bc

Permainan Sang Dewa Kematian

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
937
FOLLOW
4.1K
READ
adventure
dark
student
straight
realistic earth
horror
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah Permainan Sang Dewa Kematian.

Kenikmatan melakukan kejahatan, ditambah dengan godaan untuk mendapatkan banyak uang, membuat kami mengikuti permainan yang penuh gairah dan mendebarkan ini.

Awalnya aku mengira semua ini hanya lelucon. Namun ternyata, permainan ini memicu terjadinya serangkaian tragedi berdarah.

Para murid di kelasku meninggal satu demi satu.

Dan kali ini, adalah giliranku.

chap-preview
Free preview
Bab 1: Kericuhan dalam Grup Kelas
Pada malam hari, saat kelas belajar mandiri sedang berlangsung, seseorang memulai percakapan dalam grup LINE kelas kami. Aku sedang asyik bermain dengan ponselku, dan hampir tertawa terbahak-bahak ketika aku membuka grup.  Seseorang dengan akun bernama King telah mengadakan sebuah event untuk melecehkan Aida Hayati. Isi tantangannya adalah bagaimana orang pertama yang melecehkan Aida akan mendapatkan dua juta rupiah. Aida adalah seorang siswi di kelas kami. Wajahnya tidak terlalu rupawan, tetapi tubuhnya sangat menggairahkan. Terutama p******a berukuran 36D-nya yang cukup untuk membuat seluruh siswi kelas 3 SMA, dan bahkan beberapa guru wanita di sekolah kami merasa minder. Banyak siswa di kelasku menggunakan Aida sebagai objek fantasi. Maka dari itu, setelah mereka melihat seseorang mengadakan event untuk melecehkan Aida yang disertai dengan hadiah dua juta rupiah, semua orang segera mengeklik tombol untuk ikut berpartisipasi, tak terkecuali aku. Dengan santai dan tanpa berpikir banyak, aku juga ikut berpartisipasi. Kami semua menduga bahwa hal tersebut dilakukan hanya sebagai candaan, tetapi orang yang mengadakan event ini tampaknya serius. Dia berkata dalam grup bahwa jika ada yang dapat melecehkan Aida, dia akan menepati janjinya dan segera mentransfer sejumlah uang yang telah dia sebutkan. Meskipun jam pelajaran malam ini adalah belajar mandiri dalam ruang kelas, tidak ada guru yang mengawasi kami. Sehingga kelas kami seketika menjadi riuh. "Agung, mengapa kau tidak segera mencobanya? Jika kau melecehkannya, kau tidak hanya dapat kenikmatan, tapi mendapatkan dua juta pula!" Seseorang berseru dan mencibir. Semua murid di kelasku tahu bahwa keluargaku melarat, dan yang paling penting, aku dan Aida adalah teman sebangku. Itulah sebabnya mereka menggodaku seperti itu. Aida yang duduk di sebelahku segera berdiri. Dia menggenggam ponsel di tangannya, dan tentu saja dia juga memantau aktivitas dalam grup kelas kami. Setelah melihat event tersebut, Aida sangat marah sampai wajahnya memerah. Napasnya terengah-engah sehingga payudaranya yang montok terus naik turun. "Siapa pemilik akun King ini? Sini maju kalau berani!" Melihat Aida yang membara dengan amarah, seluruh murid di kelas terkekeh. Aida segera berkutat di depan layar ponselnya. Entah apa yang sedang dia lakukan, namun ponselku berdering. Sahabatku, Andika Lateef, tiba-tiba meneleponku. Mendengar suara dering panggilan dari ponselku, Aida tidak ragu-ragu untuk mengambil sebuah buku dan membenturkannya dengan keras ke kepalaku. "Apa kau sudah tidak waras?" Aku sangat marah karena dipukul dengan buku tanpa alasan yang jelas. Rasanya aku ingin menamparnya. "Aku baru saja menelepon pemilik akun King ini dan bukan kebetulan saja ponselmu berdering. King adalah akun milikmu, 'kan? Agung, aku tidak menyangka kau adalah orang semacam itu!" ucap Aida. Lalu dia melemparkan buku itu padaku lagi. Kali ini aku mengelak, tetapi Aida masih belum menyerah dan masih ingin memukulku. Kesabaranku habis menghadapi wanita gila ini, sehingga aku mengulurkan tangan untuk mendorongnya agar menjauh. Namun tanpa disadari, tanganku malah menyentuh payudaranya yang montok. Aku dapat mengatakan bahwa aku menyentuh dan mendorong p******a Aida, meskipun hanya menyentuh sekelebat saja, tetapi tekstur lembut yang kurasakan masih ada di pikiranku. "Agung, cari mati ya?" seru Aida yang terdorong olehku. Dia mundur beberapa langkah, menyilangkan kedua tangan untuk melindungi dadanya dan menatapku dengan ekspresi tersipu dan kesal. Tatapannya seolah-olah ingin membunuhku. "Andika baru saja meneleponku. Jangan buru-buru emosi kalau kau belum tahu yang sebenarnya." Aku mengangkat ponselku dan menunjukkan kepada Aida riwayat panggilanku dari Andika barusan. Aida melangkah lebih dekat untuk memeriksanya. Lalu, dia menyadari bahwa dia telah salah sangka. Ekspresinya langsung berubah menjadi malu seketika. Pada saat itu, suara notifikasi LINE kami kembali berdering, dan ekspresi malu Aida berubah menjadi masam.  Para murid di sekitarku berteriak kaget dan mereka semua memandangku dengan iri. Aku menatap ponselku dengan penuh tanda tanya. Ternyata, event untuk melecehkan Aida di grup telah berakhir. Yang membuatku lebih terkejut adalah, akulah yang berhasil menyelesaikan tantangan dalam event ini dan berhasil mendapatkan dua juta rupiah! Pemilik dari akun King mengirimiku sejumlah uang. Aku pikir, uang yang telah di transfer paling banyak berisi dua ribu atau lima ribu rupiah. Lagi pula, murid kelas kami tidak terlalu berada. Jika salah satu dari murid kelas kami mau melakukan hal semacam ini, mereka paling juga hanya akan memberikanku recehan. Akan tetapi, setelah aku melihat bukti transfer tersebut, jumlah uang di layar benar-benar menunjukkan angka dua juta rupiah. Ketika murid-murid di sekitarku juga menyadari bahwa aku benar-benar diberikan dua juta rupiah mereka menjadi lebih iri. "Sial, sungguhan dua juta rupiah. Siapa King itu sebenarnya? Sejak kapan seorang konglomerat muncul di kelas kita?" "Dia memberikan dua juta hanya untuk pelecehan. Padahal dengan dua juta itu saja dia bisa pergi menyewa p*****r beberapa kali. King itu benar-benar tidak habis pikir!" "Aku mohon, Rajaku. Adakan event lain, aku akan menjadi yang pertama menyelesaikannya kali ini!" "…." Dengan satu bukti transfer, para murid di kelas menjadi panas hati. Saat ini, murid yang belajar di sekolah pada malam hari adalah murid asrama, dan uang saku setiap murid biasanya diberikan oleh keluarga mereka sebulan sekali pada awal bulan atau pertengahan bulan. Banyak dari mereka telah menghabiskan uang saku tersebut di awal bulan. Sehingga, ketika mereka bertemu dengan seorang konglomerat lokal yang menghamburkan uang secara cuma-cuma, semua ingin mendapatkan uang darinya. Kebisingan di kelas menarik perhatian seorang guru dari luar ruangan, sehingga seorang guru bertubuh besar pun muncul di depan pintu kelas.  Kelas seketika menjadi hening dan semuanya berpura-pura membaca atau menulis PR mereka. Alhasil, guru tersebut tidak jadi masuk ke kelas dan hanya berdiri di pintu sebentar lalu pergi. Tepat pada saat itu, King muncul lagi di dalam grup. Dia berkata, "Karena semuanya sangat antusias, aku akan mengadakan event lain. Tetapi kali ini akan ada hukuman. Tidak akan menarik kalau tidak."  King menambahkan, "Siapa saja yang mengeklik untuk berpartisipasi akan menerima hadiah dua juta rupiah jika mereka menyelesaikannya dalam batas waktu tertentu. Sekarang, tambahannya yaitu jika sudah terdaftar tetapi gagal untuk menyelesaikan tantangan, maka mereka harus mendapatkan hukuman!" Setelah King mengirim pesan tersebut, event baru muncul di dalam grup. Karena akan ada hukuman, kali ini semua orang tidak terburu-buru untuk mengeklik berpartisipasi, tetapi melihat apa isi dari tantangan kali ini terlebih dahulu. Ketika mereka melihat isi tantangan tersebut, semua siswa di kelas tertawa. Kali ini, tantangannya adalah mencari seseorang di kelas yang tidak mengenakan celana dalam. Orang pertama yang menemukannya, dan membuktikannya dengan melepaskan celana orang tersebut akan mendapatkan hadiahnya. Jelas sekali bahwa ini hanyalah lelucon untuk mempermalukan seseorang. Orang tersebut jelas tidak memakai celana dalam, tetapi masih juga akan dipaksa untuk melepaskan celananya di depan banyak orang. Sebagian besar siswa segera mengeklik untuk berpartisipasi dalam event tersebut. Namun seorang siswa berbadan kekar mendadak berdiri dari kursinya. "Jangan ada yang berpartisipasi. Biar aku yang mendapatkan dua juta itu!" Siswa kekar itu bernama Liam Mahendra. Dia adalah seorang siswa nakal yang sering berkelahi dan tawuran dengan orang-orang di luar sekolah. Para murid di kelas jadi takut padanya. Setelah Liam memperingatkan mereka, semua yang telah berpartisipasi langsung mengundurkan diri. Beberapa saat kemudian, kecuali King si pembuat event, hanya Liam yang berpartisipasi. Liam tersenyum dan berjalan ke arah beberapa siswi yang mengenakan rok. Dia mengulurkan tangan dan membuka rok mereka satu per satu. Mereka kesal dan berteriak keras agar Liam membaca instruksi dengan saksama. Di dalam instruksinya, hanya tertulis bahwa mereka perlu melepaskan celana seseorang. King menyebutkan bahwa ada seseorang yang tidak memakai celana dalam, tetapi tidak ada kata 'siswi' di dalamnya. Seorang siswa mungkin juga tidak memakainya. Setelah Liam membaca instruksi dengan saksama, dia tertawa dan mulai menyerang semua orang di dalam kelas. Mendadak, keadaan kelas menjadi ricuh. Saat aku memalingkan wajahku, aku melihat wajah Aida yang pucat. Seluruh tubuhnya bergetar, meskipun dia berusaha menahannya. Aku juga melihatnya menutup kaki rapat-rapat. Aku pun segera mengerti. Seseorang yang tidak memakai celana dalam seperti yang dibicarakan King adalah Aida! "Tolong jangan beritahu siapa pun!" Aida menyadari tatapanku dan merasa ketakutan. Dia tahu bahwa aku telah menebak situasinya. "Tenanglah. Justru saat ini kau bertingkah terlalu mencurigakan."  Liam pernah meminjam uang dariku sebelumnya. Sudah lama dia meminjam, tapi masih belum dikembalikan juga. Jadi, aku tidak akan membiarkan Liam mengetahui situasi Aida. Aku berbisik pada Aida dan bertanya, "Katakan padaku. Kau sudah menjadi target dua kali, apa kau pernah menyinggung seseorang?" Aida terus menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu siapa yang telah dia singgung. Namun, aku berpikir bahwa Aida mungkin telah menyinggung seorang gadis di asrama. Selain mereka, seharusnya tidak ada lagi yang tahu bahwa Aida tidak mengenakan celana dalam. Liam yang tak tahu apa-apa masih mencari murid di kelas kami satu per satu. Pada saat itu, tiba-tiba muncul sebuah pesan di grup yang menyatakan bahwa event telah berakhir. Liam bertingkah santai melihat notifikasi tersebut. Event hanya berlangsung lima menit, maka dia berpikir bahwa dialah pemenangnya, sehingga tidak perlu bergegas untuk mengecek. Tetapi, saat Liam melihat isi dari pesan tersebut, dia marah sampai mengumpat. Setelah acara selesai, sebuah formulir voting yang dibuat oleh King muncul di dalam grup. Isi dari voting itu sederhana saja, terdiri dari beberapa opsi mengenai hukuman yang cocok untuk Liam karena dia tidak berhasil menyelesaikan tantangannya. Ada dua opsi. Pertama, membiarkan Liam lolos tanpa hukuman. Kedua, memberi Liam hukuman mati. Voting ini dilakukan secara anonim. Terlebih lagi, hampir seluruh murid di kelas memiliki kebencian yang mendalam terhadap Liam. Ketika mereka melihat opsi tersebut, mereka tanpa ragu-ragu memilih opsi untuk membiarkan Liam mati. Voting segera berakhir. Setelah itu Liam, yang baru saja mengumpat, tiba-tiba membuka jendela. Dia menaiki sebuah kursi dan berdiri di tepi jendela. Tanpa ragu-ragu, dia melompat keluar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
145.9K
bc

Breaking the Headline

read
23.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.5K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.4K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.3K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook