"Randy, Kenapa ya baru sekarang kita deket gini?"
"Takdir Mungkin"
"Serius ih!, dulu padahal kita dua Tahun sekelas. Tapi Bisa dihitung jari Berapa kali kita Ngobrol, kalaupun Pasti ngomongin Tugas kelompok atau Pelajaran aja"
"yakin?" Alea mulai mengingat-ingat kapan ia bicara hal lain selain Pelajaran dengan Randy "iya, yakin gue"
"Sebenernya gue gak inget apapun Obrolan kita sebelum loe Ulang Tahun" Ucap Randy Serius
"Se-ngapenting itu ya gue"
"iya" Alea menghembuskan Nafasnya kasar mengetaui dia sama sekali tidak dianggap Penting oleh Randy.
"Tapi, Saat gue tau loe gak bahagia di Moment Ulang Tahun loe, gue merasa punya Tanggung jawab buat bahagiain loe sekarang"
"Eh?! Memangnya kita Pernah Bicara sedalam itu ya ?, gue lupa"
"Nyesel gue, disaat gue Serius loe lupa...haduhh"
"hehehe"
"Apa Kamu bahagia Sekarang le? sama aku?"
"Gue,... Please Ran jangan kayak gini.gue gak mau hubungan kita jadi menjauh gara-gara ini. gue bahagia ada loe yang akhir-akhir ini menemani gue, ada buat gue. lo bikin gue nyaman Please jangan paksa gue buat jawab"
"Oke kalo itu mau kamu"
"kita masih bisa ketemu kan ?"
"Iya"
"jangan tinggalin gue"
"iya Alea" Randy Mengusap Kepala Alea dengan lembut, Ia tau mungkin Pernyataan sukanya terlalu cepat, Alea butuh waktu dan Randy akan mencoba untuk mengerti.
"Le, tatap mata aku" Dengan Ragu Alea menatap mata Randy yang tengah menampikan raut wajah Serius."Mm?"
"boleh tanya kenapa kamu takut banget tatap mata aku?"
"hah! gimana ya jawabnya, ini agak Personal sih"
Randy diam hanya menatapi mata Alea. Sejujurnya ia Penasaran Setiap bicara Alea selalu memutuskan kontak mata, gadis itu selalu saja menghindari tatapan mata Randy. "gue takut jatuh Cinta! Puas lo!" "dulu gue Pernah Jatuh Cinta sama seseorang, Cinta Pertama gue. Setiap ketemu gue selalu ditatap dalam sama dia. awalnya biasa aja, tapi lama-lama gue jadi Suka, dan gue jadi hoby tatap matanya, bahkan jadi hoby berandai-andai tau apa isi Otaknya, isi hatinya pada saat menatap matanya. gue berfikir dan berharap tatap matanya itu adalah tatapan Cinta yang sama Seperti gue. tapi ternyata Broken Heart, dia gak Cinta sama gue. Sejak saat itu gue memutuskan untuk gak tatap mata Orang sembarangan. gue takut Tersihir"
"Rio? " Wajah Alea Seketika memerah mendengar Randy menyebut nama Pria yang sejak lama mencuri hatinya itu. Alea mengangguk Pelan "tau dari mana ?"
"Tyas, waktu itu aku tanya kenapa abis PKL kamu jadi lebih Murung bahkan aku sering liat kamu nangis diam-diam.. Tyas Bilang itu ulah Rio"
"iyaa.. gue bucin banget ya" Randy hanya tersenyum kecil, entah kenapa ia jadi kesal sendiri. "le Sekarang sepertinya kita harus ubah panggilan deh, aku mau lebih deket sama kamu. gak masalah kan ?"
"iya, tapi gue belom bisa.. pelan-pelan ya"
Randy mengangguk meng-iya kan, pelan-pelan ia akan membuat Alea Jatuh Cinta.
***
From : Randy Ketua Kelas XII-A
to: Alea
le, Siang abis kelas aku jemput ya?
Alea : Uccchh.. baikkkk sekaliii
Randy : iya
Alea : tapi, belum tau jam berapa Ran. Dosennya ada bimbingan, rada Telat Sepertinya.
Randy : tidak apa.
Alea : oke, nanti gue kabarin ya.
Alea menutup aplikasi pesan Singkat di ponselnya kemudian bergilir membuka notivikasi lainnya, sambil beranjak Alea perlahan berjalan menuju kelasnya hari ini. beberapa Pesan dari teman satu kelasnya Memperlebar langkah Alea, bahkan ia berlari-lari kecil untuk sampe ke kelas tepat waktu. Sialnya saat Alea masuk, Pak Dosen sudah hadir memimpin kelas.
Tok...tok..
"Per...misi pak, maaf saya Terlambat" Alea terdiam sesaat menunggu jawaban Bapak Dosen yang kemudian mengangguk mempersilahkan Alea untuk masuk.
"Jadi hari ini saya tidak bisa mengajar karena hari ini banyak Mahasiswa akhir Bimbingan dengan saya, kebetulan ini Perdana saya memiliki Assistan, jadi hari ini Assistan saya Rio Darmadji yang akan menggantikan saya dikelas ini, Rio saya Percayakan sama kamu." Alea yang baru saja duduk cukup Kaget, ternyata Pak Daniel selaku dosen tidak mengajar hari ini. ia tidak memperhatikan Asdos yang sudah berdiri menggatikan Posisi Pak Daniel dan Mulai mengajar. Alea Masih sibuk Mencatat sambil mendengarkan Asdos menjelaskan Materi. Sesekali Alea Melirik Asdos rasanya Miris Asdos pak Daniel ternyata mirip sekali dengan Rio, First love Alea. Nama dan Wajahnya mirip. hanya saja Alea sama sekali tidak tau Rionya bernama belakang apa.
setelah selesai kelas Alea berjalan Tergesa, Randy sudah ada di depan kampus menjemputnya. Alea tidak ingin Randy menunggu lama. namun Pangilan Pelan menghentikan langkahnya.
"Permisi" Seseorang dari dalam kelas menghampiri Alea, Ternyata Asdos Pak Daniel yang memanggil Alea. Alea tersenyum tipis Pada Rio "Halo pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Pangil Rio Saja, Sepertinya kita seumuran. Sorry tadi saya lupa, bisa minta tolong buat Grup Khusus untuk kelas saya ?"
"Baik pak, eh maksud saya Rio hehehe"
"Nama kamu? boleh minta nomer Ponsel?"
"Saya Alea, Maaf pak" Alea mengadahkan tangannya meraih Ponsel Asdos Rio untuk mencatat nomer Ponselnya. "ada lagi Pak ?"
"nanti saya kirim Pesan ke kamu ya. Terima Kasih le" Ucap Rio sambil berjalan Masuk kedalam kelas kembali.
"eh, kok dia Manggil gue gitu ya? bisa-bisanya itu muka dan Nama Mirip Banget sama si Rio, Apa beneran Rio? tapi kalo beneran Masa dia nanya nama gue? trus gak berusaha tanya-tanya. tau ah Baru juga sembuh hati gue, malah ketemu lagi sama yang mukanya mirip haaah" Sejak tadi Alea benar-benar menahan nafas. ia tidak ingin detak jantungnya yang keras terdengar sampai keluar. entah kenapa berbicara dengan sang Asdos mengingatkan kembali kepada Cinta Pertamanya Rio.
"kok lama le ?"
"maaaaaaf, tadi gue udah buru-buru keluar malah di panggil Asdos Baru"
"oh.. gak masalah kok, mau ngapain emang ?"
"biasalah, minta tolong"
"mh, yaudah yuk mau Pulang apa mau mampir dulu?"
"mampir dulu boleh kok"
"tapi aku ada tugas dikit nih, boleh numpang ngerjain dirumah kamu aja ? nanti kita pesen makanan Online aku Traktir"
Sesaat alea kesal bukan main tapi tawaran Randy sepertinya menggiurkan "mau kebab sama Burger ya?"
"Siap"
***
Alea Turun dari lantai dua Rumahnya, mendekati Randy yang sedang Serius di Ruang TV "Katanya dikit, tapi 25 halaman" Alea menatap layar Laptop Randy.
"dikit ini le"
"Susah ya kalo Pinter"
"gak susah sama sekali, bentar lagi selesai kok, eh itu Kebab sama Burger kamu udah dateng"
Alea menarik kantong Keresek lalu membukanya dengan Senang hati.
"Enakk... lo gak makan apa Ran?"
"sama kebab juga, udah abis daritadi. kamu mandinya lama"
"Biasalah Cewek" Sahut Alea sambil mengunyah makanannya sesekali melirik Randy yang tidak sedikitpun melepaskan pandangannya dari layar Laptop. bunyi Pesan di Ponsel Alea membuat jantung nya bedetak kencang setelah melihat siapa Pengirim Pesan itu .. Rio, dengan bergetar Alea membuka Profile si Pengirim dan membuka Pesannya.
+6278****
"Selamat Sore le..
Eh? boleh saya panggil Seperti itu kah ? biar lebih Akrab" Pesan sudah dibaca namun belum mendapat balasan oleh si Penerima Alea. Rio memutuskan mengirim Pesan kembali.
"Saya Asdos Rio Darmadji, yang tadi minta nomer kamu"
Alea : Malam Pak, boleh kok panggil senyamannya aja.
Rio Asdos Daniel : Terima Kasih, Panggil saya Rio saja.
Alea : Eh iya, maksud saya Rio.. boleh gak sih panggilnya kak Rio aja? kalo gak ada embel-embel didepan Rasanya aneh hehe
Rio Asdos Daniel : Boleh, Alea Saya sudah Buat Grup khusus Kelas saya. saya akan add kamu. minta tolong di tambahkan teman-teman lainnya ya. kebetulan saya hanya punya nomer kamu.
Alea : Baik kak Rio. Sudah masuk dan sudah saya tambahkan beberapa Orang kak.
Rio Asdos Daniel: Terima Kasih banyak le.
Alea : Sama-sama kak Rio. kak, saya boleh tanya sesuatu ?
Rio Asdos Daniel : Boleh, kamu mau tanya apa ?
Dengan sedikit menghembuskan Nafas Alea mengetikan "kak Rio Pernah PKL di Hotel Boutique?"
"Rio? dia Rio yang bikin kamu galau itu?" Randy tiba-tiba mengambil Ponsel Alea membaca Percakapan dari awal.
"gue belum tau, makanya gue tanya dia. soalnya mirip baget muka dan namanya"
"Trus kamu gimana?"
"gak tau ah!, tapi kayaknya bukan Rio itu deh. Karena dia nanya nama gue, dan Rio yang ini juga pake kacamata"
"Belum dibalas" ucap Randy Singkat lalu memberikan Ponsel Alea.
"Aku Pulang ya, udah mulai gelap" Alea mengantarkan Rio kedepan Teras, Rio berlalu sambil melambaikan Tangannya melajukan Motor Perlahan.