"Kalau sudah selesai minum, ayo kita berangkat ke kosan Yudha." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu dan Yudha pun segara menganggukan kepalanya dengan cepat tanda setuju akan ucapan Agas.
Tidak membutuhkan waktu yang lama hanya sekitar 15 menit saja kini Agas dan Yudha sudah sampai di depan kosan yang berbentuk rumah satu dengan ukuran sedang. Yudha menatap lekat ke arah rumah itu yang dari luar nampak terlihat segar dan bersih karna banyak bunga, serta tumbuhan sayur mayur yang di taman di halaman depan kosan itu yang membuat Yudha merasa tak jauh berbeda dengan rumahnya di kampung.
"Agas, ini benar kosan kita nanti?" Ucap Yudha cepat dengan wajah penasarannya itu.
Agas sontak menganggukan kepalanya dengan cepat tanda mengiyakan pertanyakan Yudha itu, ia pun berkata "Ayo, masuk.. tolong di maklumkan ya kalo kosannya agak sedikit berantakan nanti." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu.
Yudha pun segera menganggukan kepalanya setuju lalu segera melangkah maju ke arah pintu pagar kosan yang dimana Agas sudah dengan cepat membukanya. Cklek.. suara pintu masuk rumah terbuka dengan lebar Agas dan Yudha pun segera melangkah masuk ke dalam rumah secara bergantian, telinga Agas sempat mendengar bahwa Yudha mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah membuat Agas tersenyum kecil sungguh Yudha benar-benar pria yang sopan dan budi pekertinya tinggi.
Setelah masuk ke dalam kosan berbentuk rumah itu Yudha amat sangat terkejut melihat bagian dalam kosan penuh dengan barang-barang serta baju yang berserakan dimana-mana.
"Maaf berantakan, tadi belum sempat rapi-rapi karna takut terlambat menjemput mu Yudha." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu merasa malu memperlihatkan kosan tempat tinggalnya yang semerawut pada Yudha.
"Ngga apa-apa, nanti tinggal di beresin aja Agas." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
"Nah itu dia! Aku paling males beres-beres.. biasanya setiap sore Ibu ku datang ke sini dan yang merapihkan rumah ini adalah Ibu ku, tapi kemarin sore Ibu ku tidak datang alhasil rumah ini masih berantakan deh." Ucap Agas cepat dengan tawa kecilnya itu.
Mendengarkan hal itu sontak Yudha menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu berkata "Agas, lebih baik kita tak terus bergantung pada orang lain apa lagi hanya hal beberes rumah saja.. yuk, aku bantu rapihkan." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu segera menaruh tas besar yang berisi barang-barang miliknya di lantai.
Agas menggelengkan kepalanya tanda menolak lalu ia berkata "Eh, kau tidak usah beberes Yudha! Kau pasti masih lelah biar aku saja yang bereskan." Ucap Agas cepat menolak tawaran Yudha yang ingin membantunya berberes rumah itu.
"Tidak apa, Agas.. aku sedari awal perjalanan naik bus selalu tertidur lelap disana jadi aku sama sekali tak merasa lelah, biar aku membantu mu.. agar lebih cepat selesai juga bukan?" Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu.
"Baiklah, kalau begitu.. mari kita berberes." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum lebarnya itu, Agas pun merasa Yudha adalah seseorang yang baik dan peka berhadapan lingkungan sekitarnya.
25 menit telah berlalu kini Agas dan Yudha tengah istirahat di sofa karna sangking lelahnya membersihkan seisi rumah yang amat sangat berantakan itu. Yudha dan Agas pun saling memandang satu sama lain yang mana sesaat kemudian mereka berdua saling tertawa geli bersama-sama.
"Jujur baru diri mu lah teman ku yang mau membantu ku merapihkan rumah ini, pasalnya teman ku selama ini hanya bisa membantu ku membuat rumah ini berantakan saja." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu menatap Yudha dengan intens.
"Begitukah? Kenapa kau tak meminta pada mereka untuk membantu mu membereskan saja, Agas.. bukankah kalian berdua yang sudah membuat rumah ini berantakan." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu merasa aneh saat mendengarkan cerita Agas tentang para temannya yang tak mau membantunya berberes rumah.
Agas sontak tertawa kecil lalu ia segera berkata "Mereka semua anak-anak orang kaya, Yudha.. mana tau cara berberes rumah seperti ini, tidak menyebabkan kebakaran di kosan kecil ini saja aku sudah amat bersyukur." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
"Eh, anak-anak orang kaya? Seperti apa teman -teman mu, Agas.. aku ingin bertemu dengan mereka." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah Agas.
Agas menaikan satu alisnya ke atas setelah mendengarkan ucapan Yudha itu, lalu ia berkata "Kenapa? Apa kau tertarik akan kekayaan mereka semua? Apa kau pun suka memilih teman orang-orang yang hanya kaya saja? Yudha." Tanya Agas cepat dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah Yudha.
Yudha menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu berkata "Bukan, aku hanya penasaran saja seperti apa anak-anak itu karna itu aku ingin bertemu dengan mereka.. bagi ku tak ada bedanya berteman dengan siapa pun dan dari golongan apa pun, asalkan orang itu baik dan tak mengajak ke jalan yang sesat! Karna niat kita berteman untuk saling mengenal dan bersilahturahmi." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
Agas sontak tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan merasa dirinya sangat berdosa karna telah memiliki pikiran buruk pada Yudha pria yang terlewat baik itu.
"Lebih baik kau tak usah berteman dengan mereka, uang mu akan cepat habis Yudha.. karna jika mau memiliki teman-teman yang notabennya anak orang kaya, maka kau harus sering menghabiskan waktu untuk terus bertemu dan nongkrong di cafe-cafe elit yang mana uang mu akan cepat hilang dan tak berbekas nanti." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum dan tertawa kecilnya itu.
"Nongkrong di cafe? Maksud mu seperti cafe yang kita datangi tadi?" Tanya Yudha cepat dengan wajah terkejutnya itu.
Agas menganggukan kepalanya dengan cepat tanda mengiyakan ucapan Yudha lalu berkata "Ya, benar.. tapi lebih mewah." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu berusaha menjahili Yudha yang amat sangat irit menggunakan uang.
Yudha menelan savilahnya kuat-kuat lalu tak berapa lama ia terbengong dalam lamunannya, melihat expresi Yudha yang seperti itu sontak saja membuat Agas langsung tertawa geli.
"Kalau begitu aku tidak jadi berteman dengan mereka." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu menatap intens ke arah Agas.
"Hahaha, santai sob! Aku tadi hanya bercanda walau semuanya benar si.. tapi, tidak setiap hari teman-teman ku nongkrong di cafe dan terkadang mereka saling sibuk masing-masing.. ada yang mendirikan perusahaan baru, ada yang harus pergi ke luar negeri, dan ada yang sibuk dengan pacarnya." Ucap Agas cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
"Tapi, tenang saja.. mereka semua pasti akan menyukai mu sebab, kau orang yang jujur dan apa adanya! Aku saja menyukai mu." Ucap Agas kembali dengan wajah tersenyum lebarnya itu menatap lekat ke arah Yudha.
Sementara itu Yudha hanya terdiam mendengarkan ucapan Agas yang sedari tadi mengoceh tampa henti itu.
"Ehh, maksud ku akan akrab dengan mu.. dan aku bukan menyukai mu ke arah yang anu ya, maksudnya, aku.. duh, gimana ya ngomongnya." Ucap Agas cepat merasa gugup seorang diri karna telah mengatakan kalimat yang memiliki dua arti.
Yudha sontak tertawa geli melihat Agas yang terlihat gugup berbicara itu, Yudha pun segera berkata "Aku tau, maksud mu Agas.. kau tadi salah bicarakan? tak perlu menjelaskannya pada ku lagi, dan tak usah gugup lagi santai saja." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
"Oke deh, kalau begitu ayo aku tunjukan kamar mu di kosan ini." Ucap Agas cepat segera membatu Yudha membawakan tasnya yang lumayan berat bagi Agas.
"Yudha, ini tas isi apaan dah?" Tanya Agas cepat disela-sela melangkah menaiki satu persatu anak tangga yang ada di dalam kosannya itu karna semua kamar berada di lantai ke dua.
"Barang-barang dan baju, Ibu ku yang merapihkan semua itu lalu memasukkannya ke dalam tas itu." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu berjalan di belakang Agas sebari menatap pegangan tangan yang terbuat dari kayu dan terukir dengan indah itu.
"Astaga!" Pekik Agas letih segera menjatuhkan tas besar milik Yudha tepat setelah ia dan Yudha masuk ke dalam salah satu kamar di lantai dua itu.
"Bagaimana bisa kau membawa tas berat ini dari kampung mu, Yudha? Benar-benar melelahkan." Ucap Agas cepat segera berjalan ke arah tempat tidur lalu merebahkan dirinya di kasur itu agar lelahnya sehabis mengangkat tas segera menghilang.
"Aku tak membawanya, Agas.. aku menaruhnya di bagasi bus, terimaksih karna sudah membantu ku membawanya ke kamar ini." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu.
"Hm, ini memang kamar kosan milik mu Yudha.. patuhi semua aturan di kosan ini, kau bisa melihat semua aturannya di balik pintu kamar mu itu." Ucap Agas cepat tampa melihat ke arah Yudha.
Yudha pun segera melangkah ke arah pintu kamarnya itu lalu mencari subuah aturan yang di ucapan oleh Agas kepadanya, alangkah terkejutnya Yudha saat membaca tulisan aturan-aturan yang harus ia turuti dan patuhi jika masih ingin tetap tinggal di kosan itu.