33. Go bukit

1186 Words
"Umm hai," Itulah sapaan gugup yang pertama kali terlontar dari bibir Kinara. Rean memasang wajah cuek, bersedekap d**a di depan pintu, tangan nya ia lipat di depan d**a. "Umm, eh kenapa?" Tanya Nara lagi-lagi gelagapan. Rean menghela nafas untuk kesekian kalinya, lalu menatap Nara dengan tajam. Tatapan yang paling Nara takutkan sedari awal mereka bertemu, tatapan yang membuat Nara taluk pada Rean, tatapan yang membuat Nara ingin terus menatap Rean dalam waktu yang bersamaan. "Ada Retha?" "Udah sarapan? Ini terlalu pagi hanya untuk ke bukit." Ucap Rean. "Lagipula aku ke bukit sama mereka sebentar aja kok," elak Nara. Memang benar, harusnya pergi ke bukit itu pada subuh agar pagi nya dapat melihat sunrise, atau pada sore hari supaya bisa melihat sunset. "Yaudah, masuk dulu. Kamu ikut sarapan bareng Retha," Nara akan mengelak, tetapi tangan kekar Rean segera meraih tangan kecil nya Membuat mau tak mau Nara harus berjalan mengikuti langkah besar Rean. "Eh ada Nara, ayo duduk ikut sarapan." "Eh gak usah tante, Nara nunggu di depan aja." Rean menggeleng pelan, "Ayo sarapan." Reynand tersenyum kecil. "Sarapan aja, nanti di bukit masuk angin lagi." Nara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ikut sarapan tak enak menolak pun sungkan. "Sini Nar," Retha melambaikan tangannya pada Nara. "Ayo duduk," Reyna yang peka dengan situasi Nara pun segera berdiri, menggandeng tangan Nara untuk duduk di samping Retha, anak nya. "Tunggu sebentar, mamih buatin s**u dulu." Reyna dengan telaten membuatkan s**u hangat untuk Nara. Membuat Nara bungkam, pemandangan yang pernah ia rasakan dulu di keluarganya. Apa ada yang sedang merindukan rumah lama? Atau mungkin sedang merindukan kenangan yang ada di rumah itu? Lucu bukan? Mengingat semua hal yang berujung pada luka. Dan Nara masih ingat, bahwa dulu dirinya pernah merasakan menjadi pemeran utama di keluarga yang lengkap. Sebenarnya saat ini, ingin sekali Nara mengeluarkan air mata. Tetapi, Tangisan hanya akan mengacaukan segalanya, tapi senyuman membuat mereka yakin bahwa dirinya tegar. Jalani, nikmati. Tuhan tahu kapan hidup akan berada di titik paling bahagia. *** Tak bisa dimungkiri, bukit merupakan salah satu keindahan alam yang dikagumi banyak orang. Tak sedikit orang yang hobi naik bukit hanya untuk menikmati keindahannya. Dari atas bukit, seseorang bisa melihat indahnya matahari terbit atau terbenam dan lingkungan sekitar. Hal tersebut yang membuat orang-orang ketagihan dan hobi untuk pergi ke bukit. Selain dapat menghilangkan stres, dengan melihat pemandangan juga kita juga bisa mensyukuri keindahan alam dan isinya yang telah disedikan Tuhan untuk makhluk hidup di bumi. Dari bentuk rasa syukur inilah, para penikmat biasanya dapat memaknai keindahan bukit, yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan caption. Saat selesai melihat bukit, biasanya para pengunjung turun membawa beberapa dokumentasi keindahan hamparan luas nya dataran hijau dalam bentuk foto ataupun video. Dokumentasi di atas tersebut biasanya akan diunggah di media sosial seperti f******k, Twitter hingga **. Tak lupa dalam unggahan tersebut diberi caption yang keren. Dengan caption yang keren tentang gunung tentu bisa mengundang orang untuk memberi like atau komentar. Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Tambahan cast. 1. Kinara Agnia Vamelia (Nara) 2. Aiden 3. Alvino 4. Hafidz "Umm hai," Itulah sapaan gugup yang pertama kali terlontar dari bibir Kinara. Rean memasang wajah cuek, bersedekap d**a di depan pintu, tangan nya ia lipat di depan d**a. "Umm, eh kenapa?" Tanya Nara lagi-lagi gelagapan. Rean menghela nafas untuk kesekian kalinya, lalu menatap Nara dengan tajam. Tatapan yang paling Nara takutkan sedari awal mereka bertemu, tatapan yang membuat Nara taluk pada Rean, tatapan yang membuat Nara ingin terus menatap Rean dalam waktu yang bersamaan. "Ada Retha?" "Udah sarapan? Ini terlalu pagi hanya untuk ke bukit." Ucap Rean. "Lagipula aku ke bukit sama mereka sebentar aja kok," elak Nara. Memang benar, harusnya pergi ke bukit itu pada subuh agar pagi nya dapat melihat sunrise, atau pada sore hari supaya bisa melihat sunset. "Yaudah, masuk dulu. Kamu ikut sarapan bareng Retha," Nara akan mengelak, tetapi tangan kekar Rean segera meraih tangan kecil nya Membuat mau tak mau Nara harus berjalan mengikuti langkah besar Rean. "Eh ada Nara, ayo duduk ikut sarapan." "Eh gak usah tante, Nara nunggu di depan aja." Rean menggeleng pelan, "Ayo sarapan." Reynand tersenyum kecil. "Sarapan aja, nanti di bukit masuk angin lagi." Nara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ikut sarapan tak enak menolak pun sungkan. "Sini Nar," Retha melambaikan tangannya pada Nara. "Ayo duduk," Reyna yang peka dengan situasi Nara pun segera berdiri, menggandeng tangan Nara untuk duduk di samping Retha, anak nya. "Tunggu sebentar, mamih buatin s**u dulu." Reyna dengan telaten membuatkan s**u hangat untuk Nara. Membuat Nara bungkam, pemandangan yang pernah ia rasakan dulu di keluarganya. Apa ada yang sedang merindukan rumah lama? Atau mungkin sedang merindukan kenangan yang ada di rumah itu? Lucu bukan? Mengingat semua hal yang berujung pada luka. Dan Nara masih ingat, bahwa dulu dirinya pernah merasakan menjadi pemeran utama di keluarga yang lengkap. Sebenarnya saat ini, ingin sekali Nara mengeluarkan air mata. Tetapi, Tangisan hanya akan mengacaukan segalanya, tapi senyuman membuat mereka yakin bahwa dirinya tegar. Jalani, nikmati. Tuhan tahu kapan hidup akan berada di titik paling bahagia. *** Tak bisa dimungkiri, bukit merupakan salah satu keindahan alam yang dikagumi banyak orang. Tak sedikit orang yang hobi naik bukit hanya untuk menikmati keindahannya. Dari atas bukit, seseorang bisa melihat indahnya matahari terbit atau terbenam dan lingkungan sekitar. Hal tersebut yang membuat orang-orang ketagihan dan hobi untuk pergi ke bukit. Selain dapat menghilangkan stres, dengan melihat pemandangan juga kita juga bisa mensyukuri keindahan alam dan isinya yang telah disedikan Tuhan untuk makhluk hidup di bumi. Dari bentuk rasa syukur inilah, para penikmat biasanya dapat memaknai keindahan bukit, yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan caption. Saat selesai melihat bukit, biasanya para pengunjung turun membawa beberapa dokumentasi keindahan hamparan luas nya dataran hijau dalam bentuk foto ataupun video. Dokumentasi di atas tersebut biasanya akan diunggah di media sosial seperti f******k, Twitter hingga **. Tak lupa dalam unggahan tersebut diberi caption yang keren. Dengan caption yang keren tentang gunung tentu bisa mengundang orang untuk memberi like atau komentar. Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Tambahan cast. 1. Kinara Agnia Vamelia (Nara) 2. Aiden 3. Alvino 4. Hafidz
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD