16.

2352 Words
Ada yang aneh dari semua ini. Akhir-akhir ini, Rean merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tetapi entah apa itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Rean berjalan seorang diri dari ruang osis. Aktif di organisasi sebenarnya bukan lah suatu hal kebanggan bagi Rean. Pria itu lebih suka dengan paskibra atau pramuka. "Kakakkkkk.." suara melengking dari jauh membuat Rean berhenti berjalan. Dia sudah sangat hafal jika itu suara siapa, pasti suara Kiya. Iya tidak salah lagi, Rean menunggu Kiya yang berlari ke arah nya dan langsung mengerutkan kening. Kenapa wanita itu masih ada di sini jam lima sore? Sedangkan sekolah bubar pada jam tiga sore. Apa keperluan nya disini? "Lo kenapa dek? Kayak abis di kejar setan aja." celetuk Rean. Dengan nafas yang memburu, tangan Kiya bertaut pada tangan jari jemari Rean. "Jangan banyak ngomong dulu deh kak, ayo kesini." tangannya membawa tangan Rean. Rean mengerutkan keningnya bingung. "Ngapain lo bawa kakak ke kantin?" tanya Rean. "Kak, aku haus. Ayo traktir, Kiya udah gak punya uang lagi tadi di palak kelas 12. Kiya sampe di kurung di kamar mandi, ah untung saja Kiya gak nangis." Mata Rean segera membulat, menyelidik mata Kiya yang memerah. Sejenak Rean memang marah karena adiknya di palak dan di bully. Tetapi di sisi lain, dia ketawa mendengar pengakuan Kiya. Semua orang akan tahu jika Kiya berbohong dengan matanya yang merah dan masih berkaca-kaca, sedikit bekas air mata juga disana. Rean mengacak rambut Kiya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Yaudah mau pesen apa?" tanya Rean. Jujur saja, dia sudah menganggap Kiya sebagai adiknya sendiri. Kesakitan adik-adiknya berarti kesakitan untuk nya juga. "Gak mau pesen makan?" tanya Rean. Kiya menggeleng, "Ini aja cukup. Ayo kita pulang nanti Kiya ceritain semuanya." Rean mengangguk-angguk kepala, jalan duluan di ikuti oleh langkah kecil Kiya untuk sampai ke dalam mobil yang akan ia kendarai. Sedangkan adiknya, Retha mungkin sudah pulang bersama dengan Al atau El, dia tadi sudah menitipkan adik nakal nya itu pada kedua sahabatnya. "Jadi gimana?" mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena Rean memang tak suka buru-buru dalam membawa mobil. "Jadi gini kak," "Oh ini sahabatnya Aretha anak Ipa kelas 10 itu, yang baru masuk?" Kiya yang tengah berjalan seorang diri segera berhenti, dan melirik dirinya sendiri. "Aku?" tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Heh bocah! Siapa lagi kalau bukan kamu!" bentak salah seorang geng itu yang di ketahui berjumlah tiga orang. Dan tiga-tiganya berdandan layaknya seorang l***e yang salah jalan. "Kenapa sama aku?" tanya Kiya, polos. "Wah nih anak, bener-bener gak nyadar diri ya! Sini lo maju lawan gue!" Mata Kiya mulai berkaca-kaca, dia tak bisa melawan tiga orang sekaligus, apalagi ini di dalam sekolahan. Citra nya bakalan tercoreng. "Lo gak berani ya sama kita?" Dengan polos nya Kiya menggeleng. Membuat ketiga wanita itu tersenyum miring ke arahnya. " Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Ada yang aneh dari semua ini. Akhir-akhir ini, Rean merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tetapi entah apa itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Rean berjalan seorang diri dari ruang osis. Aktif di organisasi sebenarnya bukan lah suatu hal kebanggan bagi Rean. Pria itu lebih suka dengan paskibra atau pramuka. "Kakakkkkk.." suara melengking dari jauh membuat Rean berhenti berjalan. Dia sudah sangat hafal jika itu suara siapa, pasti suara Kiya. Iya tidak salah lagi, Rean menunggu Kiya yang berlari ke arah nya dan langsung mengerutkan kening. Kenapa wanita itu masih ada di sini jam lima sore? Sedangkan sekolah bubar pada jam tiga sore. Apa keperluan nya disini? "Lo kenapa dek? Kayak abis di kejar setan aja." celetuk Rean. Dengan nafas yang memburu, tangan Kiya bertaut pada tangan jari jemari Rean. "Jangan banyak ngomong dulu deh kak, ayo kesini." tangannya membawa tangan Rean. Rean mengerutkan keningnya bingung. "Ngapain lo bawa kakak ke kantin?" tanya Rean. "Kak, aku haus. Ayo traktir, Kiya udah gak punya uang lagi tadi di palak kelas 12. Kiya sampe di kurung di kamar mandi, ah untung saja Kiya gak nangis." Mata Rean segera membulat, menyelidik mata Kiya yang memerah. Sejenak Rean memang marah karena adiknya di palak dan di bully. Tetapi di sisi lain, dia ketawa mendengar pengakuan Kiya. Semua orang akan tahu jika Kiya berbohong dengan matanya yang merah dan masih berkaca-kaca, sedikit bekas air mata juga disana. Rean mengacak rambut Kiya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Yaudah mau pesen apa?" tanya Rean. Jujur saja, dia sudah menganggap Kiya sebagai adiknya sendiri. Kesakitan adik-adiknya berarti kesakitan untuk nya juga. "Gak mau pesen makan?" tanya Rean. Kiya menggeleng, "Ini aja cukup. Ayo kita pulang nanti Kiya ceritain semuanya." Rean mengangguk-angguk kepala, jalan duluan di ikuti oleh langkah kecil Kiya untuk sampai ke dalam mobil yang akan ia kendarai. Sedangkan adiknya, Retha mungkin sudah pulang bersama dengan Al atau El, dia tadi sudah menitipkan adik nakal nya itu pada kedua sahabatnya. "Jadi gimana?" mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena Rean memang tak suka buru-buru dalam membawa mobil. "Jadi gini kak," "Oh ini sahabatnya Aretha anak Ipa kelas 10 itu, yang baru masuk?" Kiya yang tengah berjalan seorang diri segera berhenti, dan melirik dirinya sendiri. "Aku?" tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Heh bocah! Siapa lagi kalau bukan kamu!" bentak salah seorang geng itu yang di ketahui berjumlah tiga orang. Dan tiga-tiganya berdandan layaknya seorang l***e yang salah jalan. "Kenapa sama aku?" tanya Kiya, polos. "Wah nih anak, bener-bener gak nyadar diri ya! Sini lo maju lawan gue!" Mata Kiya mulai berkaca-kaca, dia tak bisa melawan tiga orang sekaligus, apalagi ini di dalam sekolahan. Citra nya bakalan tercoreng. "Lo gak berani ya sama kita?" Dengan polos nya Kiya menggeleng. Membuat ketiga wanita itu tersenyum miring ke arahnya. " Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) Ada yang aneh dari semua ini. Akhir-akhir ini, Rean merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tetapi entah apa itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Rean berjalan seorang diri dari ruang osis. Aktif di organisasi sebenarnya bukan lah suatu hal kebanggan bagi Rean. Pria itu lebih suka dengan paskibra atau pramuka. "Kakakkkkk.." suara melengking dari jauh membuat Rean berhenti berjalan. Dia sudah sangat hafal jika itu suara siapa, pasti suara Kiya. Iya tidak salah lagi, Rean menunggu Kiya yang berlari ke arah nya dan langsung mengerutkan kening. Kenapa wanita itu masih ada di sini jam lima sore? Sedangkan sekolah bubar pada jam tiga sore. Apa keperluan nya disini? "Lo kenapa dek? Kayak abis di kejar setan aja." celetuk Rean. Dengan nafas yang memburu, tangan Kiya bertaut pada tangan jari jemari Rean. "Jangan banyak ngomong dulu deh kak, ayo kesini." tangannya membawa tangan Rean. Rean mengerutkan keningnya bingung. "Ngapain lo bawa kakak ke kantin?" tanya Rean. "Kak, aku haus. Ayo traktir, Kiya udah gak punya uang lagi tadi di palak kelas 12. Kiya sampe di kurung di kamar mandi, ah untung saja Kiya gak nangis." Mata Rean segera membulat, menyelidik mata Kiya yang memerah. Sejenak Rean memang marah karena adiknya di palak dan di bully. Tetapi di sisi lain, dia ketawa mendengar pengakuan Kiya. Semua orang akan tahu jika Kiya berbohong dengan matanya yang merah dan masih berkaca-kaca, sedikit bekas air mata juga disana. Rean mengacak rambut Kiya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Yaudah mau pesen apa?" tanya Rean. Jujur saja, dia sudah menganggap Kiya sebagai adiknya sendiri. Kesakitan adik-adiknya berarti kesakitan untuk nya juga. "Gak mau pesen makan?" tanya Rean. Kiya menggeleng, "Ini aja cukup. Ayo kita pulang nanti Kiya ceritain semuanya." Rean mengangguk-angguk kepala, jalan duluan di ikuti oleh langkah kecil Kiya untuk sampai ke dalam mobil yang akan ia kendarai. Sedangkan adiknya, Retha mungkin sudah pulang bersama dengan Al atau El, dia tadi sudah menitipkan adik nakal nya itu pada kedua sahabatnya. "Jadi gimana?" mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena Rean memang tak suka buru-buru dalam membawa mobil. "Jadi gini kak," "Oh ini sahabatnya Aretha anak Ipa kelas 10 itu, yang baru masuk?" Kiya yang tengah berjalan seorang diri segera berhenti, dan melirik dirinya sendiri. "Aku?" tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Heh bocah! Siapa lagi kalau bukan kamu!" bentak salah seorang geng itu yang di ketahui berjumlah tiga orang. Dan tiga-tiganya berdandan layaknya seorang l***e yang salah jalan. "Kenapa sama aku?" tanya Kiya, polos. "Wah nih anak, bener-bener gak nyadar diri ya! Sini lo maju lawan gue!" Mata Kiya mulai berkaca-kaca, dia tak bisa melawan tiga orang sekaligus, apalagi ini di dalam sekolahan. Citra nya bakalan tercoreng. "Lo gak berani ya sama kita?" Dengan polos nya Kiya menggeleng. Membuat ketiga wanita itu tersenyum miring ke arahnya. " Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Ada yang aneh dari semua ini. Akhir-akhir ini, Rean merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tetapi entah apa itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Rean berjalan seorang diri dari ruang osis. Aktif di organisasi sebenarnya bukan lah suatu hal kebanggan bagi Rean. Pria itu lebih suka dengan paskibra atau pramuka. "Kakakkkkk.." suara melengking dari jauh membuat Rean berhenti berjalan. Dia sudah sangat hafal jika itu suara siapa, pasti suara Kiya. Iya tidak salah lagi, Rean menunggu Kiya yang berlari ke arah nya dan langsung mengerutkan kening. Kenapa wanita itu masih ada di sini jam lima sore? Sedangkan sekolah bubar pada jam tiga sore. Apa keperluan nya disini? "Lo kenapa dek? Kayak abis di kejar setan aja." celetuk Rean. Dengan nafas yang memburu, tangan Kiya bertaut pada tangan jari jemari Rean. "Jangan banyak ngomong dulu deh kak, ayo kesini." tangannya membawa tangan Rean. Rean mengerutkan keningnya bingung. "Ngapain lo bawa kakak ke kantin?" tanya Rean. "Kak, aku haus. Ayo traktir, Kiya udah gak punya uang lagi tadi di palak kelas 12. Kiya sampe di kurung di kamar mandi, ah untung saja Kiya gak nangis." Mata Rean segera membulat, menyelidik mata Kiya yang memerah. Sejenak Rean memang marah karena adiknya di palak dan di bully. Tetapi di sisi lain, dia ketawa mendengar pengakuan Kiya. Semua orang akan tahu jika Kiya berbohong dengan matanya yang merah dan masih berkaca-kaca, sedikit bekas air mata juga disana. Rean mengacak rambut Kiya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Yaudah mau pesen apa?" tanya Rean. Jujur saja, dia sudah menganggap Kiya sebagai adiknya sendiri. Kesakitan adik-adiknya berarti kesakitan untuk nya juga. "Gak mau pesen makan?" tanya Rean. Kiya menggeleng, "Ini aja cukup. Ayo kita pulang nanti Kiya ceritain semuanya." Rean mengangguk-angguk kepala, jalan duluan di ikuti oleh langkah kecil Kiya untuk sampai ke dalam mobil yang akan ia kendarai. Sedangkan adiknya, Retha mungkin sudah pulang bersama dengan Al atau El, dia tadi sudah menitipkan adik nakal nya itu pada kedua sahabatnya. "Jadi gimana?" mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena Rean memang tak suka buru-buru dalam membawa mobil. "Jadi gini kak," "Oh ini sahabatnya Aretha anak Ipa kelas 10 itu, yang baru masuk?" Kiya yang tengah berjalan seorang diri segera berhenti, dan melirik dirinya sendiri. "Aku?" tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Heh bocah! Siapa lagi kalau bukan kamu!" bentak salah seorang geng itu yang di ketahui berjumlah tiga orang. Dan tiga-tiganya berdandan layaknya seorang l***e yang salah jalan. "Kenapa sama aku?" tanya Kiya, polos. "Wah nih anak, bener-bener gak nyadar diri ya! Sini lo maju lawan gue!" Mata Kiya mulai berkaca-kaca, dia tak bisa melawan tiga orang sekaligus, apalagi ini di dalam sekolahan. Citra nya bakalan tercoreng. "Lo gak berani ya sama kita?" Dengan polos nya Kiya menggeleng. Membuat ketiga wanita itu tersenyum miring ke arahnya. " Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD