“Kalau perasaanmu aja nggak jelas begini, aku nggak tahu aku mesti percaya atau enggak aku ada di rencana masa depan kamu.” Olin benar-benar harus belajar bagaimana cra mengendalikan harapan. Dengan berkata demikian, ia pikir Arif akan berusaha meyakinkan atau setidaknya membuat janji agar Olin percaya. Hati Olin masih kecewa sampai searang saat yang keluar dari bibir Arif hanya satu kata, yaitu ‘terserah’. Olin menampar dirinya sendiri. Tentu saja, memangnya ia siapa sampai-sampai berharap ingin Arif memperjuangkan dirinya? Olin bukan Inge yang memiliki segala yang Arif butuhkan sampai-sampai rela bertahan meski sudah tak cinta. Yang rela dipermainkan demi mencapai ambisinya. Walau mengaku sayang dan menunjukkan perhatian, nyatanya bagi Arif Olin tidak cukup berharga untuk diperjuangka

