Enam

1077 Words
Sore ini Fiona telah selesai mandi, memakai celana jeans hitam dengan sobekan-sobekan di bagian lututnya, memakai kaos oblong, dan memakai jaket kulit kesayangannya dengan rambut yang diikat. Ia bersiap hendak pergi. Saat keluar dari kamarnya, mama Rani melihat Fiona yang terlihat hendak pergi. “Loh loh loh… itu mau kemana itu kamu Fiona?” “Keluar sebentar ma. Di rumah engap.” “Kamu nggak lupa kan kalau malam ini kita ada makan malam sama calon suami kamu?” “Calon suami? Setuju aja belum. Mama ada-ada aja. Lagian Fiona inget kok. Mama tenang aja.” “Tapi kamu jangan pulang mepet waktu ya? Kamu malam ini harus berubah total dan itu butuh waktu berjam-jam. Apalagi bentukan kamu kaya cowok begini. Itu akan sangat susah Fiona.” “Ya kalau begitu Fiona gini aja ma, nggak usah dirubah-rubah. Kalau dia mau menerima Fiona apa adanya, dia tidak akan memprotes bagaimanpun bentukan Fiona.” “Oh tidak-tidak. Walaupun dia akan menerima kamu apa adanya, tapi kita akan tetap harus memberikan kesan pertama yang baik di depan mereka. Lagian mama tidak bisa membayangkan kalau mereka melihat bentukan kamu yang kayak begini, apalagi ini baru pertemuan pertama.” “Haduh, iya iya deh mamaku yang cantik dan bawel. Fiona terserah mama aja. Ya udah ya ma. Fiona pergi dulu. Bye mama.” Fiona pun pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai motor balap kesayangannya. Tak butuh waktu lama akhirnya dia pun sampai di basecamp tempat dimana teman-teman geng motornya berkumpul. Disana telah terlihat ketiga teman Fiona yang lainnya, dua orang cowok dan seorang cewek, yaitu Kai, Dery, dan Fisma. Mereka adalah sebagian anggota geng motor Skulls yang dipimpin oleh Fiona. “Hai semua.” Sapa Fiona. “Ngapain lo ngajak kita ketemu disini?” Tanya Fisma. “Gue lagi bete banget.” “Kenapa sih lo? Perasaan beberapa hari ini ketekuk mulu tu muka?” Tanya Kai. “Sebenarnya gue ada berita buruk.” Jawab Fiona. “Berita buruk apaan?” “Masa iya gue mau dijodohin.” “Haaahhh?” Ketiga teman Fiona pun kaget serentak. “Apa? Dijodohin?” Tanya Fisma memastikan. “Iya budek.” Fiona menyentil telinga Fisma. “Sialan lo. Sakit tau.” “Lo mau nikah? Terus gimana dong nasib geng motor kita? Kan lo yang ngebentuk. Bisa kacau kalau nggak ada ketuanya.” Tanya Dery. “Tenang aja. Gue bakal cari alasan supaya gue nggak bakal jadi nikah. Lagian gue juga belum liat wajahnya calon gue. Tapi masalahnya ini pesan mendiang nenek Lusi.” “Nenek Lusi? Siapa dia? Nenek lo?” “Bukan.” “Terus siapa?” “Ceritanya panjang.” “Ya terus lo mau gimana? Mau ninggalin geng kita? Atau mau bubarin geng kita?” Tanya Kai. “Heeiiiiiii… Tidak semudah itu fergono. Gue udah susah payah ngebentuk ini geng, mana mungkin gue mau bubarin gitu aja. Malam ini rencananya keluarga kami akan bertemu. Gue yakin, calon gue nggak akan mau kalau tahu kayak apa gue sebenarnya. Gue kan anak motor, nggak mungkin ada yang mau.” “Ya tapi gue mau sama lo. Gimana dong?” Ucap Kai. “Dih apaan sih lo. Ya udah gue mau pergi dulu. Mama gue keburu ngomel-ngomel kalau gue kelamaan.” “Ya udah hati-hati dijalan.” “Bye.” **** Akhirnya malam hari pun tiba, kurang lebih sekitar satu jam lagi kedua keluarga akan bertemu. Acara makam malam di adakan di sebuah restaurant ternama pukul 8 malam nanti. Kini keluarga Dicka sedang bersiap-siap. Dicka keluar dari kamarnya. “Wuih, cakep banget anak papih. Mentang-mentang mau ketemu calon istri. Pantes siap-siapnya lama amat. Dandan dulu ya?” Goda papih Devan. “Apaan sih pih, nggak lucu. Dicka kan emang udah cakep dari lahir.  Lagian nggak perlu dandan udah ganteng sendiri ni muka.” “Iya papih percaya. Siapa dulu dong papihnya.” “Sebahagia papih aja deh.” Disis lain, kini keluarga Fiona pun juga telah bersiap-siap. Mama Rani sedang sibuk memake up Fiona. “Ini Fiona mau diapain sih ma?” “Udah kamu diem aja. Percayakan sama mama.” Setelah hampir setu jam, akhirnya make up Fiona pun selesai. Meskipun dengan banyak drama dan protesan-protesan yang keluar dari mulut Fiona, namun dengan sabar mama Rani menyelesaikan tugasnya, meskipun dengan make up sederhana. “Ma… mama yakin Fiona harus berpakaian kayak gini? Ribet ma. Ketek aku rasanya sempriwing. Iiihhh…” Fiona mengenakan gaun berwarna hitam selutut dan tanpa lengan, dengan rambut terurai. “Sayang, kamu terlihat cantik pakek buanget tau. Astaga, mama nggak nyangka kamu bisa secantik ini Fiona.” “Ini rambut kenapa nggak diiket aja sih ma. Rasanya gatel, gerah, panas ma. Ribet amat sih ma. Pokoknya Fiona kayak gini sekali ini aja loh ma. Lain kali nggak akan lagi.” “Mama sih berharap kamu bisa kaya gini terus. Cantik, anggun, hemm… sempurna.” “Nggak.” “Ya udah yuk kita samperin papa. Papa udah nunggu di ruang tamu.” Fiona dan mama Rani pun keluar kamar untuk menghampiri papanya. “Ya ampun, kenapa harus pake sandal lancip beginian sih ma. Pegel nih. Fiona nggak bisa jalan ini. Pakek sepatu aja ya?” “Hehehe. Sabar sayang. Nanti kamu juga akan terbiasa kok.” “Ma, mama sapa siapa? Dimana anak kita Fiona? Kenapa mama malah bersama seorang bidadari cantik?” Goda papa Andra saat melihat Fiona yang terlihat sangat cantik. “Nggak lucu ya pa.” Kesal Fiona. “Pa? Kenapa kamu panggil saya papa? Apakah kamu anak saya?” “Nggak usah bercanda deh pa atau Fiona ngambek nih.” Ancam Fiona karena kesal terus digoda oleh papanya. “Hehehe jangan dong. Papa nggak punya permen. Sumpah, papa pangling banget sama kamu nak. Kamu kelihatan sangat cantik, bahkan ratu Salome pun kalah.” “Kok ratu Salome sih? Papa ngejek Fiona ya?” “Hehehe. Nggak sayang papa bercanda. Tapi kamu benar-benar cantik” “Terserah papa. Ini jadi berangkat nggak?” “Ya jadi dong sayang. Masa kamu udah secantik ini nggak jadi berangkat sih.” “Ya udah ayo berangkat. Ketek Fiona rasanya sempriwing banget. Kalo kelamaan Fiona bisa masuk angin karena pakek baju beginian. Fiona heran, orang-orang kok pada betah sih pakai pakaian kurang bahan begini.” Kedua orang tua Fiona tertawa terkekeh melihat kelakuan anaknya. Fiona, papa Andra, dan mama Rani pun meninggalkan rumah dan pergi menuju restaurant tempat mereka akan makan malam bersama. Kakak Fiona tak ikut serta karena sedang ada pekerjaan di luar kota. TBC *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD