badan besar nan kekar nya itu nampak sangat gagah berdiri dibelakang Sukma. "Ti—tidak pernah, kau pasti salah orang" balas Sukma tetap melakukan kegiatan nya, walau tangan Sukma terlihat bergetar. Sukma juga tidak berbalik badan menatap orang yang tengah berbicara padanya. "Kamu berbohong" sahut Mario. "Tidak, aku bilang tidak Om!" balas Sukma kesal. "Tapi wajahmu terpotret diponsel saya" kata Mario, Sukma mendelik kala Mario menunjukkan wajahnya yang sedikit buram diponselnya. Mungkin ponsel Mario ada keamanan nya, dan ia tak sengaja terpotret saat dulu akan menghubungi keluarga Mario. "Saat saya terbangun, bukankah itu dirumah mu? saya tak sengaja melihat wajahmu. Bukankah saya meninggalkan segepok uang disana?" Sukma menahan napas."Terimakasih sudah membantu, saya tidak ingat karena mabuk malam itu" sambung Mario dengan santainya. "Itu bukan aku, mungkin orang lain" elak Sukma lalu. "Kau hamil?" Mario menunjuk ke arah perut Sukma yang mulai membuncit. Cepat cepat Sukma menutupi perutnya membuat Mario mengernyitkan dahi. "Aku tidak hamil, perutku memang besar" kilah Sukma. "Benarkah? kalau begitu syukurlah. Saya tidak ingat apa yang terjadi malam itu. Tapi melihat saya yang naked saya terbangun disamping mu membuat hidup saya tidak tenang." kata Mario. "Saya memiliki wanita yang saya cintai."sambung Mario. Cesss Iya, Sukma memang tidak tau siapa Mario, tidak juga mencintai Mario. Namun, apa yang dikatakan Mario benar benar tak berperasaan. Bagaimana dia bisa mengatakan soal wanita yang dia cintai, sedangkan Sukma saja tidak pernah berpikir akan pria. Yang Sukma pikirkan hanya anaknya. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu b******k!" sentak Sukma membuat Mario yang tadinya tersenyum lega kaget dengan sentakan Sukma. Emosi Sukma memang sulit di kontrol akhir akhir ini, dia juga mengalami morning sick yang membuatnya terus mengeluarkan isi perut nya setelah makan. "Dan ini anakku, aku juga tidak sudi mengakui anak ini adalah anakmu. Silahkan pergi dengan wanita yang kau cintai, aku juga tidak akan mengganggu hidupmu. Aku bisa mencukupi hidup ku dengan anakku, aku bisa membesarkan nya seorang diri." kata Sukma panjang lebar. "Tapi semoga hidupmu suram, karena kau sudah menghancurkan hidupku" sambung Sukma menatap Mario dengan tajam. Perempuan itu nampak ngos ngosan setelah mengakhiri kalimatnya. "Itu..benar benar anak saya?" tanya Mario. "Sudah ku bilang ini anakku, kau hanya orang b******k yang menanam benih dirahimku!" kesal Sukma. *** Sukma memijat pelipisnya, dia sudah gila seperti nya tadi. Bagaimana bisa dia malah mengatakan itu pada Mario. Berarti dengan kata lain Sukma mengakui kalau Mario adalah ayah dari anak yang dia kandung. "Maafkan Mama sayang. Ini yang terbaik untuk kita, Mama akan jadi ibu sekaligus seorang ayah untuk mu nanti" kata Sukma. Air matanya merembes turun membasahi pipi nya, bagaimana bisa takdir nya begitu buruk. BRAK Sukma terkejut kala pintu rumah nya tiba tiba dibuka dengan kasar, padahal dia sudah menguncinya dari dalam. Toh ini sudah pukul 10 malam. Sukma menoleh ke belakang dan terkejut melihat Mario, pria itu berdiri disana dengan wajah yang tersirat emosi. "Ngapain lo kesini!?"seru Sukma mendekati Mario."PINTU RUMAH GUE!" teriak Sukma melihat pintu rumah yang rusak akibat perbuatan Mario. "LO NGAPAIN SIH KESINI!? BELOM PUAS LIAT IDUP GUE HANCUR!?" "Kamu pikir saya akan biarin anak saya hidup susah sama kamu?" kata Mario. "TURUNIN GUE!" teriak Sukma kala tiba tiba tubuhnya diangkat oleh Mario. "Kamu harus ikut sama saya, saya bakal tanggung jawab sama apa yang saya lakukan sama kamu." kata Mario lalu memasukkan Sukma kedalam mobil miliknya yang diparkiran didepan rumah Sukma. "Ga! Liat muka lo aja gue muak apalagi tinggal sama lo!"sungut Sukma. Mario tidak mendengarkan penolakan Sukma. Pria itu malah menancap gas mobilnya meninggalkan rumah Sukma.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD