Boncengan

1540 Words
"Sekeras apapun hati akhirnya akan luluh hanya karena doa, karena doa adalah s*****a yang paling ampuh"_Aisyah Azzahra *** Aisyah berjalan mengelilingi setiap rak yang ada untuk mencari buku rumus-rumus untuk tugas kelompoknya. Cowok di belakangnya tidak berniat ikut hanya menatap datar Aisyah di depannya yang sama sekali tidak mau menoleh melihat keberadaannya. Aisyah kembali berjalan memutar arah membuat Abbas berdecak kesal, kenapa juga ia harus mengikuti kemana saja gadis itu pergi. Mendingan ia menunggu di mejanya, toh gadis itu akan menemuinya nanti. Abbas pun terlihat melangkah menjauh sembari mendudukan diri pada salah satu meja yang terletak dekat dengan jendela perpus. Dengan menghela nafas kasar, Abbas pun duduk sembari membolak-balik halaman buku yang sempat cowok itu ambil. BUG Suara dentuman keras membuat penghuni perpustakaan menoleh pada sumber suara. Abbas menegak saat melihat Aisyah tengah ditindis lemari yang menjadi tempat buku itu berada. Kenapa bisa lemari itu ambruk dan mengenai tubuh mungil gadis itu. Abbas mau tidak mau berlari kearah Aisyah yang sudah meringis kesakitan, ia pun berusaha mengangkat beban yang menimpa tubuh Aisyah dibantu oleh anak cowok lainnya yang juga berada di sana. Aisyah meringis sakit sembari melihat kedua pergelangan kakinya yang sudah biru. Abbas berdecak kasar sembari melotot kearahnya, "Lo jadi orang bisa gak sih jangan bikin gue kesal?" Sentaknya membuat anak kelas lain yang membaca di sana jadi memperhatikan keduanya. "Tadi gue naik mau ambil buku panduan itu, tapi lemarinya oleng makanya ambruk," jelas gadis itu sudah ingin menangis. Abbas berdecak kasar tidak tega juga melihat Aisyah yang kesakitan, "Lo bisa jalan gak?" Aisyah menggeleng dengan menggigit bibirnya takut, "Terpaksa lo gue seret sampai UKS," katanya membuat Aisyah menelan ludah pahit. Harus di seret sampai UKS? Apa kabar tubuhnya yang rapuh, mungkin tulangnya akan terlepas dari angle-anglenya karena seretan Abbas. Aisyah menegak seketika saat cowok itu sudah menggendongnya dengan santai, cewek itu hanya menutup mata takut memandangi wajah Abbas sedekat itu. Aisyah komat-kamit beristigfar karena sekarang ia tengah di gendong sama Abbas di depan banyak anak-anak lainnya. *** Abbas menendang kasar pintu UKS membuat penjaganya terlonjak kaget, "Obatin dia cepat, jangan pake lama. Gue tunggu," Katanya lalu menjatuhkan tubuh Aisyah secara tidak kemanusiaan, cewek itu sudah meringis sakit dengan menggigit bibirnya kuat. Petugas UKS tergagap dan langsung mengambil obat untuk Aisyah yang masih memegang kakinya, "Lo bisa obatinnya gak?" Sentaknya lagi saat cowok itu tengah membuka salep dengan tangan bergetar, "sana lo keluar, biar gue yang obatin," usirnya kasar, membuat laki-laki berkacamata itu menurut dan keluar begitu saja. "Lo mau ngapaian?" Ujar Aisyah saat Abbas mendudukan diri di tepi ranjang, "mau matahin kaki lo," balasnya dengan tatapan tajam, namun tangannya terulur membuka salep di tangannya yang ia rampas dari penjaga UKS tadi. "Gue bisa obatin sendiri," ringis gadis itu takut, "Lo diem aja," kata Abbas dingin tapi Aisyah menggeleng cepat, "serius gue bisa ngobatin sendiri," katanya lagi berusaha meyakinkan cowok itu. Cukup tadi cowok itu menggendongnya jangan lagi sekarang sampai ia harus menyentuh kakinya. Mungkin Allah akan langsung menurunkan azab untuk keduanya. "Lo ngadap belakang," cicit Aisyah kecil sembari menyuruh Abbas untuk berbalik ke belakang. "Ngapain?" Bukan Abbas namanya yang harus nurut begitu saja, "Gue mau obatin luka gue, dan gue harus naikin rok gue. Lo mau lihat aurat gue?" Abbas langsung membalikan tubuhnya dengan menyempatkan berdecak kasar. Aisyah berdehem pelan membuat Abbas menoleh hati-hati, "Udah?" Aisyah mengangguk lemah membuat Abbas langsung melesat pergi meninggalkan Aisyah sendirian di dalam UKS. Aisyah menganga kecil menatap kepergian pemuda itu yang menghilang di balik pintu, "Dia gak berniat bantuin gue?" Kata Aisyah bermonolog sendiri, setelah beberapa menit kepergian cowok itu. Terdengar suara langkah sepatu mendekat kearah UKS, Aisyah menautkan alis melihat kedua teman ceweknya memasuki ruangan UKS dengan wajah cemas. Aisyah mengerjap lemah, "Kita antarin ke kelas." Ujar keduanya sembari menarik lembut tubuh gadis itu yang masih menatap keduanya bingung. Setelah memapah tubuh Aisyah, Asha dan Eca mendudukan tubuh gadis itu pada mejanya. Abbas meminta keduanya, ralat bukan meminta melainkan menyuruh. Salah satu diantara keduanya yang berambut sebahu menarik kursi sembari duduk di hadapannya, "Lo kenapa bisa di timpa lemari?" Aisyah mencicit kecil, "Lo nyari buku apaan sampai harus naik di rak?seharusnya lo ambil tangga atau apapun itu, jadinya lo gak jatuh kayak tadi," kata Eca menyayangkan. "Berisik!" itu bukan berasal dari mulut Aisyah melainkan mulut Abbas yang merasa risih dengan kedua gadis itu. Keduanya mendelik, "Tau deh yang kesayangannya tidak mau diganggu," ujar Eca menahan senyum, "Abbas, Abbas ngegemesin bangat sih," lanjut Asha sembari terbahak dengan menggelengkan kepala takjub. Aisyah hanya mengernyitkan dahi tak tahu dengan apa yang mereka katakan, ia memilih menunduk menatap kedua kakinya yang masih biru. Ia menghela pelan, bagaimana cara ia akan pulang sebentar. Padahal berjalan saja ia pincang. Tapi Aisyah tetap berkhusnudzon, mungkin saja akan ada yang mau menumpanginya sebentar. "WOI ECA SINIIN PENTOLAN GUE!!! " Teriak Kinos tiba-tiba memenuhi kelas mengingat Eca sudah mencomot pentolannya dan membawa kaburnya. Eca tak mengindahkan malah berlari memutari meja membuat Kinos menatapnya tajam. Asha yang melihat itu malah mentertawakannya, diikuti Kevin yang menyemangati Kinos untuk mengejar gadis berambut sebahu itu. "Jangan dimakan semua Ca elah, gue masih lapar lampir" marahnya melihat Eca dengan santainya memasuki pentolan terakhir kemulutnya. Kinos melongos kemudian melangkah pelan kemejanya dengan wajah sendu, "Mampus Kinos ngambek, Eca tanggung jawab lu!" teriak Asha sambil terkekeh kecil. "Kok gue?gue gak tau apa-apa" Tunjuk Eca pada dirinya sendiri pura-pura bodoh. "Dasar lampir udah nyuri dusta pula" celetuk Faris dibalas sinis Eca. Aisyah menatap punggung Kinos yang merunduk dimejanya, pria itu memang akan langsung unmood jika ada yang mengganggunya makan apalagi mencomot tanpa permisi. "Kinos, mau ke kantin gak? Gue jajanin mie ayam deh" hibur Aisyah tak tega, muka Kinos Lansung cerah begitu saja. Abbas mendesis tak suka melihat adegan itu. "Serius? Ayuk ayuk, " ujarnya antusias membuat Aisyah mengulum senyun. Eca mendelik kecil kearah keduanta, "Lah buset si Kinos keenakan bangat dah dijajanin sama Aisyah," celetuk Faris, Kinos melongos begitu saja. Abbas melirik kearah kinos dan Aisyah sambil menghela nafas, "Yah gue ikut dong Syah, gue belom kenyang soalnya hehe," bujuk Eca dengan senyum manis, membuat Aisyah mengangguk sambil tersenyum manis. Cewek itu merutuki dirinya yang bodoh, pasalnya kakinya sedang terluka bagaimana ia akan ke kantin. Aisyah terlihat menyodorkan dua lembar uang seratusan pada Kinos dan Asha. Dan meminta maaf karena tidak bisa menemani mereka. Merekapun langsung mencomot tanpa malu, karena mengingat mereka sangat suka uang. Mentraktir teman itu sunnah Setiap kebaikan itu adalah shodaqoh(HR.Muslim). Meskipun Aisyah tinggal sendiri tapi orangtuanya meninggalkan warisan yg cukup untuk ia dan kakak sulungnya. Asha, Eca dan juga Faris berlari ke kantin untuk membeli jajanan yang membuat mata lapar. Titipan teman-temannya juga. *** Aisyah menghembuskan napasnya pelan, tak tahu caranya harus pulang bagaimana dalam keadaan kaki yang sakit. "Belum pulang?" Tanya Kevin yang memang terlihat lebih peka dari yang lainnya, cowok berwajah oriental itu tersenyum tipis lalu mengusap tengkuknya yang tak gatal. Aisyah menggeleng dengan merunduk, "Mau gue anterin gak?" Ajaknya dengan tersenyum tipis "Dia sama gue," kata Abbas yang muncul dari belakang keduanya, Aisyah hanya mengerjap sembari mendongak menatap Abbas yang sudah berdiri menjulang tinggi di hadapannya. "Lo mau nganterin Aisyah? Serius?" Kata Kevin seakan tidak percaya, "Berisik," kata Abbas lalu mengibaskan tangannya mengusir Kevin yang hanya mendengus kecil. "Yaudah gue pamit yah Syah," pamitnya lalu memukul pelan bahu Abbas pelan, Aisyah meneguk salivanya karena merasa kerongkongannya tiba-tiba kering. "Ayo," ajaknya hendak berlalu duluan. "Kemana?" Tanya gadis itu takut membuat Abbas berdecak sembari kembali menoleh, "Pulang," Balas Abbas lu berlalu duluan, "Kaki gue lagi sakit," cicit Aisyah kecil membuat Abbas menoleh dengan meliriknya tajam. "Terus?" Ujar cowok itu menautkan alis. Aisyah mengerjap dengan menatap cowok jangkung itu kesal, "Terus?" Kata Aisyah mengulang pertanyaan cowok itu, "Gue bisa pulang sendiri," ujar Aisyah lalu meraih ranselnya yang tersampir di kursinya. Melihat Aisyah yang melangkah pincang di depannya membuat Abbas berdecak samar lalu dengan sigap menarik tubuh Aisyah dan merapatkannya pada tubuhnya. Aisyah membelalakan matanya kaget dengan perlakuan Abbas yang tiba-tiba. Wangi mint dapat tercium oleh gadis itu pada tubuh Abbas, "Gue bantu lo jalan," katanya dengan melingkarkan tangannya pada bahu gadis itu. Aisyah sedikit menjauhkan diri namun gerakan kecilnya percuma saja. Tak mampu menandingi pegangan Abbas yang kuat. Abbas terlihat melepaskan pegangannya pada tubuh Aisyah dan beralih menunggangi motornya, Aisyah lagi-lagi menggeleng cepat tak mau dibonceng cowok itu. "Naik motor?" Bukannya menggubris omongan Aisyah, cowok itu menggeram dan menyuruhnya naik. "Gak bisa," ujar Aisyah menolak, Abbas mengusap wajahnya kasar, "Lo mau gue gendong lagi biar lo naik?" Aisyah mendelik lalu melangkah dengan sedikit meringis menaiki tunggangan Abbas yang besar. Mereka berdua pun melesat ke jalan raya yang padat kendaraan dengan motot besar milik Abbas. "Kita mau kemana?" Kata Aisyah setengah mendekatkan tubuhnya pada cowok itu, pasalnya Abbas tidak melajukan motornya kearah rumahnya. "Abbas, kita mau kemana?" Abbas ingin sekali melempar gadis di belakangnya itu agar ia tidak berceloteh lagi, "Ke rumah gue," katanya membuat bulu kuduk Aisyah meremang seketika. Yaelah cuma boncengan doang, lagian kita gak pegangan kok? Yang namanya dilarang yah tetap dilarang yah guys. Ini udah termasuk berikhtilat atau bercampur baur, Allah melarang kita bercampur baur dengan lawan jenis. Jangankan berboncengan, duduk bersama di satu majelis tanpa hijabpun dilarang, hijab yang dimaksud disini bukan hijab buat kerudung yah, tapi sebagai penghalang antara laki-laki dan perempuan. Intinya kalau bisa, hindari yang namanya berboncengan dengan yang bukan mahrom kita. Oke, setuju gak sih?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD