[Silakan dinikmati kopinya, Mas. Kalau sudah dingin, besok pagi saja kubuatkan lagi. Maaf aku takut di dapur sendirian, mau tidur dulu] Aku masih ingat betul saat meletakkan memo kecil itu di bawah cangkir. [Menu hari ini sudah siap, Mas. Silakan dicoba satu sendok, kalau enak lanjut kalau nggak enak stop. Dijamin nggak ada racun.] [Mas, aku sama Bi Lilis masih di pasar. Pengin dimasakin apa, biar kubeli bahan-bahannya sekalian] Aku membaca sobekan-sobekan kertas yang pernah kutulis untuk Mas Rama beberapa waktu yang lalu. Benar-benar nggak menyangka jika dia menyimpan semuanya di halaman bukunya. Aku masih bergeming di tempat, bingung mau menanyakannya langsung atau mengabaikannya. Jika kuabaikan begitu saja, aku masih penasaran apa alasannya masih menyimpan memo-memo kecil itu.

