9.mulai punya perasaan

1094 Words
"Maaf mas,apa ini rumah mbak kanaya?" tanya orang berpakaian rapi kepada Rehan yang baru keluar dari rumahnya. "Iya,kenapa?" tanya Rehan, bingung. "Ini sepedanya.kata mas Erlangga, saya disuruh nganter sepada non Kanaya kerumahnya" jelas seorang lelaki setengah baya,yang tak lain adalah orang kepercayaannya Erlangga. "Ohhh iya,terimakasih" balas Rehan, seraya tersenyum ramah. "Sama-sama ,kalau begitu saya pamit.permisi"pamit laki-laki itu, sopan. "Iya,silahkan" Setelah sepeda Kanaya ditaruh Rehan kegarasi.Rehanpun langsung pergi kekantor dengan menggunakan mobil putihnya. Pagi ini cuacanya sangat panas.hingga membuat siswa-siswi yang sedang melaksanakan upacara mengeluh kesal. "Kenapasih pak kepala sekolah gak selesai-selesai pidatonya?panas ini" keluh Dara, heboh. "Iya,kebanyakan bacottuh orang.gak tahu apa disini panas?" tambah Kanaya, seraya mengibas-ngibaskan tangannya keatas. "Hufttt...,kalian ini bisa diam gaksih?" tegur Manda,seraya menempelkan telunjuknya kedepan bibirnya. "Santai dong Man,gak usah ngegas"kesal Kanaya, dan Dara. "Baik,anak-anak.kalian boleh bubah sekarang" ucap kepala sekolah, akhirnya. Semua siswa-siswi bubar.mereka berlarian kesana-kemari.ada yang langsung pergi kekelas,kekantin, dan ada juga yang pergi ketoilet. contohnya Dara. "Woy,Amanda, Kanaya, gue ketoilet dulu.kalian kalau mau pergi kekelas,duluan aja gak apa-apa"seru Dara, kepada kedua sahabatnya. Kanaya dan Manda hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban.jujur saja,dirinya sangat lelah. Sedangkan didepan koridor sekolah, tiga cowok tampan kini tengah mengobrol asik.kecuali Devano yang tengah sibuk bermain game di ponselnya. "Neraka bocor kalik ya?panas banget"gumam Alvaro,yang masih bisa Devano dan Erlangga dengar. "Alah,dasar lebay lo.kayak pernah ngerasain neraka aja"cibir Erlangga yang tengah berdandar didinding. "Dua tahun lagi Alvaro bakal ngerasain neraka Lang" timpal Devano,santai. "Anjirrr...lo ya,Dev.secara tidak langsung,lo doain gue mati dong?"kesal Alvaro, tidak habis fikir dengan jalan pikiran sahabatnya. "Ya takdir orang mana ada yang tahu" balas Devano, acuh tak acuh. seakan dia tidak merasa bersalah dengan omongannya tadi. "Kalian semua jahat" ucap Alvaro,dramatis. "Jijik gue Al,sama lo"cibir Erlangga, berkidik ngeri.lalu dia berjalan masuk kedalam kelasnya. "Eh,lang tunggu.lo mau masuk kelas gak,Dev?" tanya Alvaro, berdiri diabang pintu. "Gak!!"jawab Devano,acuh. "Yaudah" balas Alvaro, tidak perduli. Setelah lima menit lamanya Dara berada didalam toilat.cewek cantik itu keluar,dan berjalan menuju kelasnya. "Eh kamu yang pake sepatu warna putih"panggil Devano, tanpa menghampiri Andara. "Aku,kak?" tanya Dara, sambil celingakan. "Iya kamu,siapa lagi yang lewat didepan gue pake sepatu warna putih kalau bukan kamu" jelas Devano,seraya memutar matanya malas. "Ada apa kak?" tanya Dara,takut.dia tidak mau terlalu lama berurusan dengan Devano.cowok itu terkenal dengan sifat dinginnya. "Kamu temennya Kanayakan?"Devano bertanya, seraya memasukkan salah satu tangannya kesaku celananya. "Iy_Iya kak.memangnya kenapa?" tanyanya gugup. "Aku minta no Whatsapnya" jawab Devano. "Tapi kak,kalau aku dimarahin gimana?" cemas Dara, menggigit ujung kukunya. "Gak bakalan"balas Devano, cepat. "Yaudah catet kak.08932472...." "Oke,makasih" Setelah urusannya kepada Devano selesai.Dara langsung berlari menuju kelasnya. Langit biru sudah berganti menjadi hitam.jarum jam terus berputar.menunjukkan pukul 19.35 WIB.Rehan berjalan lunglai menuju kamarnya. Saat dia lewat didepan pintu kamar Kanaya,tanpa sengaja dia melihat pintu kamar Kanaya yang terbuka. "Dek,sepeda kamu ada di garasi"ucap Rehan, mengagetkan Kanaya. Deggg..... "Yaampun bang.kalau masuktuh ketuk pintu dulu kek.untung aku gak mati kena serangan jantung"kesal Kanaya, seraya memegang dadanya. "Kan ya gak lucu kalau tiba-tiba ada orang yang tahu kalau misalnya akj mati gara-gara kaget"lanjut Kanaya, seraya berbaring ditempat tidurnya. "Ngomong apasih,dek?" tegur Rehan, menatap tajam bola mata Kanaya. "Siapa yang nganterin sepada aku, bang?"tanya Kanaya, mengalihkan pembicaraan. "Suruhan siapa tadi ya? Erla,erlag atau sapa gitu dek.abang lupa"jawab Rehan, tersenyum kikuk. "Erlangga maksutnya?" tebak Kanaya,mencoba mengoreksi kesalahan abangnya. "Nah, itu namanya.udah ah dek, abang mau mandi dulu.selamat malam bebby" ucap Rehan, seraya mengecup lembut kening Kanaya. "Malam too" balas Kanaya, singkat. Tluling.... Suara ponselnya mengagetkan dirinya yang tengah tertidur sembari memeluk boneka beruangnya. 089344..... Kanayakan? 08932472... Iya, siapa ya? 089344.... Aku Devano.gimana sepada kamu? udah dianterin Erlangga, belum? 08932472... Eh kak Devano.udah kok kak.makasih ya?btw tahu nama dan dapat no w*****p aku dari mana? 089344.. Sama-sama.aku tahu nama kamu dari tag baju kamu.soal no w*****p kamu, aku minta sama teman kamu, Dara.save ya? 08932472... Iya,udah dulu kak.aku mau tidur. Devano Yaudah,selamat tidur.semoga mimpi indah. Begitulah isi pesan singkat Kanaya dan Devano.setelah itu,Kanaya cuma meread pesan dari Devano tanpa berniat membalasnya. "Gila,tiba-tiba gue kepikiran tentang kak Devano" gumam Kanaya, panik. "Bahayanih.kak Devanokan orangnya dingin.kalau gue suka sama dia?terus ditolak gimana?"lanjut Kanaya,menggigit bibirnya pelan. "Arggh....tahu ah pusing" Malam ini,entah kenapa Devano sangat bahagia.sebelumnya dirinya tidak pernah merasakan seperti ini. "Kenapa dengan perasaan gue?kenapa jadi kepikiran Kanaya terus?" gumam Devano, mulai memikirkan perasaannya yang tidak jelas. "Kira-kira no gue di save dia atau gak ya?" tanya Devano, pada dirinya sendiri. "Entah kenapa,senyum Kanaya membuat jantung gue berdetak cepat" gumam Devano, tidak jelas. Malam semakin larut.Devano berniat tidur,untuk menenangkan fikirannya yang terus memikirkan tentang Kanaya. "Eh nyet,lo kan yang ngasih no w*****p gue ke kak Devano" tuduh Kanaya, pura-pura marah dihadapan Dara. "Eh,maaf deh,Ay.gue takut soalnya.lo tahu sendirikan sifat kak Devano gimana?dingin banget sumpah. nanti kalau gue gak ngasih no w*****p lo, terus gue dibunuh gimana?"Dara sangat ketakutan kemarin.dia tidak mau mati sia-sia ditangan kakak kelasnya. "Alah....,lebay" cibir Kanaya, dengan nada marah. "Ginideh, kalau lo maafin gue,gue traktir lo sama Manda makan di kantin pas istirahat terakhir" ucap Dara, membuat kesepakatan kepada Kanaya. "Jangan mau,Ay" timpal Manda, memberi saran kepada Kanaya. "He....,gimana Ay?setuju gak lo?"cengir Dara, dengan tatapan memohon. "Emmm...." Kanaya, terlihat sedang berfikir keras."Oke,dil!!" "Giliran makanan aja,cepet lo nyahutnya" sindir, Dara. Seraya mengibaskan rambut panjangnya. "Kayak lo gak" balas Kanaya,seraya menyunggingkan senyum sinisnya. sedangkan Manda hanya tersenyum,ketika melihat kedua sahabatnya tengah berdebat. Jujur saja,saat ini masih jam pelajaran.tapi ketiga sahabat ini malah asik mengobrol.untung bangku mereka berdekatan,jadi saat jam pelajaranpun mereka bertiga masih bisa ngegosip tanpa harus berteriak. Titttt..... Bunyi bel istirahat,membuat semua murid kalang kabut.bersiap-siap untuk mencari tempat ternyamannya.ada yang ingin kekantik,mojok,dan juga keperpustakaan. "Baik anak-anak,jam pelajaran saya sudah selesai.silahkan istirahat"kata bu Elina,mengakhiri pelajarannya. Sesudah bu Elina keluar kelas, semua muridpun berhamburan pergi menuju kantin dan sebagainya. "Kita duduk disitu yuk?" ajak Dara, kepada Kanaya dan Manda. "Yaudah,ayo" balas Manda dan Kanaya bersamaan. "Nih,Ay.uang buat makanan kita sekarang.kembaliannya ambil aja buat permintaan maaf gue" ucap Dara, seraya menyodorkan uang 200 ribu. "Oke,dengan senang hati" balas Kanaya,dengan senyum mengembang. "Mau pesen apa kalian? gue pesenin sekalian ?"tanya Kanaya, menatap kedua sahabatnya bergantian. "Gue cukup mie tek-tek,sama es teh aja" jawab Dara,sekenanya. "Gue samain aja sama Dara"timpal Manda,tidak mau terlalu memilih. Baru saja Kanaya pergi.ketiga cowok tampan,yang memiliki aura mengimendasi datang. "Hallo cantik!!nama kamu siapa?" tanya Erlangga, kepada Dara yang tengah melihat-lihat kukunya yang baru dia kutekin kemarin. "Andara, kak.kak Erlangga,ya?"tebak Dara,seraya tersenyum manis. "Iya,kok tahu?terkenal ya,aku?"tanya Erlangga, menaik turunkan alisnya. "Heeee,gak juga" jawab Dara, malu-malu. "Diam lo, Lang. giliran gue yang kenalan" bentak Alvaro, tertahan. "Iya,iya.santai dong" balas Erlangga,tersenyum sinis. "Hallo,dek?!namanya siapa?" tanya Alvaro, ramah. "Amanda" jawab Manda,singkat. "Kok cueksih?kenalin nama kakak Alvaro"ucap Alvaro, tersenyum manis kearah Manda. "Udah tahu" jawab Manda, acuh tak acuh. "Tahu darimana?"tanya Alvaro, penasaran. "Dari anak-anak alay,yang suka ngomongin kakak" jawab Manda,tanpa beralih dari layar ponselnya. "Sukurin lo Al,dicuekin"goda Devano, seraya menjulurkan lidahnya. Alvaropun memekuk wajahnya.sulit sekali menaklukan cewek disampingnya. "Udah dong ngobrolnya.sekarang kita makan dulu"ucap Kanaya, tiba-tiba.sepertinya dia baru datang. "Eh,iya.kita kekelas dulu ya?bye cantik"pamit Alvaro, seraya mengedipkan satu matanya kearah Manda. "Aku kekelas dulu ya sayang?" pamit Erlangga, kepada Dara. "Iya,sayang" balas Dara,manja. "Jijik gue lihat lo,Dar.kayak cacing kepanasan" cibir Manda, berkidik ngeri. "Dih....,sirik lo ya?"  balas Dara,memekik kegirangan. "Aku kekelas dulu,Ay" pamit Devano, tersenyum lembut kearah Kanaya. "Iya,kak" balas Kanaya, singkat. "Cielah udah ay,ay aja" goda Dara, seraya mengerlingkan sebelah matanya. "Apaansih?"balas Kanaya,malu-malu. Setelah mereka pergi,Kanaya langsung bertanya kepada maenda dan Dara. "Ngapain mereka kesini?" tanya Kanaya, disela-sela makannya. "Gak tahu.bodo amat" jawab Dara,sekenanya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD