IL. 6

1436 Words
Suasana pagi hari dengan malam hari kini amat tak beda jauh karna langit kini telah tertutupi oleh awan mendung yang nampak seperti hujan akan sebentar lagi akan turun dengan derasnya, Yudha yang awalnya sudah bersiap untuk berangkat ke kampus dan mendaftarkan dirinya sebagai mahasiswa baru jalur beasiswa kini harus mengurungkan niatnya yang berangkat di pagi hari. Yudha melangkahkan kakinya untuk turun ke lantai bawah di ruang tamu sudah ada Agas dan Ferry yang juga tengah bersiap untuk pergi ke kampus. "Agas, sepertinya aku ngga jadi ke kampus pagi ini." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah Agas yang sedang merapihkan kemejanya itu. "Loh, gimana si? Katanya pagi ini makanya aku udah siap-siap, kok malah ngga jadi Dha." Ucap Agas cepat dengan nada suara terkejutnya itu. "Iya, tadi liat di kamar jendela langitnya mendung banget Agas.. mungkin sebentar lagi bakal turun hujan lebat." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah Agas. Jdarr.. terdengar suara petir yang amat memekikkan telinga, sontak saja Agas yang sedang memakai sepatu tampa sadar segera melempar sepatunya ke depan mengenai tepat wajah Ferry dengan sedikit keras. "Aww," Pekik Ferry meringis kesakitan karna terkena lemparan sepatu milik Agas itu. "Maaf, maaf! Aduh, ngga sengaja." Ucap Agas kikuk "Iya, ngga apa-apa." Ucap Ferry cepat segera menyingkirkan sepatu Agas dari wajahnya itu. "Wah, berbekas." Timpal Yudha cepat saat melihat cetakan belakang sepatu milik Agas nampak jelas di wajah Ferry yang kini berwarna merah itu. "Eh, beneran? Aduh, maaf ya Ferry." Ucap Agas cepat dengan wajah tak enaknya itu menatap intens ke arah Ferry yang sedari tadi duduk di sofa depannya itu. "Santai aja, nanti juga ilang kok Agas." Ucap Ferry cepat segera menyingkirkan kedua telapak tangan Agas dari wajahnya yang kini sedang terasa sakit cenat-cenut akibat sepatu yang di lempar Agas itu. "Sekali lagi maaf ya," Ucap Agas cepat tampa sadar ia pun menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal dan tersenyum lebar dengan wajah kikuknya itu. "Iya, santai saja." Ucap Ferry cepat segera tersenyum kecilnya ke arah Agas. "Ehh, hujannya semakin turun dengan deras! Terus kapan aku bisa main futsal kalau begitu." Ucap Agas cepat dengan wajah kesalnya itu. "Futsal? Dimana tempatnya?" Tanya Yudha dengan cepat menatap lekat ke arah Agas. "Dekat kampus! Padahal hari ini aku sedang tak ada jadwal kampus.. ehh, malah turun hujan seperti ini." Ucap Agas cepat dengan wajah cemberutnya tak suka itu. "Kau juga tak bisa pergi ke kampus untuk daftar karna tertahan hujan, padahal semuanya telah terencana.. benar-benar hari yang tak terduga." Ucap Agas cepat dengan wajah seriusmya itu menatap lekat ke arah Yudha. "Aku mau manggil taksi, kalian mau ikut numpang sekalian jalan atau ngga?" Ucap Ferry cepat tiba-tiba masuk ke dalam pembicaraan Agas dan Yudha. "Yaps, boleh-boleh, kita ikut numpang ya Ferry." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu. "Taksi? Bukanya biayanya mahal ya, Ferry?" Tanya Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu, Yudha benar-benar tak mau terlalu boros akan kehidupannya di kota sebelum ia memiliki perkerjaan yang tetap di kota Jakarta ini. "Memang, paling sekitar 50 ribuan dari rumah ini.. tapi aku yang akan membayarnya, kalian berdua numpang saja karna aku sekalian ingin ke kampus juga." Ucap Ferry cepat dengan wajah seriusmya itu menatap lekat ke arah Yudha dan juga Agas. "Wah-wah, enak tuh! Tinggal naik saja tampa harus patungan uang kendaraan." Celetuk Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu. "Terimakasih banyak, Ferry.. aku akan siap-siap dulu." Ucap Yudha cepat segera berlari ke lantai dua dan langsung ke arah kamarnya untuk bersiap-siap ingin pergi ke kampus. Yudha, mulai merapihkan isi tasnya dengan berbagai surat-surat serta barang-barang yang ia perlukan, rasanya sungguh menyenangkan karna dapat bisa kuliah tampa harus mengkhawatirkan biayanya sebab ada beasiswa. Yudha, sedari dulu amat memimpikan dapat kuliah dan menjadi orang yang berpendidikan serta orang yang sukses agar bisa membantu kedua orang tuanya dan mengakat drajat kedua orang tuanya di mata lingkungan sekitarnya. Bagi Yudha, pendidikan itu penting! Bahkan ia pergi sejauh ini ke kota Jakarta karna ingin mengubah nasibnya dan belajar di salah satu kampus ternama di kota Jakarta ini. "Yudha, taksinya sudah datang.. cepat turun!" Terdengar suara teriakan Agas yang menggema di telinga Yudha alhasil Yudha pun segera merapihkan kerah bajunya sebelum melangkah turun ke lantai satu dengan satu tas hitam berukuran sedang yang Yudha bawa itu. "Maaf lama," Ucap Yudha cepat saat sudah memasuki mobil taksi yang terpakirkan di depan pagar rumah kosan itu. Ferry menganggukan kepalanya dengan cepat lalu berkata "Santai saja, lagi pula baru saja datang kok taksinya." Ucap Ferry cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu. Dari dalam kosan setelah mengunci pintu rumah serta gerbang, Agas barulah masuk ke dalam mobil dan berbicara "Sudah," Ucap Agas cepat setelah masuk ke dalam mobil. "Sudah siap? Atau ada yang belum naik?" Tanya sang supir taksi dengan nada ramahnya pada Agas. "Sudah Pak, gas langsung ke kampus!" Ucap Agas cepat dengan penuh semangat. "Oke-oke, yuk berangkat.. bismillah." Ucap Pak supir cepat segera melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke arah kampus. Terasa amat lama perjalanan menggunakan taksi membuat Yudha yang tak bisa terlalu lama menggunakan Ac sontak langsung muntah! Yang mana membuat Ferry yang duduk di sampingnya harus menahan rasa mual karna melihat Yudha yang muntah. "Dha, pakai minyak angin ini." Ucap Agas cepat segera memberikan minyak kayu putih pada Ferry agar Ferry lah yang membantu Yudha memakaikan minyak angin ke perut serta belakang lehernya. 10 menit kemudian, Yudha, Agas, dan Ferry tiba di halaman depan kampus. Agas mengucapkan kata maaf serta berterimakasih pada sang supir taksi akibat Yudha yang sempat muntah di dalam mobilnya, dan reaksi sang supir taksi pun menanggapinya dengan ramah serta tak meminta ganti rugi akan Yudha yang sempat muntah di dalam mobilnya. Sesudah samapai di kampus kini hujan tinggal rintik-rintik air sedikit-sedikit saja yang masih berjatuhan ke bumi. "Dha, udah enakan belum?" Tanya Ferry cepat terdengar khawatir akan Yudha yang masih terlihat mabuk oleh Ac mobil. Yudha menganggukan kepalanya dengan pelan lalu berkata "Udah lumayan, lain kali aku tidak mau naik taksi lagi." Ucap Yudha cepat dengan wajah letihnya itu sehabis menahan mual dan muntah. "Kenapa juga kamu ngga bilang kalau ngga kuat pake Ac mobil? Kan nanti Ac-nya bisa saja di matikan." Ucap Agas cepat dengan wajah khawatirnya itu menatap lekat ke arah Yudha yang kini sedang berdiri sempoyongan. "Maaf, aku kira aku bisa menahan rasa mualnya! Namun ternyata tidak bisa." Ucap Yudha dengan cepat sembari menatap lekat ke arah bangunan besar kampus yang berdiri kokoh di depannya itu. "Tidak bisa aku percaya kalau aku akan kuliah disini." Ucap Yudha lirih menatap takjub ke arah bangunan kampus yang sudah terlihat dari depan gerbang saja. Ferry yang semula diam sontak tertawa saat melihat dan mendengarkan ucapan Yudha itu, setelah Ferry tertawa Agas pun ikut tertawa kecil lalu berkata "Sebegitu sukanya kamu kuliah disini, Dha?" Tanya Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu. Yudha sontak mengaggukan kepalanya dengan cepat dan berkata "Suka! Suka sekali, ingin rasanya aku berteriak sekarang." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu merasa orang yang paling bahagia hari ini karna tak pernah ia bayangkan kalau mimpinya selama ini sudah terwujud. "Kalau begitu ayo masuk ke dalam! Kau pasti akan menyukainya kuliah di universitas ini.. aku akan membawa mu keliling gedung-gedung ini." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu menatap lekat ke arah Yudha. "Benarkah? Bukannya kau ada pertandingan futsal? Agas." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu menatap balik dengan lekat ke arah Agas. "Masih nanti jam 2 siang! Aku akan mengajak mu berkeliling kampus terlebih dahulu." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu bahkan jejeran gigi putih tersusun rapihnya itu terlihat semuanya. "Maaf, aku ngga bisa menemani kalian.. karna aku ada jam kuliah hari ini." Ucap Ferry cepat dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah Yudha dan Agas. Yudha sontak tersenyum kecil sebelum ia kembali berkata "Tidak apa-apa, Ferry.. terimaksih banyak atas bantuan mu yang tadi selama aku di dalam mobil." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu. "Sama-sama, Yudha.. kalau begitu aku pamit pergi ya Dha, Aga." Ucap Ferry dengan cepat segera berjalan ke arah lainya lebih tepatnya gedung jurusan lain. "Ternyata selama ini sudah salah menilai ya, Ferry ternyata orang yang baik dan ramah!" Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu menatap punggung besar Ferry yang berjalan semakin jauh dri mereka berdua. "Benar! Ferry, orang yang baik serta murah senyum." Timpal Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu. "Yasudah, ayo kita mendaftarkan mu dengan cepat agar besok kau bisa langsung kuliah disini!" Ucap Agas cepat dengan nada suara bersemangatnya itu. "Ayo! Aku sudah tak sabar." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu merasa bahagia karna kini kedua kakinya telah memasuki halaman universitas yang selama ini ia impi-impikan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD