EMPAT BELAS

1146 Words
Setelah memutuskan untuk beristirahat beberapa hari dan fokus pada kesehatannya, Renata kembali melanjutkan aktifitasnya. Ia sempat membuat Andra khawatir karena hampir pingsan setelah memimpin rapat dan kemudian langsung di larikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa ia hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran sehingga kesehatannya terganggu. Dokter juga hanya menyarankan dirinya untuk berisitirahat saja dan menenangkan pikirannya. "Ingat kata dokter kamu jangan stress sampai hampir pingsan seperti kemarin" ucap Andra ketus sambil mengancingkan kemeja kerjanya. "Iyaa, maaf" ucap Renata. "Kamu mikirin apaan sih sampai stress begitu?" tanya Andra lagi. Pekerjaan dan kamu jawab Renata dalam hatinya. Ia tidak berani mengutarakan isi hatinya bahwa cinta sudah ada di hatinya untuk Andra. "Heh aku tanya kenapa diam aja?" tanya Andra dengan nada tinggi dan mengagetkan istrinya itu. "A-aku cuman mikirin pekerjaanku aja kok" jawab Renata tergagap. "Seberat itu pekerjaan kamu sampai-sampai kamu hampir pingsan gitu?" Andra menutup pintu balkon kamar mereka. "Aku dengar perusahaan kamu mau juga mau memulai mendesain furnitur baru" kali ini Andra dengan sengaja menyindir istrinya tersebut. "Kamu tahu darimana?" tanya Renata yang hendak menyisir rambutnya tersebut. "Gak penting darimana aku tahu" jawaban Andra terdengar dingin dan tidak suka dengan pertanyaan Renata barusan. "Enggak kok, itu hanya kabar burung" jawab Renata dengan wajah tertekuk. "Jangan pernah kamu berpikir bisa bersaing dengan perusahaanku. Asal kamu tahu saja perusahaan yang didirikan kakek buyutku itu di bangun dengan jerih payah dan kerja keras. Kami memiliki standar kualitas yang mumpuni" tindas Andra dengan arogannya. Sekarang Renata menambahkan satu lagi daftar baru sikap Andra. Pemarah, cuek dan sombong. Tuhan, dosaku apa punya suami sombong seperti ini? Renata menghela napas pasrah berjodoh dengan pria macam Andra ini. "Sudah, aku sudah terlambat" Andra langsung keluar dari kamar mereka sambil membawa tas kerjanya dan menutup pintu. Tidak ada ciuman perpisahan ataupun pun kata pamit yang manis dari Andra untuk dirinya. Sesaat ia tersadar akan semuanya. Aku ini siapa sih . . .                                                                    *** "Selamat siang Nona Maresha Dwitami" Reno membuka pembicaraan walk in interview pagi ini. Sebanyak 50 pelamar yang melamar di perusahannya di saring menjadi 25 pelamar lalu di saring kembali menjadi 10 pelamar lalu 5 lalu 1 pelamar yang sukses merebut hati SP Materials. "Selamat pagi pak" jawab wanita muda dengan wajah cerdas ini. Karena Reno yang melakukan walk in interview ini tentu jadinya ia tidak suka membuang waktu dan langsung memberikan pertanyaan-pertanyaan pada calon karyawannya tersebut. "Dari data diri yang anda berikan pada saya, status Anda saat ini, maaf, seorang janda" tanya Reno sambil menatap wajah wanita di hadapannya. Sejujurnya aura yang di tampilkan oleh wanita dengan kemeja putih dan blazer hitam tersebut seksi dan Reno tidak menyangkal dirinya sedikit terpesona dengan kecantikannya. Namun sesaat ia teringat kembali dengan kekasihnya itu. "Iya saya janda dan single parent" ucap wanita muda itu. "Saya bercerai di tahun kelima pernikahan kami. Kami berpisah baik-baik, saya juga masih berkomunikasi dengan baik dengan mantan suami saya demi perkembangan putri kami" jawabnya. "Berapa tahun usia putri Anda?" tanya Reno. "Tahun ini ia genap berusia 7 tahun" sahutnya dengan tenang. "Baik, saya rasa cukup sampai di sini untuk sesi walk in interviewnya. Hasilnya akan saya hubungi secepatnya" Reno berdiri dan mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan calon karyawannya tersebut. "Teirma kasih" wanita tersebut menyambut tangan Reno dan kemudian keluar dari ruangan interview tersebut. Dengan sopan wanita tersebut keluar dari ruangan tersebut dengan senyuman kemenangan terukir di wajahnya.   "Jadi kamu tadi habis interview calon karyawan kita yang cantik itu?" goda Rino saat melihat Tasya, kekasih Reno berada di ruangan kerja mereka. Reno langsung melotot kesal pada saudara kembarnya tersebut karena paling suka membuat masalah, terlebih jika menyebutkan 'wanita cantik' di hadapan kekasihnya itu. "Iya, tapi cuman sebentar" sahut Reno dengan wajah malas. "Jadi kamu habis interview kalian yang cantik itu?" sambar Tasya sesaat kemudian. Rino berusaha menahan tawanya yang hampir meledak karena tak kuasa melihat ekspresi tegang kakaknya tersebut. "Hanya interview kerja, kamu gak perlu khawatir" Reno mencoba menenangkan kekasihnya yang seperti mulai panik dengan ucapan usli Rino. Ia bersumpah akan menjahili adiknya tersebut habis-habisnya karena sudah membuat kekasihnya mulai cemburu itu. "Rino, keluar sana cari makan siang sana" usir Reno pada adiknya yang duduk sambil terus menahan tawa. "Kan tadi kita sudah pesan delivery order?" Rino mencoba membuat kakaknya sekakmat. Reno hanya dapat menghela napas dan berusaha menahan amarahnya sambil menatap tajam adiknya yang puas menertawakannya di ujung sana.                                                             *** "Ini desain yang akan keluar ya?" tanya Risty sambil melihat-lihat desain-desain furnitur yang sudah jadi tersebut. "Iya sudah di lihat juga sama kesayanganmu itu" goda Sita sambil memasukkan gambar-gambar tersebut ke dalam clear holder khusus untuk sketsa-sketsa furnitur baik yang sudah keluar maupun belum. "Eh eh cewek yang aku maksud sering ke ruangannya Pak Andra ada di depan tuh!" seru salah seorang karyawan yang memekik melihat seorang wanita muda sedang berdiri tepat di depan ruangan Andra. "Mana mana" Risty langsung menerobos beberapa karyawan yang sepertinya sama penasarannya seperti dirinya. Meskipun sebenarnya ia yang paling penasaran. Tubuhnya yang langsing, kulit putih langsat dan pakaian kantor yang harganya dapat di taksir cukup mahal tersebut seperti menunggu Andra sambil memainkan ponselnya. Sekretaris Andra memberikan kursi untuknya agar duduk sembari menunggu Andra yang sedang menerima tamu di dalam ruang kerjanya tersebut. "Wah, itu Indah sampai kasih kursi begitu berarti cewek itu sudah spesial banget" celetuk seorang karyawan. "Spesial? Nasi goreng kali ah" sahut temannya. Suara tawa sempat membahana, namun Risty tetap fokus untuk melihat dan mencari tahu siapa wanita tersebut. Tak lama, Andra dan seorang tamu perusahaannya keluar dari dalam ruangan sambil berjabat tangan tanda perpisahan. Andra kemudian mengunci ruang kerjanya. Wanita yang tadinya duduk langsung berdiri dan menghampiri Andra. Dari kejauhan dapat terlihat bahwa Andra sedang mengatakan sesuatu pada sekretarisnya. Sedangkan sekretarisnya hanya mengangguk tanda mengerti. Andra kemudian pamit dan berlalu dengan sopan sambil menggandeng wanita yang menunggunya sedari tadi. Meskipun tidak tersenyum namun terlihat Andra bahagia menggandeng wanita tersebut. "Kalian ngapain berbaris rapih begini? Mau upacara bendera?" tanya Andra saat mendapati karyawan-karyawannya yang berbaris dengan rapih sambil tetap menggandeng tangan mulus wanita cantik tersebut yang itu menoleh ke arah kerumunan karyawan Andra. "Eh pak Andra ng-nggak ada apa - apa Pak" jawab salah seorang karyawan dengan salah tingkah. Tidak hanya satu namun delapan orang yang berdiri dan melihat Andra sedari tadi juga ikut salah tingkah termasuk Risty. "Sudah sana kalian pergi makan siang. Saya tidak akan memberikan kelonggaran waktu kalau kalian terlambat makan siang nantinya" ucap Andra dengan tegas. "Renata, jadi kamu makan siang dimana?" tanya Andra sambil berlalu meninggalkan karyawan-karyawannya itu. Setelah ia benar-benar menghilang, mereka buru-buru menghampiri Indah yang sedang bersiap untuk makan siang juga seperti bosnya. "Indah!" panggil seseorang dari kerumunan tersebut. Yang di panggil pun langsung menoleh. "Tadi yang sama Pak Andra tadi siapa?" tanya Sita yang juga berada di kerumunan tersebut. Ia juga penasaran setengah mati dengan sosok yang beberapa hari lalu di bicarakan di ruang kerjanya, sekaligus senjata untuk meledek Risty. "Loh, memangnya kalian enggak tahu? Itu Ibu Renata, istrinya Pak Andra"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD