38. Nara pingsan

1762 Words
"A-aku hanya s..suka hujan." Ucap Nara dengan suara bergetar. "Tapi enggak seperti ini caranya, Nar." Ucap Rean. Nara menggeleng kan kepala pelan. "Ini cara aku menikmati hujan," "Kamu salah." "Iya aku emang salah." "Bukan kamu, tapi caramu salah." "Aku rasa aku sudah benar." Rean menghela nafas kasar, dia melihat Nara yang sudah menggigim kedinginan. Kasihan sekali batinnya. "Ayo masuk mobil, aku anterin kamu." "Tapi aku bawa mobil sendiri," jawab Nara. "Kamu gak akan kuat, nanti setelah di rumah. Kamu suruh supir kamu yang urus, gimana?" Nara menunduk lalu mengangguk. Saat dia berdiri, tiba-tiba kepalanya pusing, penglihatannya memburam. Dan tak lama kemudian, Nara jatuh pingsan, membuat Rean panik. "Nara!!!!" *** "Mbak puka pintu nya," Rean terpaksa ikut. Hujan-hujanan karena Nara pingsan. Dia segera verteriak di depan rumah nya, tadi nya dia akan membawa Nara pulang ke rumah Nara teyapi seperti nya Nara sedang ada masalah di rumah. "Aduh aden teh, ini kenapa? Non Retha bukan? Ah ini mah bukan non Retha." Ucap mbak Dini pembantu rumah tangga di rumah Reynand. "Iya bukan mbak, dia temen saya. Ayo buka pintu nya, siapin juga baju hangat sama kompresan terus minyak angin ya mbok." "Baik den, silahkan masuk!". Rean segera menerobos kala Mbak Dini mempersilahkannya masuk, ia langsung menbawa Nara ke atas untuk sampai ke orang tuanya berada. Sudah sangat yakin, Reyna pasti berada fi lantai tiga. "Sayang, kenapa?" Benar saja, Reyna sedang menonton televisi di lantai tiga bersama dengan adiknya, Retha. Rean segera menidurkan Nara yang badannya agak kering akibat AC mobil di atas sopa. "Yaudah, kamu sekarang masuk kamar. Mandi pakai air hangat, ini biar mamih yang urus ya, kamu jangan dulu kesini. Mamih mau gantiin dulu baju buat Nara. Rean mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, jujur saja dia tak dapat berbicara sedikitpun lagi. Lelah tetapi lelah itu tergantikan oleh kepanikan, ia takut Nara kenapa-napa. Rean segera masuk kamar, untuk mandi. Ia pasti masuk angin. *** "Pah, udah pulang?" Rean menyalami tangan papah nya saat tahu ada Reynand duduk dengan mamihnya. "Kenapa Nara bisa sama kamu? Pingsan lagi." Rean menghela nafas pelan, dia tidak tahu kenapa Nara bisa pingsan. Daripada banyak pertanyaan Rean lebih memilih menceritakan semuanya dari awal. Flashback "Hujan lagi," ucap seseorang yang sedang mengemudikan mobil merci miliknya, dia baru saja pulang dari kantor polisi, memberikan sebuah berkas penting di suruh papah nya, Reynand. Ya, laki-laki yang mengemudikan mobil itu adalah Reandra. Daripada dirinya hanya mendengarkan rintikan hujan, dia memilih memutar lagu shalawat yang sedang viral untuk di shalawat kan. Suara rintikan hujan dan shalawat menjadi teman bagi Rean. Saat sedang asyik-asyiknya mendengarkan shalawat tiba-tiba saja Rean terkejut dengan pemandangan yang berada di depannya. Di pinggir jalan, ada seorang wanita yang tengah menyandarkan badannya ke pohon, Rean menggelengkan kepala pelan, dan bertanya-tanya dalam hati. Kenapa wanita itu, dan kenapa bisa seperti itu. Rean memarkirkan mobil nya di pinggir jalan, mencari payung untuk sampai ke dekat taman. Rean belum melihat wajah wanita itu karena wajah nya tertutup oleh rambut, dan Rean berdoa semoga wanita itu bukan jin atau sebagainya. Ini sudah sore, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Dan masih ada wanita yang berkeliaran di sini, apalagi di bawah guyuran air hujan. Rean terpaku, saat wanita yang berada di depannya adalah orang yang sangat Rean kenal. Sudah Rean duga, Nara yang menyandang sebagai kekasih nya memang mempunyai masalah yang sangat serius. Buru-buru karena tak ingin Nara sampai kenapa-napa, payung yang berada di tangan Nya ia arah kan juga pada Nara, Nara yang merasa tak ada air yang mengalir ke kepala nya segera mendongak dan terkejut saat ada payung yang menghalangi air itu. Naya segera melihat ke samping, tepat Rean berdiri dengan jaket hitam nya. Pria tampan itu memandang lurus ke depan, tanpa melihat nya sedikitpun. "A-aku hanya s..suka hujan." Ucap Nara dengan suara bergetar. "Tapi enggak seperti ini caranya, Nar." Ucap Rean. Nara menggeleng kan kepala pelan. "Ini cara aku menikmati hujan," "Kamu salah." "Iya aku emang salah." "Bukan kamu, tapi caramu salah." "Aku rasa aku sudah benar." Rean menghela nafas kasar, dia melihat Nara yang sudah menggigim kedinginan. Kasihan sekali batinnya. "Ayo masuk mobil, aku anterin kamu." "Tapi aku bawa mobil sendiri," jawab Nara. "Kamu gak akan kuat, nanti setelah di rumah. Kamu suruh supir kamu yang urus, gimana?" Nara menunduk lalu mengangguk. Saat dia berdiri, tiba-tiba kepalanya pusing, penglihatannya memburam. Dan tak lama kemudian, Nara jatuh pingsan, membuat Rean panik. "Nara!!!!" flashback of Rean mengangguk-angguk kepala nya. "Nara belum juga bangun, mih? Kenapa ya, apa perlu kita bawa ke dokter " ucap Retha yang duduk dekat Nata, jujur sebagai sahabatnya dia sangat khawatir pada Nara. Reyna memutar bola matanya malas, apakah anak bungsunya itu melupakan sesuatu kalau dirinya adalah seorang dokter? **** Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Tambahan cast. 1. Kinara Agnia Vamelia (Nara) 2. Aiden 3. Alvino 4. Hafidz "A-aku hanya s..suka hujan." Ucap Nara dengan suara bergetar. "Tapi enggak seperti ini caranya, Nar." Ucap Rean. Nara menggeleng kan kepala pelan. "Ini cara aku menikmati hujan," "Kamu salah." "Iya aku emang salah." "Bukan kamu, tapi caramu salah." "Aku rasa aku sudah benar." Rean menghela nafas kasar, dia melihat Nara yang sudah menggigim kedinginan. Kasihan sekali batinnya. "Ayo masuk mobil, aku anterin kamu." "Tapi aku bawa mobil sendiri," jawab Nara. "Kamu gak akan kuat, nanti setelah di rumah. Kamu suruh supir kamu yang urus, gimana?" Nara menunduk lalu mengangguk. Saat dia berdiri, tiba-tiba kepalanya pusing, penglihatannya memburam. Dan tak lama kemudian, Nara jatuh pingsan, membuat Rean panik. "Nara!!!!" *** "Mbak puka pintu nya," Rean terpaksa ikut. Hujan-hujanan karena Nara pingsan. Dia segera verteriak di depan rumah nya, tadi nya dia akan membawa Nara pulang ke rumah Nara teyapi seperti nya Nara sedang ada masalah di rumah. "Aduh aden teh, ini kenapa? Non Retha bukan? Ah ini mah bukan non Retha." Ucap mbak Dini pembantu rumah tangga di rumah Reynand. "Iya bukan mbak, dia temen saya. Ayo buka pintu nya, siapin juga baju hangat sama kompresan terus minyak angin ya mbok." "Baik den, silahkan masuk!". Rean segera menerobos kala Mbak Dini mempersilahkannya masuk, ia langsung menbawa Nara ke atas untuk sampai ke orang tuanya berada. Sudah sangat yakin, Reyna pasti berada fi lantai tiga. "Sayang, kenapa?" Benar saja, Reyna sedang menonton televisi di lantai tiga bersama dengan adiknya, Retha. Rean segera menidurkan Nara yang badannya agak kering akibat AC mobil di atas sopa. "Yaudah, kamu sekarang masuk kamar. Mandi pakai air hangat, ini biar mamih yang urus ya, kamu jangan dulu kesini. Mamih mau gantiin dulu baju buat Nara. Rean mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, jujur saja dia tak dapat berbicara sedikitpun lagi. Lelah tetapi lelah itu tergantikan oleh kepanikan, ia takut Nara kenapa-napa. Rean segera masuk kamar, untuk mandi. Ia pasti masuk angin. *** "Pah, udah pulang?" Rean menyalami tangan papah nya saat tahu ada Reynand duduk dengan mamihnya. "Kenapa Nara bisa sama kamu? Pingsan lagi." Rean menghela nafas pelan, dia tidak tahu kenapa Nara bisa pingsan. Daripada banyak pertanyaan Rean lebih memilih menceritakan semuanya dari awal. Flashback "Hujan lagi," ucap seseorang yang sedang mengemudikan mobil merci miliknya, dia baru saja pulang dari kantor polisi, memberikan sebuah berkas penting di suruh papah nya, Reynand. Ya, laki-laki yang mengemudikan mobil itu adalah Reandra. Daripada dirinya hanya mendengarkan rintikan hujan, dia memilih memutar lagu shalawat yang sedang viral untuk di shalawat kan. Suara rintikan hujan dan shalawat menjadi teman bagi Rean. Saat sedang asyik-asyiknya mendengarkan shalawat tiba-tiba saja Rean terkejut dengan pemandangan yang berada di depannya. Di pinggir jalan, ada seorang wanita yang tengah menyandarkan badannya ke pohon, Rean menggelengkan kepala pelan, dan bertanya-tanya dalam hati. Kenapa wanita itu, dan kenapa bisa seperti itu. Rean memarkirkan mobil nya di pinggir jalan, mencari payung untuk sampai ke dekat taman. Rean belum melihat wajah wanita itu karena wajah nya tertutup oleh rambut, dan Rean berdoa semoga wanita itu bukan jin atau sebagainya. Ini sudah sore, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Dan masih ada wanita yang berkeliaran di sini, apalagi di bawah guyuran air hujan. Rean terpaku, saat wanita yang berada di depannya adalah orang yang sangat Rean kenal. Sudah Rean duga, Nara yang menyandang sebagai kekasih nya memang mempunyai masalah yang sangat serius. Buru-buru karena tak ingin Nara sampai kenapa-napa, payung yang berada di tangan Nya ia arah kan juga pada Nara, Nara yang merasa tak ada air yang mengalir ke kepala nya segera mendongak dan terkejut saat ada payung yang menghalangi air itu. Naya segera melihat ke samping, tepat Rean berdiri dengan jaket hitam nya. Pria tampan itu memandang lurus ke depan, tanpa melihat nya sedikitpun. "A-aku hanya s..suka hujan." Ucap Nara dengan suara bergetar. "Tapi enggak seperti ini caranya, Nar." Ucap Rean. Nara menggeleng kan kepala pelan. "Ini cara aku menikmati hujan," "Kamu salah." "Iya aku emang salah." "Bukan kamu, tapi caramu salah." "Aku rasa aku sudah benar." Rean menghela nafas kasar, dia melihat Nara yang sudah menggigim kedinginan. Kasihan sekali batinnya. "Ayo masuk mobil, aku anterin kamu." "Tapi aku bawa mobil sendiri," jawab Nara. "Kamu gak akan kuat, nanti setelah di rumah. Kamu suruh supir kamu yang urus, gimana?" Nara menunduk lalu mengangguk. Saat dia berdiri, tiba-tiba kepalanya pusing, penglihatannya memburam. Dan tak lama kemudian, Nara jatuh pingsan, membuat Rean panik. "Nara!!!!" flashback of Rean mengangguk-angguk kepala nya. "Nara belum juga bangun, mih? Kenapa ya, apa perlu kita bawa ke dokter " ucap Retha yang duduk dekat Nata, jujur sebagai sahabatnya dia sangat khawatir pada Nara. Reyna memutar bola matanya malas, apakah anak bungsunya itu melupakan sesuatu kalau dirinya adalah seorang dokter? **** Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano Tambahan cast. 1. Kinara Agnia Vamelia (Nara) 2. Aiden 3. Alvino 4. Hafidz
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD