Bab 2: Menyelinap ke Asrama Putri di Malam Hari

1461 Words
Suara berdebum terdengar dari bawah tak lama setelah Liam melompat keluar dari jendela belakang kelas. Banyak murid di kelas tidak melihat Liam membuka jendela dan melompat keluar. Sehingga, hanya pada saat murid-murid yang duduk di barisan belakang kelas berteriak, barulah seluruh kelas menyadari apa yang telah terjadi. Semuanya meninggalkan tempat duduk mereka dan berkumpul di dekat jendela untuk melihat ke bawah. Kelas kami berada di lantai lima, dan sekitar 15 meter di atas tanah. Di bawah kami adalah jalanan sekolah yang beraspal. Pada jalanan sekolah tersebut, tubuh Liam tergeletak dengan kondisi mengenaskan. Sekujur tubuhnya terluka, sehingga darah yang baru saja keluar dari tubuhnya mengelilinginya. Jalanan gelap, hanya lampu jalanan yang redup menyinari tubuhnya. Pemandangan mengerikan ini membuat mereka secara otomatis memalingkan wajah mereka. Para murid di kelas bawah juga melihat tubuh Liam dalam kondisi mengenaskan. Mereka langsung menjerit ketakutan, sementara kelas kami sunyi senyap. Beberapa saat lalu, kelas kami melakukan voting, dan kami semua memilih untuk memberikan Liam hukuman mati. Semuanya mengira bahwa ini hanyalah sebuah lelucon yang dibuat oleh konglomerat bodoh untuk bermain-main dengan kami. Akan tetapi, tidak ada yang menyangka bahwa saat kami memilih untuk memberikan Liam hukuman mati, Liam benar-benar melakukan hukumannya sendiri. Meskipun banyak orang melihat bahwa Liam sendirilah yang membuka jendela dan melompat keluar dari kelas untuk bunuh diri, kami semua tahu bahwa ada keterkaitan di antara kematian Liam dengan kami, dan semua yang terjadi di grup kelas kami bersama King. Banyak siswi merasa ketakutan sampai mereka gemetar dan menangis. Aida berdiri di sampingku. Dia memegang lenganku dengan sekuat tenaga seolah mengharapkan pertolongan. Seseorang yang bernama King ini sudah mengadakan dua event, dan keduanya terkait dengan Aida. Tentu saja, kejadian ini dapat membuat Aida menjadi orang yang paling ketakutan di kelas. Tepat ketika semua orang begitu ketakutan sehingga mereka tidak bisa memikirkan apa pun, ponsel mereka berdering. Semuanya seketika menjadi tegang. Tak perlu dikatakan lagi, itu pasti pesan dari King. King mengingatkan kami untuk tidak memberitahu apa pun kepada siapa pun tentang tantangan yang dia adakan ini. Jika tidak, dia akan memberi kami kejutan. King tidak memberitahu kami kejutan apa yang dimaksud, tetapi semua orang percaya akan suatu hal. Semua orang percaya bahwa King bukanlah manusia. Meski begitu, tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. Hal lain yang mereka ketahui adalah, seorang siswa nakal seperti Liam tidak akan pernah bunuh diri. Jadi, pemilik akun King itu pasti memiliki kekuatan supernatural sehingga dapat mengendalikan seseorang sedemikian rupa. Melihat insiden yang terjadi pada Liam, seseorang segera memanggil polisi dan mereka datang tidak lama kemudian. Wali kelas kami yang gemuk juga memasuki kelas dengan wajah pucat dan bertanya mengenai insiden ini. Namun, tidak ada yang berani menjawabnya. Para siswi di kelas menangis dan para siswa terlihat lesu. Polisi juga datang ke kelas kami untuk menyelidiki. Tetapi penyelidikan mereka belum membuahkan hasil. Para murid di kelas hanya mengatakan sesuai fakta, bahwa Liam tiba-tiba membuka jendela dan melompat keluar. Tidak ada yang tahu alasannya melompat. Polisi pun pergi dan menyimpulkan bahwa Liam memang bunuh diri. Bagaimanapun, baik di tubuh Liam atau di kelas, polisi tidak menemukan tanda-tanda perkelahian. Terlebih lagi, kamera CCTV yang dipasang di sekolah merekam adegan Liam yang membuka jendela dan melompat keluar, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Setelah polisi pergi, jam belajar mandiri di malam hari akhirnya berakhir. Para murid, baik siswa maupun siswi kembali ke asrama bersama-sama. Semuanya merasa takut, bukan hanya karena mereka menyaksikan Liam jatuh menjemput kematiannya, tetapi mereka juga takut King akan membuat tantangan baru lagi. Menyaksikan insiden seperti itu, semua orang ingin keluar dari grup kelas dan menghapus aplikasi tersebut dari ponsel mereka. Akan tetapi, mereka tidak dapat melakukannya. Tidak tahu sejak kapan, kepemilikan grup telah diambil alih oleh King, seakan-akan dia adalah sang raja, sedangkan anggota lain hanya bisa pasrah menjadi rakyatnya. Nama grup LINE kelas kami awalnya 'Basecamp Kelas 12-14', tetapi sekarang, nama grup tersebut diubah menjadi 'Titah Sang Raja', begitu pula dengan avatar grup kami yang berubah menjadi gambar sebuah mahkota. "Agung!" Dalam perjalanan kembali ke gedung asrama, bahuku ditepuk dengan keras oleh tangan yang gemuk, "Agung, kau benar-benar hebat. Aku pikir kau bukan orang yang seperti itu. Aku tidak menyangka kau benar-benar melecehkan Aida pada saat kritis. Bagaimana rasa 36D milik Aida? Apa terasa empuk?" Andika berbicara kepadaku sambil tersenyum. Kami bertetangga, sehingga kami memiliki hubungan yang sangat baik. Dia adalah orang yang membuat Aida salah paham padaku karena meneleponku sebelumnya. "Apa kau sungguhan mendapatkan dua juta?" Andika bertanya dengan penuh semangat. "Iya." Aku menganggukkan kepalaku. Sekarang, aku tidak punya energi untuk berbicara. "Lalu, untuk apa kembali ke asrama? Malam ini kau harus mentraktirku, lalu pergi ke warnet!" Andika meraih lenganku dan menarikku ke gerbang sekolah. Tetapi aku tidak tertarik untuk pergi ke warnet. "Lain kali saja. Aku ingin tidur sekarang." "Kau baru saja mendapat uang, kenapa masih saja tidak senang? Apa insiden Liam masih menghantuimu? Aku pikir, Liam memang pantas mati. Orang seperti dia hanyalah sampah kalau dibiarkan hidup di masyarakat." Aku benar-benar tidak ingin membahas mengenai Liam. Aku tiba-tiba teringat bahwa Andika meneleponku tadi dan aku bertanya, "Apa yang kau mau bicarakan denganku tadi?" "Tentu saja, aku ingin kau memasukkanku ke dalam grup kelasmu. Kudengar ada seseorang yang muncul di kelasmu dan memulai semacam tantangan di grup kelas. Sepertinya sangat menyenangkan. Jadi, aku ingin masuk ke grup kelasmu untuk melihat keseruannya." Andika adalah siswa kelas 12-13, maka tentu saja dia tidak ada di dalam grup kelas 12-14. "Aku tidak menyangka orang itu betul-betul kaya!" Andika mengedip dan dia menarikku mendekat. "Gung, tahu tidak? Aku sudah bergabung dengan grup kelasmu sekarang. Aku juga sudah menghubungi langsung orangnya." "Apa?" Mataku terbelalak mendengar apa yang telah dikatakan Andika. "Kau sudah masuk grup kelas 12-14?" "Iya. Kau tidak menjawab teleponku tadi. Sudah dicari ke sana kemari, aku tetap tidak bisa menemukan grup kelasmu. Akhirnya aku berhasil bergabung juga. Tuhan memang tidak pernah tidur. Tetapi mengapa kelasmu tiba-tiba berganti nama menjadi Titah Sang Raja?" Kata-kata Andika membuat wajahku pucat pasi. Murid-murid di kelas kami ingin keluar dari grup kelas, tetapi Andika justru dengan bodohnya masuk ke grup. Dia cari mati! Aku ingin memperingatinya tentang King, tetapi aku tidak berani mengatakannya. Jika aku melakukannya, mungkin aku yang akan mati. "Hei, Agung, orang yang mengadakan event sebelumnya dipanggil King, ‘kan? Setelah masuk ke grup, aku chat dia dan coba tebak, dia benar-benar memberiku tantangan. Dia berkata bahwa aku bisa mendapatkan hadiah dua juta rupiah setelah menyelesaikan tantangannya!" Andika dengan bangga memamerkan kebodohannya. Aku sekali lagi takut setengah mati olehnya, dan tidak bisa menahan diri mengumpat padanya, "Dika, kau memang ingin cari mati!" "Agung, kenapa kau marah?" Sikapku sepertinya membuat Andika kesal. "Aku hanya memintamu untuk mentraktirku dan pergi ke warnet. Aku juga akan mengajakmu untuk membereskan tantangan bersama dan membagi uangnya. Kenapa kau marah?" "Kau sebaiknya bergegas untuk melihat tenggat waktu yang diberikan, dan kau harus menyelesaikannya sebelum tenggat waktu!" Aku tidak bisa memberi tahu Andika tentang keseluruhan insiden King. Aku hanya bisa memperingatinya dengan cemas. Andika mengeluarkan ponselnya dan membaca kembali riwayat obrolannya dengan King. "Dia cuma bilang akan memberiku dua juta kalau aku mau pergi ke asrama putri dan mencuri satu set pakaian dalam untuknya. Dia tidak memberiku batas waktu. Ngomong-ngomong, dia tidak menjelaskan ke mana aku harus mengirimkan pakaian dalam itu kalau berhasil nanti. Aku akan bertanya lagi padanya!" "Jangan tanya!" Aku kembali takut setengah mati oleh kebodohan Andika. Si Gendut ini tidak tahu apa-apa, tapi beraninya dia berbicara dengan King secara pribadi, "Jika kau mencuri pakaian dalam, dia akan otomatis tahu bahwa kau telah berhasil." "Jadi, siapa King itu? Apa dia orang c***l? Kalau tidak, bagaimana dia bisa mengeluarkan tantangan m***m seperti itu?" tidak tahu harus berkata apa pada Si Gendut yang cari mati ini. Aku merasa bahwa King selalu memperhatikan kami, dan dia dapat mendengar apa yang kami katakan. "Jangan tanya apa-apa lagi sekarang. Kau juga akan tahu tentang King perlahan-lahan nanti." "Kalau begitu, kita tidak perlu pergi ke warnet. Tapi janji, kau harus membantuku!" "Apa yang bisa aku bantu?" "Tentu saja, bantu aku membuka pintu asrama putri! Saat ini, ada ibu asrama menjaga pintu gedung asrama putri, jadi aku tidak bisa masuk. Setelah lampu padam, ibu asrama akan menguncinya. Tidak sepertimu, aku tidak tahu cara membobol pintunya. Aku pasti tidak akan bisa menyelesaikan tantangan itu tanpa kau! Agung, jika kau membantuku membukanya, aku akan bagi hasil denganmu!" Aku mengangguk dan menyetujuinya. Meskipun Andika tidak memberiku uang pun aku masih akan membantunya. Aku tidak mau melihatnya dibunuh oleh King. Melihatku mengangguk, Andika meletakkan tangannya yang gemuk di bahuku dan kembali ke asrama bersamaku. Saat kami berjalan, dia berkata bahwa dia tidak memiliki bakat dan sudah lama tidak belajar membobol kunci. Ayahku dulu iseng mengajariku dan Andika cara membuka kunci ketika dia sedang tidak ada kerjaan. Aku bisa belajar dengan cepat, tetapi Andika tidak. Ngomong-ngomong, ayahku adalah seorang pencuri. Dia masih mendekam di penjara setelah ditangkap polisi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD