bc

rindu dari seorang perindu

book_age12+
1
FOLLOW
1K
READ
sweet
like
intro-logo
Blurb

"rindu.... "

begitulah kata hati yang tak sanggup diucapkan namun selalu terbayang dihati

tak terucap dikata namun terukir dihati

"aku mencintaimu... rindu"

kata sederhana yang bahkan bisa dikatakan anak kecil namun, kenapa maknanya sungguh berbeda?

"aku tak bisa memberikan cinta untukmu... rindu aku mencintai orang lain... "

"ndak apa2 mas... aku... paham perasaanmu tidak ada burung yang langsung bisa terbang bukanya semua itu butuh proses? "

senyuman yang terlampau indah sampai siapapun ingin terus membuatnya bahagia...

namun tidak untuknya...

chap-preview
Free preview
candu
inilah rindu terasa sendu selalu dirindu kapanpun itu... inilah rindu datang tak menentu menjadi candu... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ruang keluarga yang seharusnya diliputi kehangatan kini terasa tegang.dua pria yang duduk saling berhadapan kini terlihat begitu serius seperti akan terjadi perdebatan "sekatmat hehe gimana sekarang pak? " ucap salah seorang pria dari duduknya "aduh kok daritadi kalah terus" ucap salah seorang lagi dengan nada mengeluh "yo ndak tau pak... hehe" dengan nada puasnya "leh kamu yo nggerr ndak bisa ngalah apa" kembali ucap keluhan dari orang tersebut "yo ndak bisa pak" sangkal pemuda itu tanpa disadari datang seorang wanita yang begitu anggun berjalan mendekat. meski telah nampak kerutan pada wajahnya sungguh tak mampu membendung kecantiknya. wanita ini datang membawa dua cangkir teh untuk disuguhkan pada kedua pria barusan "ini pak...bi diminum tehnya" menyuguhkan teh dengan senyum yang masih menghiasi wajah cantiknya. kemudian duduk diantara keduanya "makasih bu" ucap pria tampan yang masih nampak muda dengan senyuman yang menyunggih di wajahnya "abi kamu disini berapa hari?" ucap pria yang nampak seumuran dengan wanita tadi. wajahnya sungguh berwibawa meski sudah nampak kerutan diwajahnya "abi ambil cuti 3 hari pak" ucap pria yang dipanggil abi barusan "hmm" hanya dibalas deheman saja "bu pakaian beskap nya sudah dicari belum bu, abi kesulitan carinya bu" tanya abi pada sang ibu "sudah bi kata mbok sari ada di lemari.kamu ini nggageti saja" "hehe maaf Bu abis tadi abi nggak ketemu"jawabnya sambil nyengir kaya anak kecil "lain kali dicari yang benar ya bi" ucap bapak menyela "nggih pak" "abi bapak mau bicara serius sama kamu" kata pak suryo setelah meletakan cangkir antik berisi teh tersebut "iya pak ada apa? " tanya abi kemudian "bapak kan sudah tua bi kapan kamu juga tau bapak nggak tau bisa bernafas sampai kapan. kamu apa belum berencana untuk berkeluarga? " "iya bi ibu juga sudah tua pengen nimang cucu" timpal ibunda abi "bapak jangan ngomong gitu pak bapak pasti sehat sampai abi sudah berkeluarga nanti. juga abi rasanya belum siap pak untuk berkeluarga" jawab abi kemudian "bapak ngerti abi kalau bapak nggak punya hak untuk mencampuri kehidupan kamu tapi bapak bener2 kuatir bi apa lagi kamu sudah 28 tahun bapak rasa kamu sudah dewasa bi" ucap bapak terasa sedikit sendu "baik pak nanti abi pikirkan" kata abu tak ingin membuat bapaknya lebih khawatir "asalamualaikum" terdengar ketukan pintu dan suara dalam dari luar membuat ketegangan di ruangan tersebut sirna "waalaikumsalam sebentar! " jawab mbok sari membukakan pintu "eh non rindu" sapa mbok sari dengan senyum kemudian gadis yang dipanggil rindu mencium tangan mbok sari dengan lembut "non tangan mbok kotor lo nggak udah dicium" segera mengelap tangan dengan selendang "ndak apa-apa mbok" jawab rindu masih sambil tersenyum "budhe nya ada didalam mbok? " tanyanya kemudian "nggih non masuk saja dulu" "nggih mbok" masuknya kemudian dengan senyum yang tetap merekah "siapa mbok?" tanya bu Dewi "non rindu bu" jawab mbok sari dengan sopan bu sari bergegas bangkit dan melihat keponakan nya yang telah duduk di ruang tamu tersebut "rindu... kapan kamu kamu kesini nduk" tanya bu Dewi dengan senyum yang begitu menawan gadis cantik tersebut sontak berdiri dan mencium tangan budhe nya dengan takzim "baru saja bu" "ya sudah ayo ke tengah pakde mu pasti senang kamu kesini" bu Dewi pun berjalan beriringan dengan rindu. gadis cantik tersebut menunduk dan mengikuti budhe nya. setelah melihat pak suryo rindu pun kembali mencium tangan pakde nya dengan takzim "rindu ada apa kamu kesini nak? " tanya pak suryo kemudian "rindu disuruh ibu mengantarkan jenang pakde" jawabnya dengan masih terduduk dilantai. pak suryo hanya tersenyum dengan kelakuan ponakannya ini "memang ibu kamu buat jenang ndu? " tanya bu Dewi kemudian "ndak budhe ibu dapat oleh-oleh dari pakde aryo" jawabnya masih menunduk "oh begitu. kenalkan ini abi mas mu ndu" "abi ini rindu adik mu putri dari pak Wijaya kamu masih ingat kan? " jawab pak suryo melirik pada abi yang sedari tadi melihat percakapan adiknya tersebut . "masih pak" jawabnya singkat rindu melirik dan juga menyalami abi masih dengan takzim "sopan sekali" batin abi "kamu makan dulu saja rindu disini" tawar bi Dewi kemudian "maaf budhe saya masih ada kelas tari juga didepan ada jemputan yang menunggu" jawab rindu masih menunduk "oh ya sudah rindu titipkan salam buat ibumu ya" pesan bu Dewi kemudian "baik budhe saya pamit" kembali rindu mencium tangan pakdhe dan budhe nya dengan takzim "asalamualaikum" "waalaikumsalam" jawab serempak ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ hallo readers makasih sudah menyempatkan membaca tulisan kau yang mburaduk ini hehehe ?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
56.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook