Chapter 26 : Alasan

1666 Words
“Asal kalian tahu saja, hadiah ulang tahun terakhirku dua tahun lalu adalah sesuatu yang menyakitkan juga mengerikan,” ucap Verx mengakhiri cerita pilunya. Hari sudah malam ketika Verx selesai menceritakan semua kisah masa lalunya tanpa disela. Orang-orang di dalam ruangan ini tertegun saat mendengarnya. Mereka merasa iba terhadap kondisi Verx sekarang yang bahkan tak dapat mati ketika ingin mati. Itulah alasan Verx mengatakan kalau kekuatannya adalah sebuah kutukan semata, bukan anugerah. “Jadi, kenapa ada mahkluk aneh keluar dari gua itu pada saat aku menembakkan pistol?” potong Alicia, tidak terlarut begitu dalam pada kisah Verx. Verx menghela napas. “Pada saat itu kau menembakkan pistolmu padaku. Kau tahu sendiri kalau aku adalah orang terkutuk.” “Lalu apa alasanmu melarangku pergi waktu itu?” “Di dalam gua masih terdapat aroma aneh itu. Jika kau menghisapnya, aku sungguh tak tahu lagi apa yang akan terjadi padamu.” “Jelaskan secara rinci padaku sampai itu membuatku puas!” “Baiklah ...,” Verx mendesah. “Pertama, aku mengubur semua mayat penduduk di dalam gua itu. Kedua, pada saat bulan bersinar terang, aroma aneh akan muncul memenuhi gua, kemudian saat aku kebetulan terluka di sana, maka para mayat akan bangkit dari kubur.” “Kenapa kau malah mengubur para warga di sana jika tahu kalau tempat itu dipenuhi oleh aroma aneh ketika bulan bersinar terang?” “Waktu itu aku tidak tahu apa-apa. Tapi setelah penelitian selama dua tahun, akhirnya aku mengetahui semuanya. Dari dampak menggunakan Lingkaran Sihir terlarang hingga cara menghentikan dampak tersebut.” Saat Verx menjelaskan tentang alasan di balik kejadian aneh malam saat mereka pertama kali bertemu, Ben dan Sigerson hanya terdiam sambil memperhatikan pembicaraan. Mereka berdua tak tertarik untuk ikut campur pada urusan pribadi antara Verx dengan Alicia. Namun, Ben akhirnya membuka mulut, mengungkapkan sebuah pertanyaan, “Apakah bencana Bulan Hijau yang menjadi dampak dari melanggar tabu?” Pandangan Verx langsung beralih kepada Ben. “Ya, seperti itulah. Lalu untuk mencegahnya, kita perlu mengumpulkan tiga Kristal Warna.” “Kenapa harus begitu?” tanya Sigerson. “Kurang dari tiga tahun lagi, sebuah Lingkaran Sihir akan terbentuk di bulan. Cahaya hijau pun menerangi sebagian permukaan bumi, lalu orang-orang yang terkena cahaya tersebut akan menggila seperti terjadi pada desaku.” Raut wajah Verx menjadi serius. “Saat itu terjadi, dunia ini akan berakhir.” Dari cerita Verx, mereka sudah tahu semuanya. Bulan terbentuk dari monster, lalu saat kakek Verx, yaitu Piece melanggar tabu, jiwa jahat manusia akan berkumpul di bulan. Di sana akan terbentuk sebuah Lingkaran Sihir ciptaan sang monster, mengakibatkan hancurnya dunia. Sigerson mau tak mau harus percaya pada cerita Verx ini. Sebab sejauh yang dia tahu, manusia itu tidak akan bisa abadi apalagi menjadi seorang dewa, karena mereka diciptakan oleh dewa. Kekuatan manusia mungkin sangat hebat di bumi, tetapi tidak di hadapan seorang dewa. Ben dan Sigerson saling bertukar pandangan. Keduanya pun mengangguk, artinya sebuah kesepakatan akan dicapai sekarang. “Kami tak dapat memberikan Kristal Biru dan Kuning kepadamu, Verx.” “Ternyata kalian tetap—” “Tapi kami dapat memberikanmu kesempatan untuk mendapatkannya.” Ben manatap tajam mata Verx. “Sejujurnya aku masih belum sepenuhnya percaya padamu, tetapi apa boleh buat. Sepertinya ceritamu tentang bencana Bulan Hijau benar adanya.” “Kalau begitu—” “Tapi ....” Sebuah tongkat tanah mencuat dari lantai, mengarah tepat pada Alicia. Segera Verx melompat pada gads itu, kemudian melindunginya dari serangan menggunakan tubuhnya sendiri. “Bukan berarti kalau kau bisa mendapatkannya semudah membalik telapak tangan.” Verx memeluk Alicia, mulutnya memuntahkan darah, dan punggungnya dipenuhi oleh luka. Darah bercucuran dari sana, membasuh habis dirinya. Sedangkan Alicia menjadi panik, karena Verx begitu lemas. “Verx! Verx! Apa yang terjadi padamu?” “Dia tidak akan sadarkan diri,” ucap Ben sembari membatalkan tekniknya. “Tongkat tanahku mengandung racun mematikan yang pasti dapat membunuh penipu itu.” “Hei ....” Suara pelan keluar dari mulut Verx. “Kau bercanda, kan? Aku ini terkutuk, tidak akan dapat dengan mudah kauhancurkan.” “Eh?” Alicia yang sudah berlinang air mata mengkhawatirkan Verx, menjadi tercengang. Tidak hanya Alicia, Ben dan Sigerson pun langsung beranjak dari tempat duduk, bersiap untuk memulai pertarungan. Namun, mengingat serangan mendadak mereka tak berhasil, mereka berdua menjadi lebih waspada. Perlahan Verx berbalik, seketika cahaya terpancar dari punggungnya, semua lukanya pulih kembali. Dengan santainya ia berbalik badan sambil menatap kosong tanpa ekspresi dua pria paruh baya di hadapannya. “Aku tahu kalau kalian akan menganggap semua perkataanku adalah sebuah bualan tanpa dasar. Tapi, itu karena kalian hanya memiliki secuil pengetahuan.” Sebuah Lingkaran Sihir besar bercahaya hijau kemudian tersebar ke sekitar dari telapak kaki Verx. Mata pemuda itu tiba-tiba memancarkan cahaya, menambah seram penampilannya. Melihat ini, Ben dan Sigerson menelan ludah sebab tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Sementara Verx berjalan semakin mendekati mereka berdua. Tubuh Ben gemetar hebat kala Verx menyentuh pundaknya. Dia tidak bisa berbuat apa pun karena ada sebuah tekanan yang diberikan oleh Lingkaran Sihir Verx. Perlahan Verx mendekatkan mulutnya ke telinga Ben, lalu berkata, “Katakan di mana aku bisa mendapatkan Kristal Warna itu,” Verx mengalihkan pandanganya pada Sigerson, “atau aku akan mencarinya secara paksa.” Sigerson langsung sadar akan sesuatu ketika melihat Lingkaran Sihir di mata Verx hingga membuatnya menunduk. Sedangkan Verx kembali pada posisi semula, menatap Ben yang sudah ketakutan setengah mati. Setelah itu, Verx kembali ke sisi Alicia sembari membatalkan Lingkaran Sihirnya. Tekanan udara normal lagi, napas Ben dan Sigerson sangat terengah. Mereka saling memandang selama beberapa saat. Tak lama keduanya saling mengangguk dan memandang Verx. “Baiklah, sepertinya kau bukan seorang penipu.” “Dari awal aku memang tidak berkeinginan menipu kalian.” Senyum Verx merekah di bibirnya. Sigerson sedikit mengangguk, tatapan yang dilihatnya dari Verx tadi masih terngiang dalam kepalanya. Dia sangat tahu kalau Verx sebenarnya bisa saja mencari Kristal Warna tanpa perlu repot menjelaskan banyak hal, tetapi karena pemuda itu tak ingin menyakiti, maka ia memilih untuk mengambil jalan memutar seperti ini. Sebelum melanjutkan diskusi, Sigerson mengangkat tangan. “Kenapa kau malah menyusahkan dirimu sendiri?” “Hm ....” Verx dengan santai mengelus dagu. “Karena aku tidak mau menggunakan cara licik.” “Begitu ya ....” Sigerson menunduk. Sedari tadi Ben merasakan ada keanehan dari tingkah Sigerson, dan dia tahu benar kalau itu terjadi bukan tanpa sebab. Suasana masih menegangkan, tetapi Verx tetap santai dan mengajak Alicia duduk di kursi. Dilihat dari mana pun, pemuda itu sangat tenang. “Sebaiknya kalian duduk. Berdiri di sana seperti patung tidak bermanfaat sama sekali.” Atas saran Verx, Ben dan Sigerson kembali duduk di kursi mereka. Namun, situasi canggung serta kaku sungguh tidak dapat dihindari sekarang. Meski demikian, Verx menjadi satu-satunya orang yang bertindak seolah tak terjadi apa-apa. “Aku tak ingin memperpanjang masalah hingga harus melibatkan banyak korban. Maka dari itu aku datang pada kalian, meminta secara baik-baik informasi tentang Kristal Warna.” “Tapi tetap saja ....” Kali ini Ben hendak membantah, tetapi Sigerson langsung menahannya. “Seperti yang diharapkan dari pengguna Lingkaran Sihir kuning tingkat tinggi,” gumam Verx. “Hentikan, Ben. Sekali dia menggunakan kekuatan aslinya, aku tidak yakin kalau kita akan selamat.” Terlihat sangat jelas bahwa Sigerson sudah pasrah. “Tugas kita adalah melindungi Kristal Warna, Sigerson!” bentak Ben. “Dan kemampuan yang dimiliki oleh pemuda ini kurang lebih sama sepertiku.” “Apakah tekanan mental seperti tadi dapat kaulakukan?” pertanyaan ini ditunjukkan Verx untuk memancing amarah Ben. “Aku pernah melihatnya ....” Benar saja, Sigerson telah menyerah sepenuhnya pada Verx. “Itu adalah Lingkaran Sihir tingkat tinggi dari master pengguna Lingkaran Sihir kuning.” “Mustahil!” “Mau merasakannya lagi? Ataukah kau hendak mengatakan kalau Kristal Warna jauh lebih berharga dari penduduk?” “Tugas kami adalah melindungi.” “Aku tahu, tapi tetua yang lebih memilih mengorbankan nyawa rakyatnya demi perjuangan sia-sia lebih buruk dari sampah.” Ben kembali ingin membantah, tetapi Sigerson langsung menahannya. “Pertimbangkan lagi, Ben. Meskipun kita berjuang hingga titik darah penghabisan, orang ini masih dapat mencari informasi Kristal Warna dari banyak orang.” Tiba-tiba Verx berdiri, kemudian mengajak Alicia keluar dari ruangan. “Kalian dapat membicarakannya denganku lain waktu. Entah besok atau lusa, aku akan bersenang-senang di kota ini terlebih dahulu.” Setelah Verx dan Alicia keluar ruangan, situasi kembali santai, tidak menegangkan seperti tadi. Sigerson menghela napas berat, pikirannya begitu kacau menghadapi semua ini. Sekarang Ben juga ikut lega usai berada di dalam tekanan selama beberapa waktu. “Kenapa kau terlihat sangat ketakutan, Sigerson?” tanya Ben, pelan, memulai sebuah percakapan. “Verx memiliki banyak rahasia dalam dirinya.” “Apa maksud dari perkataanmu itu?” “Ini mungkin hanya firasatku, tapi dia sepertinya bisa melakukan dua kemampuan, yakni penciptaan dan manipulasi kehidupan.” “Aku tidak percaya itu.” Ben tertunduk. “Dalam sejarah, hanya ada satu orang yang dapat melakukan ini. Dan sekarang Verx menjadi salah satunya.” “Tampaknya, kemampuan Verx yang paling menonjol adalah manipulasi kehidupan.” “Hah? Bukankah dia terlihat sangat sering menggunakan kemampuan penciptaan?” “Bisa saja dia sengaja menyembunyikan kemampuan aslinya. Faktanya aku telah melihatnya menggunakan Lingkaran Sihir tingkat tinggi di matanya.” “Kurasa kau terlalu melebih-lebihkan.” “Tidak. Lingkaran Sihir yang diperlihatkannya padaku pasti asli. Ketika dia menggunakan Lingkaran Sihir itu, tidak ada artinya kita berjuang. Kekuatan dari Lingkaran Sihir itu adalah menarik semua pengetahuan dari target, kemudian membuat target tersebut kehilangan nyawa karena otaknya menerima banyak tekanan.” “Tapi kenapa dia tidak melakukannya pada kita sedari awal?” “Seperti ucapannya. Dia tidak ingin ada korban jiwa. Artinya, kita memang harus memberitahukannya tentang letak Kristal Warna.” Percakapan mereka berakhir, sedangkan Verx dan Alicia sudah berada di lantai bawah. Verx duduk pada kursi panjang, menunggu Alicia mengganti pakaian. Walau sebenarnya gadis itu melakukannya karena paksaan dari Verx. Dan tentu saja Verx tak mau kalah, lalu mengganti pakaian rusaknya dengan pakaian lain, yaitu jas hitam dan celana hitam. Tak lama setelah itu, Alicia keluar dari ruang ganti menggunakan jas dan celana hitam juga. Verx pun berdiri untuk menyambut kedatangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD