Chapter 37 : Diskusi

1180 Words
Suasana dalam ruangan tempat diskusi di dalam Istana Dunia Bawah Laut ini menjadi tenang. Tidak ada yang memulai percakapan, sebab mereka sudah mencapai sebuah kesimpulan sederhana yang Verx lontarkan beberapa saat lalu. Mengetahui semuanya sudah berakhir, Verx lantas menguap. “Kurasa diskusi hari ini selesai. Sudah tak ada yang perlu kita bahas lagi. Jadi, aku akan kembali ke ruanganku dan beristirahat saja,” ucap Verx. Sebelum Verx meninggalkan ruangan bersama dengan Alicia, mendadak saja Sigerson menghentikan mereka. “Tunggu, Verx. Masih ada yang hendak dibahas oleh Ben di pertemuan kali ini. Aku yakin kau sudah paham dengan inti masalah selanjutnya, kan?” Verx dan Alicia saling bertukar pandangan sejenak, kemudian Verx menjawab Sigerson setelah menganggukkan kepala dan memalingkan pandangan, “Ya, aku paham dengan pembahasan selanjutnya. Dan aku juga sudah menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya. Tapi, kita pastinya perlu sebuah penyesuaian juga, kan?” “Baguslah kalau kau mengerti,” sahut Ben. “Tapi sebelum itu, aku akan memberitahukan rincian diskusi ini. Intinya, Dunia Bawah Laut ini memang tidak akan lenyap, sekalipun para Pengguna Lingkaran Sihir lenyap. Malangnya, Dunia Bawah Laut ini sangat kecil, dan bila di kemudian hari sudah tak ada lagi Pengguna Lingkaran Sihir tersisa, mereka tidak dapat keluar dari sini. Itu akan menjadi sebuah masalah yang serius.” “Lalu, apa yang kau maksud dengan penyesuaian tadi, Verx?” Kali ini Wrath langsung mengalihkan topik, sebab dia juga sudah mengerti dengan inti masalahnya di sini. “Kupikir kau akan mengerti, ternyata tidak ....” Verx mengembuskan napas panjang. “Mengecewakan memang, tapi aku akan menjelaskannya agar orang sepertimu juga dapat mengerti.” “Tidak perlu memperlebar ucapanmu.” “Mulai dari sekarang, kita sudah beranggapan tak ada lagi Pengguna Lingkaran Sihir selain di sini, dan di dimensi berbeda yang diciptakan oleh Collins. Namun, aku sangat yakin, mereka pasti juga akan keluar dari dimensi itu dan mencari tempat tinggal baru.” Sejenak, Verx menjeda kalimatnya. “Untuk sekarang mereka memang kembali ke sana, tapi pasti akan kembali ke sini lagi setelah merasakan sesuatu yang kurang menyenangkan.” “Apa maksudmu?” Alicia terkejut mendengar apa yang Verx katakan. Bukan hanya Alicia, tiga orang lainnya juga ikut terkejut. “Masalahnya bukan tempat, melainkan pintu penghubung antar dimensi yang diciptakan Collins. Masing-masing dimensi memiliki masalahnya tersendiri, dan setiap masalah itu tidak terhubung satu dimensi ke dimensi lainnya karena Collins masih mengontrolnya. Tapi, sekarang Collins sudah tak ada. Masalah di setiap dimensi yang seharusnya saling terpisah, bisa saja melebur menjadi satu, sebab efek dari sihir memang tidak dapat ditarik.” Semuanya mendengarkan penjelasan Verx dengan tenang. Mereka perlahan-lahan mengerti, kalau apa yang mereka anggap baik-baik saja ternyata tidak seperti itu. Penjelasan Verx membuat mereka membuka mata mereka untuk melihat hal-hal baru dari berbagai sudut pandang. “Untuk itu aku menyarankan kita berhati-hati, dan bersiap akan kemungkinan terburuk.” Verx melanjutkan penjelasan. “Namun, kita kesampingkan dulu hal semacam itu. Kita masih perlu membuat semua orang di Dunia Bawah Laut ini beradaptasi hingga terbiasa dengan kedatangan Pengguna Lingkaran Sihir Merah. Setelah masalah itu teratasi, kita baru akan memikirkan hal lain. Dan aku juga sudah menentukan ke mana kita akan pergi setelah ini.” “Sudah seberapa jauh kau memikirkannya?” tanya Sigerson, sedikit takjub dengan penjelasan Verx tadi. “Sejauh yang tidak kalian pikirkan.” Verx sengaja mengejek. Alicia sedikit tertawa mendengar ejekan Verx, sedangkan yang lain hanya dapat menahan malu akibat tak dapat membalas ejekan Verx barusan. “Baiklah, kita pergi, Alicia!” Segera setelah mendengar itu, Alicia langsung memutar kursi roda Verx, hendak pergi keluar. Namun, sebelum keluar, terlebih dahulu Verx berkata, “Oh iya, aku hampir lupa. Aku menyarankan untuk segera pindah ke Area Terlarang yang sudah kuhancurkan saja, setelah semua orang berhasil beradaptasi satu sama lain.” Verx dan Alicia langsung pergi, sementara Ben, Sigerson dan Wrath masih duduk di kursi mereka. Mereka sengaja tak ikut pergi bersama dengan Verx dan memutuskan untuk tetap di sini sementara waktu. Mereka tentunya mulai memikirkan lagi semuanya, semua yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Sesaat ketika sudah berada di luar ruangan, Alicia langsung bertanya pada Verx, “Kenapa kau menyarankan untuk pindah ke Area Terlarang yang sudah kau hancurkan itu, Verx?” Verx terdiam sejenak, lalu menjawab, “Tidak ada alasan khusus. Hanya saja, aku pikir tempat itu cocok bagi para penduduk Dunia Bawah Tanah ini, karena tempatnya berdekatan dengan laut. Selain itu, Area Terlarang tersebut juga berdekatan dengan desa si kakek yang sudah membantu kita, kan?” “Jadi itu alasan utamamu.” Alicia tersenyum tipis. “Yeah, kurasa aku perlu memakai namaku sejenak untuk membangun sebuah relasi antara para Pengguna Lingkaran Sihir dengan para manusia biasa. Sebab aku sudah menyelamatkan mereka sekali, kupikir semuanya akan berjalan baik bila dilakukan perlahan-lahan.” “Tapi, bukankah para Pengguna Lingkaran Sihir sudah menyelamatkan semua manusia di saat bencana Bulan Hijau?” Kali ini, Verx menggelengkan kepala sambil mengembuskan napas panjang. “Jika dilihat dari sudut pandang kita, itu memang apa yang terlihat. Bila dilihat dari sudut pandang mereka, mereka akan berpikir kalau para Pengguna Lingkaran Sihir hanya akan membawa petaka. Salah satunya, bencana Bulan Hijau memang diakibatkan oleh kita, dan mereka juga ikut terbawa ke dalamnya. Kau paham?” Alicia berpikir sejenak, tidak terpikirkan sebelumnya olehnya tentang apa yang Verx katakan tadi. “Lalu, apakah Pengguna Lingkaran Sihir benar-benar tidak akan mereka terima lagi?” “Mereka tetap akan menerimanya, tetapi bila memang diperlukan dan mereka juga akan sangat berhati-hati. Itulah mengapa tadi aku mengatakan, aku mungkin dapat menggunakan namaku untuk membuat semuanya berjalan lancar sesuai dengan rencana.” “Sekarang aku mengerti!” Awalnya Alicia berencana mengantar Verx ke ruangan mereka, tetapi dia berubah pikiran dan membawa Verx keluar Istana. Verx sendiri tidak peduli dengan apa yang Alicia lakukan, jadi ia pun hanya menurut saja. Salama dalam perjalanan keluar dari lingkungan Istana, tepatnya ketika berada di depan gerbang keluar, Verx bertanya, “Kau mau membawaku ke mana, Alicia?” Alicia tersenyum saat melihat Verx memalingkan wajah padangnya. “Aku ingin mengajakmu pergi berjalan-jalan, menghirup udara segar di Dunia Bawah Laut ini, entah mengapa. Kau tidak terganggu, kan?” “Tidak masalah sih, tapi ke mana kau akan membawaku?” “Bagaimana kalau ke teman saja, sambil melihat matahari terbenam?” Alicia mengusulkan, melihat hari memang sudah sore. “Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu. Lagi pula, hanya itu yang dapat kulakukan sekarang di atas kursi roda ini ....” Alicia segera berhenti ketika mendengar itu. Wajahnya tertunduk, tampak kesal tetapi dengan wajah yang tenang. “Apa kau sudah menyerah, Verx? Tidakkah semua yang kulakukan selama ini, berarti bagimu? Katakan yang sejujurnya, apa yang kaurasakan ....” Melihat dan mendengar nada suara Alicia yang begitu pelan, membuat Verx merasa bersalah sudah mengatakan hal tadi. Ia pun segera berusaha memperbaiki keadaan. “Kau sudah tahu, sejak pertama kali kita bertemu, aku memang sudah tidak ingin hidup. Semua yang aku sayangi telah tiada. Tapi, saat kita berpetualang bersama, aku merasa semuanya pasti akan baik-baik saja, dengan adanya kau di sisiku. Namun, kenyataannya sekarang aku berada di atas kursi roda ini, dan ....” Verx mengeraskan ekspresi wajahnya. “Ini sangat mengesalkan bagiku ....”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD