Saat Fajar Bertemu Senja

Yang sakit tuh gue !!

Yang sakit tuh gue !!

Bosen kalo tiap hari musti begini, ngga ada kegiatan, Cuma tidur, makan, tidur, pup, eh makan lagi!?

Sudah dua hari, harus nurutin anjuran dokter istirahat total, ga bisa makan enak, nyemil nikmat, jajan aja sampai dilarang.

“Neno, ada yang temen kamu “ suara ibu terdengar dari ruang tengah mempersilahkan sang tamu untuk langsung ke kamarku, “siapa? “

“Hai Neno, udah mendingan? “ ternyata Dhien, dan benar dugaanku pasti Rendy.

“udah, bosen gue dhien dirumah, kalo begini terus “ jawab ku sedikit mengeluh.

“Kaya Emak-emak aja loh, bawa banyak buah segala. “terlihat Rendy menaruh keranjang di atas nakas, dan memberikan satu buah apel kepadaku.

“Ngga usah Rendy, mulut gw lagi ngga enak, kasih dhien aja tuh! “

Ternyata Dhien menyambut ukuran tangan Rendy dan merebut apel tersebut dari tangan Rendy.

“Hey dhien, yang sakit kan Neno? “

“Iya, tapi kan yang laper gue! “ balas dhien.

Eh! Neno itu buku catatan tugas dah sekalian gue taruh diatas meja biar ngga bete elo kelarin yak? Ujar dhien setengah bercanda.

“Makasih ya dhien dah bantu nyatetin. “ucapku.

Terdengar kembali sebuah suara ibu, “Neno, kayaknya Senja tuh!? “

Benar saja tak seberapa lama wajahnya muncul dari pintu yang terbuka.

“Neno, gue balik deh soalnya tadi gue belum bilang sama nyokap mau kesini! “, sepertinya dhien mengerti situasi dan kondisi yang terjadi.

“hayuk Rendy! “ sembari menarik tangan cowok tersebut.

“Neno, gue balik dulu ya, cepet baikan?! “, ucap Rendy kemudian.

Sukurlah akhirnya!?

Senja masuk dengan wajah masih diliputi rasa bersalah.

“Mau makan, aku bawa bubur nih?! “

“Iya “ jawab ku manja.

Kapan lagi bisa dapat perhatian kayak gini, he, he, he

Senja segera beranjak ke dapur serta sibuk menyiapkan segala keperluan untuk makan.

“Suapin!? “ Pinta ku lagi.

“eh, iya “ tampak Senja melayani dengan khusyuk.