Life With You.

1028 Words
    Bella terus menggeliat dalam tidurnya. Gadis yang berstatus istri William Silversky itu begitu terganggu dengan ulah William yang menggesek-gesekkan wajahnya pada ceruk leher Bella.     "Jangan ganggu aku Ibu, aku masih ngantuk," guman Bella dalam tidurnya.     "MMM tomatnya besar sekali"     krauk.     Kyaa!     Buagh.     "Aw!"     "Kenapa kau menendangku, Gulali! " Sontak William terbangun karena rasa sakit di punggung dan pantatnya.     William sangat kesal karena p****t dan punggungnya mencium lantai akibat terjatuh dari ranjang. Siapa lagi tersangka yang membuatnya terjatuh dari ranjang selain gadis yang tengah duduk di ranjang dengan wajah kesal.     "Siapa suruh kau mengigitku, Willy! " ucap Bella yang memegangi lehernya karena gigitan William. William yang menyadari bekas gigitan di leher Bella jadi merasa bersalah. Lihat saja leher Bella yang tadinya mulus kini terdapat bekas gigitan yang cukup terlihat.     "Aku kan tidak sengaja gulali, lagi pula aku tengah dalam keadaan tertidur, mana mungkin aku sengaja mengigitmu."     "Sudahlah, jika kita berdebat terus maka tidak akan ada habisnya." Bella menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Gadis itu melepas satu persatu baju yang melekat di tubuhnya. Tanpa membawa apapun ke dalam kamar mandi Bella melakukan ritual mandinya sambil bernyanyi.     Sayangnya dia lupa jika ada pria yang berstatus suaminya tengah duduk di ranjang. Usai membilas tubuhnya dengan air, Bella menyadari jika dirinya tidak membawa handuk ataupun pakaian ke kamar mandi. Andaikan William tidak berada di kamar, bisa saja Bella keluar dengan keadaan telanjang. Namun sekarang statusnya adalah seorang istri yang tentunya akan tidur satu kamar bersama dengan suaminya.     "Ayam-Willy, bisakah kau ambilkan handuk? aku lupa membawanya tadi."     "Hn."     William mengambil handuk yang berada di dalam lemari khusus tempat handuk berada. Dia mengakui jika ibunya mempersiapkan ini begitu detail. Bahkan masalah celana dalam untuk Bella, ibunya mempersiapkan dengan rapi.     Rasa penasaran menggelayut di hati William. Perlahan dia membuka lemari yang berisi celana dalam, G-string dan juga lingerie yang berada di lemari milik Bella. Mata oniksnya melotot melihat bentuk dalaman yang seksi itu. Otaknya kembali membayangkan jika Bella memakai dalaman seksi itu.     Glek.     William kembali menelan ludah kasar. Dia tidak pernah menyangka akan berpikiran m***m pada kekasih sahabatnya itu. 'Mengapa aku terus membayangkan tubuh Bella, ck sial.'      William segera mengambil handuk putih. Perlahan pria berambut gelap itu mendekati kamar mandi di mana Bella tengah membilas kembali tubuhnya.     "Bella... ini handukmu!"     krieek     Pintu kamar mandi setengah terbuka, tangan sampai lengan telanjang Bella menggapai-gapai handuk yang di bawa William. Tanpa sengaja William melihat pantulan tubuh telanjang Bella di cermin.     Astaga, mata oniks itu melotot melihat bongkahan p****t William yang besar, sekal dan montok itu. Tak terasa sesuatu di bawah mulai mengeras karena bereaksi dengan pemandangan indah.     'ck sial sial sial.'     William merutuki cermin yang menggantung di dinding kamar mandi itu. Dia bertekad akan mengganti cermin itu agar menjadi lebih besar, eh?      Perasaan William mulai campur aduk, dia butuh kamar mandi segera. Dia harus segera menuntaskan hasratnya sebelum ketahuan Bella jika dia mengeras hanya dengan melihat tubuh telanjangnya.     Namun siapa sangka jika William terjegal kakinya sendiri, sehingga tanpa  sengaja mendorong tubuh Bella yang baru keluar kamar mandi.Mereka berakhir dengan jatuh dengan posisi saling tumpang tindih.     Bruuk!     Aw.     Beruntung William bergerak reflek dengan menahan kepala Bella sehingga tidak terbentur lantai kamar. Kedua mata itu saling bertabrakan. William seakan tersedot dalam kesejukan hutan yang meneduhkan. Mengapa dia baru menyadari jika mata Bella begitu indah. Seperti batu emerald yang langka. Bibirnya yang tipis dan kissable, pipi tirus dan juga hidung kecil yang lancip. Perpaduan yang sangat menyegarkan mata.     deg     deg     Jantung William seakan berlomba untuk memompa darah. Tubuhnya membeku, posisinya yang sangat berbahaya. Jika di teruskan lebih lama, William takut akan kehilangan kendali. Namun tubuhnya seakan mengkhianati pikirannya. Tubuh William menolak untuk bergerak. Dia masih ingin merasakan lembutnya kulit Bella yang setengah basah. Ini gila, belum pernah William merasakan hal ini sebelumnya. bahkan saat bersama dengan Lilian.     Bella yang shock tidak menyadari jika tangannya mengalung pada leher Willian. Mata hijaunya masih terpaku pada mata sehitam batu bara itu. Gadis itu mengakui jika William begitu tampan. Sayangnya dia milik sahabatnya, Lilian.     Perlahan Bella menggerakkan tubuhnya agar dadanya tidak terus menempel pada tubuh William.      "Cepatlah bangun dari tubuhku Willy, aku harus segera memasak sarapan."     "Okey. "     Willian masih mengumpulkan jiwanya yang sempat terpecah dan gagal fokus. Perlahan pria bermata oniks itu menuju kamar mandi. Dilihatnya arah celana dalam yang menggembung itu.     "Ck sial, apa aku harus disajikan dengan godaan ini seumur hidupku."     William mulai memasak untuk sarapan mereka berdua. Sup miso ekstra tomat dan ikan bakar menjadi menu sarapan pagi ini. Tapi jiwanya masih melayang pada insiden jatuhnya William di atas tubuhnya. Bella yakin merasakan sesuatu yang keras yang mendesak di perutnya. Bella tidak bodoh. Sebagai gadis dewasa dia tau jika benda itu adalah si junior milik Sasuke yang mengeras.     "'Apa yang kau pikirkan Willy, jangan sampai kita mengkhianati Nate dan Lily... " lirih Bella.     William muncul dengan tubuh dan wajah segarnya. Bella mengakui jika pria didepannya ini mampu mengeluarkan feromon dalam keadaan seperti itu. Dia harus berjuang agar tidak tenggelam dalam daya tarik seks yang luar biasa dari seorang William. Terlebih ia memiliki kharisma seorang bangsawan.     Tetapi dia masih menanamkan dalam hati jika pernikahan ini akan segera berakhir. William akan mencoba membujuk Morena agar menyetujui perceraian mereka. Jika perceraian terwujud maka mereka bisa kembali pada kekasihnya masing-masing.     Berbicara tentang Nate dan Lilian, mengapa mereka berdua tidak menghubunginya sama sekali. Bukankah Bella maupun William telah menjelaskan alasan pernikahannya ini. Mengapa mereka berdua seperti menghilang dari bumi. Ah, Bella berencana membahas ini bersama William.     Merekapun makan dengan tenang sarapan yang di masak Bella. Selesai sarapan Bella berniat membereskan bekas piring kotor.     "Willy, mengapa Nate dan Lily tidak menghubungi kita?"     "Hn."     "Ais, ayam aku bertanya serius~"     "Jangan memikirkan mereka dahulu, kita harus segera menemui Ibu untuk melakukan acara penyambutan anggota keluarga yang baru."     "Acaranya seperti apa Willy?"     "Hanya menuangkan wine dan meminta restu pada tetua keluarga Silversky. Seandainya Ayah masih ada __beliau yang akan menjadi kepala keluarga, namun saat ini kepala keluarga adalah Ibu. "     "Semoga aku tidak melakukan kesalahan?" guman Bella.     "Jangan lupa memakai gaun berenda yang disediakan Ibu."      Bella mengangguk, untuk saat ini biarlah dia menikmati perannya sebagai nyonya Silversky muda. Sampai dirinya dan William berhasil menemukan cara agar perceraian itu berlangsung. Semoga saja Nate masih setia menantinya, begitu pula dengan Lilian. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD