DUA

990 Words
"Jadi Papa serius ingin menjodohkan Renata dengan Andra?" tanya Reno sambil menatap papanya dengan seksama. "Papa benar-benar yakin? Gak salah pilih suami untuk Renata kan?" tanya Rino. Keduanya meyakinkan ayahnya agar kakak mereka ini tidak berakhir menyedihkan seperti kisah cintanya sebelumnya. "Tentu saja Papa sudah sangat yakin. Papa dan Mama sudah menilai bibit, bebet dan bobotnya calon kakak iparmu itu" ucap Papa dengan nada bangga yang kemudian bangkit dari sofa dan pergi meninggalkan kedua putra kembarnya tersebut. "Sepertinya kita harus cari tahu sendiri Andra itu seperti apa di belakang kita" ucap Rino mencetuskan ide. "Hmmm benar juga" ucap Reno membenarkan ide saudara kembarnya tersebut. "Paling tidak jika Renata terlalu polos untuk mengetahui Andra di belakangnya, kita yang harus dan wajib tahu" ucap Rino. Keduanya sangat tidak sudi jika kakak perempuan kesayangan mereka ini disakiti oleh siapa pun, bisa di bilang nyawa pun akan mereka korbankan untuk kakak tersayangnya tersebut. "Sekarang lebih baik kita tunggu lamaran resmi antara mereka hari Sabtu nanti, aku yakin kita pasti bisa mendapatkan informasi dimana kantor Andra dan memulai acara stalking brother in law dari sana" timpal Reno. "Sekarang lebih baik kita susun apa saja yang akan kita cari tahu tentang dirinya dan yang paling kecil sampai yang paling besar" ucap Rino sambil mengambil ponselnya dari saku celananya. "Yang harus dan sangat wajib kita ketahui adalah tentang masa lalunya, terlebih ia seorang duda dan kita harus tahu pasti semua tentang rumah tangganya di masa lalu" tambahnya. 2 hari kemudian ... Acara lamaran tersebut berlangsung dengan sangat sederhana, hanya pertemuan antar kedua keluarga dan acara makan siang bersama. Dari banyaknya pembicaraan yang mereka tangkap, Reno dan Rino sudah mendapatkan beberapa informasi seperti dimana kantor Andra, posisi Andra di kantornya dan yang paling mengundang rasa penasaran luar biasa mereka : mantan istri Andra dan alasan perceraian mereka. Keduanya meringis mendapati fakta menyedihkan perceraian calon kakak ipar mereka sebelum akhirnya akan menikah dengan kakak mereka. Setelah Andra dan keluarganya pulang, mereka mulai menyusun rencana untuk membuntuti Andra berbekal informasi yang mereka punya. "Baiklah, besok adalah saat yang tepat untuk kita" ucap Reno dengan mantap sambil menatap Renata yang tengah sibuk memilih tema yang akan ia usung untuk pernikahannya tersebut. Keeseokan harinya . . . Sesuai dengan rencana, Reno dan Rino hari ini pergi pagi-pagi untuk memulai aktifitas memata-matai Andra di mulai dari kantornya. Mereka memilih untuk langsung menunggu di kantornya agar tidak memakan banyak waktu mereka. Dengan cepat Reno mengeluarkan mobil dari garasi dan menunggu Rino menutup pintu gerbang rumah mereka, kemudian masuk ke dalam mobil dan langsung meluncur menuju kantor kakak ipar mereka. "Gedung mana kantornya?" tanya Reno sambil tetap fokus menyetir. "Wisma Jaya" ucap Rino santai dan menikmati jalanan Jakarta yang cukup sepi karena hari masih pagi. "Nah itu gedungnya sebelah kiri" ucap Rina sambil menepuk pelan lengan Reno. Ia tahu Reno pasti akan marah jika ia main tepuk lengan saudara kembarnya dengan tiba-tiba dan kencang. "Kita tunggu di ujung gerbang masuk, agar tahu mobil dan plat nomornya" ucap Reno menarik rem tangan. "Tapi kalau dia lewat pintu masuk dari belakang gedung?" tanya Rino memastikan. "Percayalah ia akan masuk lewat sini hari ini" ucap Reno dengan yakin dan mantap. Benar saja, setengah jam menunggu dengan Rino yang hampir tertidur. "Rino! Itu mobilnya" Reno menepuk keras paha saudara kembarnya. Dengan gelagapan Rino langsung melebarkan matanya dan mencari sosok Andra dan mobilnya. "Mercedes-Benz E300 hitam, B 425 AW" ucap Reno. "Sekarang kamu turun dan gunakan masker ini agar security menganggap kamu sakit, dan buntuti Andra sampai ke kantornya" ucap Reno memberikan masker berwarna hijau. Rino langsung menurut dan turun dari mobil, Reno pun keluar dari area gedung dan menunggu Rino 30 meter dari lokasi. Rino langsung memakai masker tersebut dan masuk ke dalam gedung. Beruntung ia menggunakan name tag kantornya, meskipun kantornya bukan di gedung perkantoran tersebut untuk upaya kamuflase nya ini. Dengan gesit ia masuk ke dalam lift yang sama dengan Andra saat pintu lift terbuka dan beberapa karyawan berebut masuk ke dalam. Ia bersyukur karena postur tubuhnya yang ramping untuk ukuran pria dan membuatnya mudah menyelinap ke dalam lift yang sesak berebut. Di dalam lift, ia berdiri tepat di belakang Andra. Tentu Andra tidak mengetahui bahwa pria yang berdiri di belakangnya adalah calon adik iparnya. Saat lift sampai di lantai 18, Andra melangkah keluar begitu juga dengan Rino. Dengan pasti ia melangkah mengikuti arah Andra, hingga akhirnya Andra masuk ke sebuah kantor. Kantor pusat perusahaan furnitur milik keluarga Andra yang sudah Rino kenali tentunya. Ia hanya berhenti beberapa meter sebelum pintu masuk kantor pusat tersebut. Dengan cepat Rino merogoh ponselnya dan mengirimkan pesan lewat aplikasi w******p pada Reno. Reno Lantai 18, Furnitura Creative Group Tanpa menunggu apa-apa lagi, Rino langsung turun dan menyusul Reno.  "Kamu sudah lihat kantornya?" tanya Reno sambil memutar kemudi setir saat Rino telah masuk dan sedikit bernapas terengah-engah di dalam mobil. "Sudah, kantornya benar yang itu. Itu nama perusahaan yang Papa sebutkan kemarin lusa" ucap Rino. "Heh kenapa kita malah ke arah kantor?" tanya Rino dengan kening berkerut. "Kita tidak melanjutkan aksi stalking brother in law lagi ?". "Tidak, barusan Renata menghubungiku untuk menggantikan rapat hari ini, karena ia akan pergi bersama Andra ke salah satu kantor wedding organizer siang ini sekalian makan siang. Jadi aktifitas stalking brother in law untuk hari ini sampai sini saja" ucap Reno santai dan menyetir mobilnya menuju kantornya.  Melihat apa yang terjadi hari ini, Reno dan Rino menyimpulkan bahwa Andra bukan tipe pria yang akan mengecewakan Renata. Andra juga nampaknya sangat bertanggung jawab dengan pekerjaan dan jalannya perusahaan keluarganya tersebut. Hal itu membuat si kembar Seoprapto ini merasa cukup lega dengan fakta yang mereka dapati setelah melakukan aksi stalking di pagi hari ini. Terlebih Andra juga tidak membuang waktu dan bergerak cepat bersama Renata untuk mencari wedding organizer. Itu artinya Andra benar-benar serius untuk menikahi kakak mereka. Seandainya saja, mereka mendengar percakapan antara Andra dan Galih dua minggu yang lalu, tentunya mereka pasti akan melakukan segala cara agar Renata tak jadi menikah dengan Andra. Ya, SEGALA CARA!   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD