Two

1306 Words
Akhirnya tugas kampus sudah usai saat matahari hampir tenggelam di ufuk barat bahkan Hera kini telah sampai pada gedung apartemen yang dia tinggali. Matanya sudah mengantuk berat, bahkan sedikit terlihat kantung mata yang menghitam walau sudah dipoles dengan foundation sampai tebal. Memang berhari-hari Hera jarang tidur karena mengerjakan pekerjaan berat. Berat dalam artian batin dan fisiknya. Lift menunjukkan angka lantai 45, lantai dimana dirinya tempati. Menyeret kakinya yang sudah sangat pegal untuk diajaknya berjalan beberapa meter lagi. Sebenarnya dia berharap saat pulang Taehyung tidak pulang dulu agar dia bisa bernafas lega. Namun ini jauh dari ekspektasinya, saat Hera membuka pintu apartemen ini Taehyung sudah ada di sofa bersama seorang pria dengan rambut berwarna chestnut. Keduanya tengah berbincang serius tapi terhenti ketika melihatnya sudah pulang. Hera merasa seperti dinanti kehadirannya. "Kau sudah pulang?" tanya Taehyung. Hera mengangguk kecil lalu menatap tamu yang datang sembari memberikan salam sebelum melangkahkan kakinya ke arah kamar sebab Hera tidak ingin mengganggu keduanya. Namun rasanya bulu romanya naik sebab dengan kurang ajarnya Taehyung mengatakan sesuatu pada tamunya. "Bagaimana Ji apa kau tertarik menyentuhnya?" tawar Taehyung. Perkataan itu terdengar jelas di telinga Hera. Mendengar itu Hera langsung membalikan badannya, menatap Taehyung dengan mata menyalang. Apa pria itu benar-benar akan menjadikannya seorang jalang? Bagaimana penawaran itu bisa dibuat? Apa sedari tadi keduanya tengah membicarakannya? Yang benar saja telinganya tadi berdengung hebat. Seolah tahu jika Hera tidak setuju pada ucapannya. Taehyung tersenyum mengejek padanya. Tipe pria b******k sekali. Hera benar-benar tidak menyukai senyuman penuh kelicikan itu. Dia membencinya, rasanya ingin menjatuhkan Taehyung dari lantai apartemen ini. Beralih pada atensi pria yang menjadi tamu Taehyung yang tengah menatap kopi di cangkir sebelum mengangkat kepalanya, menjawab pertanyaan rekan dan teman bisnisnya itu. "Ya, sekali saja" ucap sang pria, beranjak dari tempatnya dan merenggangkan dasinya lalu menatap Hera dengan muka kelewatan b******n. ^^^ Hera hanya mampu mengandah lelah sambil menatap lawan mainnya yang sudah kembali rapi memakai celana panjangnya. Sangat kacau, kacau sehabis mengerjakan karya ilmiah hingga sore dan kacau sehabis dijejalkan kelamin. Benar-benar seperti Jalang, namun ditinggalkan begitu saja tanpa uang. Hanya kecupan kupu-kupu di bibir yang membuat perutnya mual. "Kau sangat manis dan memuaskan. Pantas saja Taehyung tidak mau melepaskanmu.." ucap Jinmin yang sudah keluar dari kamarnya, Jinmin pria itu baru saja memperkenalkan diri pada Hera lima belas menit yang lalu. Mengabaikan persensi dirinya yang kelelahan di atas ranjang. "b******k!" umpat didalam hati. Hera kembali menangis, menelungkupkan wajahnya di atas ranjang, biar saja spreinya basah karena air matanya. ^^^ Taehyung menatap layar ponselnya sambil tertawa sendiri seperti orang gila, lalu melihat Jinmin yang baru saja keluar dari kamar Hera dengan membenahi kemejanya yang berantakan. "Gimana Ji?" tanya Taehyung ingin tahu, mengabaikan presensi ponselnya yang memperlihatkan satu video. Biru. Jinmin tidak menjawab langsung, pria itu melangkah mendekat kearah sofa guna mengambil koper serta jas miliknya. "Pantas jika kau sangat menginginkannya, dia sangat nikmat Tae" ucap Jinmin sedikit tak acuh. Raut wajah Taehyung seolah menampakkan kecewa saat ini sebab dijawab sekadarnya. Jinmin yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya, "Kau jangan berpikir jika dia tidak menurut, dia sangat penurut. Tapi sayangnya adikku menelpon berulang kali, jadi aku harus pulang, ku suruh dia menunggu di depan gedung apartemenmu" ucap Jinmin sambil menyeret kopernya dan pergi setelah mengucapkan salam perpisahan. Ini yang tidak Taehyung sukai ketika fantasinya telah buyar saat melihat wajah Jinmin tadi. Dengan mata menyalang, Taehyung menatap pintu utama yang baru saja tertutup sempurna. Wajahnya yang sumringah kembali dengan seringai yang menyeramkan. Beranjak dari sofa dan membuka pintu kamar Hera kasar. ^^^ Jeongguk menunggu Jinmin di tempat yang baru saja dikirim lewat aplikasi chatnya. Gedung apartemen Hestia yang indah hampir sama dengan miliknya. Jeongguk tidak berpikir aneh-aneh saat dirinya disuruh menunggu di parkiran gedung ini sebab Jeongguk sudah melawan kejenuhannya dengan bermain game di ponsel sambil sesekali melihat apakah Jinmin sudah keluar dari gedung itu atau belum. "Hey Jeon, kau sudah menunggu lama?" tanya Jinmin tiba-tiba dan membuat Jeongguk hampir terkejut pasalnya Jinmin tiba-tiba di hadapannya, mungkin dia terlalu semangat memainkan game sampai tidak menyadari kehadiran pria itu. "Tidak juga Hyung," ucap Jeongguk, meletakkan ponselnya ke dalam saku celana, Jeongguk dengan cekatan keluar dari dalam mobil guna membantu Jinmin memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Sejujurnya Jeongguk dan Jinmin ini bukan saudara kandung, sejak mereka menempati sekolah yang sama Jeongguk akrab dengan Jinmin sebagai senior yang membantunya beradaptasi di Korea saat keduanya berada di Busan. "Maaf sudah membuatmu menunggu" ucap Jinmin saat keduanya sudah memasuki mobil. Sambil memakai sabuk pengaman Jeongguk tersenyum manis. "Tidak apa hyung, seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak dapat menjemputmu di bandara. Aku ada tugas kampus" jawabnya, Jeongguk kembali menyalakan mesin mobil hendak meninggalkan tempat ini. "Tapi berfikir sepertinya hyung mengobrol seru dengan teman hyung. Jadi aku tidak mau ganggu" Jinmin hanya memberikan senyuman asimetris ketika mengingat kejadian tadi, sebenarnya apa yang mereka obrolkan? "Tidak juga Jeon, hanya sekedar bisnis" Tidak hanya bisnis Jeon. Aku bertemu dengan wanita cantik. Aku akan menyukai wanita itu. ^^^ Baru saja Hera bisa bernafas lega setelah Jinmin sudah keluar dan pergi, tapi pintunya kembali terbuka. Menunjukkan pria tampan tengah menatapnya dengan mata menyalang dan menelanjangi disertai seringai yang menyeramkan. Jujur Hera tidak menyukai pria itu, benci setengah mati. "Get play this game?" ucap Taehyung dengan suara beratnya lalu kembali mendorong tubuh Hera kasar di atas ranjang. Jatuh lagi di ranjangnya sendiri. "No, I'm so tired Tae" Hera menatap Taehyung dengan memohon. Hey, ayolah Hera baru saja di jejalkan milik tamunya dan sekarang Taehyung menginginkannya? Pria itu sedikit berfikir sejenak sebelum smirknya kembali menguasai wajah rupawannya. "A blowjob?" Hera tertegun, ini lebih dari perkiraannya. Sungguh dia tidak menyukai menelan cairan pria yang tergolong menjijikkan dan aneh. Hera selalu menghindari blowjob yang Taehyung inginkan bahkan saat ini dia telah mendorong tubuh sang pria untuk menghindari kecupan-kecupan manja. "Aku menginginkanku, babe" bisiknya menggoda. "Please, biarkan aku istirahat" Hera menangis, sebab dia berusaha untuk tidak menjadi rendahan lagi di hadapan Taehyung. Taehyung menatap lawannya, mencoba menghapus jejak air mata di wajah cantik lawannya dengan jilatan lidah, rasa asin dan kekalahan yang dia sukai saat melihat lawannya tengah lemah. "Tidak lebih, hanya sekedar kau memuaskanku dan akan ku biarkan kau beraktifitas sesukamu hatimu hari ini atau sebulan kedepan." ucap Taehyung sambil mengecup bibir merahnya lagi. Pria itu kembali turun dari ranjang, menurunkan celana panjangnya lalu duduk di pinggir ranjang dengan kaki terbuka. "Let's go it" Sungguh walaupun menolak dengan sekuat tenaga, tentu sia-sia. Pria di depannya itu memiliki perangai yang tak mudah ditaklukkan. Sekali meminta harus dituruti. Bagai perintah raja terhadap semua bawahannya bahkan permaisuri dan anaknya sekalipun. Hera tidak bisa mengelak ketika dia disuguhkan hal semacam ini. Bahkan ketika sebelah tangannya sudah dituntut untuk mengurut. Panjang dan gagah, Hera tidak tahu jika benda sepanjang ini yang masuk dalam dirinya. "Yeah, enghhh.. Faster Hera" rancau Taehyung dengan kepala yang menengadah ke langit-langit kamar. Menikmati setiap servic yang Hera berikan pada pribadinya. Mulut kecil Hera yang sempit tapi nikmat, basah dan hangat. Bahkan tangan Taehyung tak segan ikut mendorong kepalanya, membantu memaju mundurkan kepala itu dengan cepat membuatnya kewalahan. Taehyung seakan menginginkan pelepasan dengan segera. "I'm coming ahhh" teriak pria itu sambil menahan kepala sang wanita untuk tetap di sana. Menyuruhnya untuk menelan cairannya. Hera mengerutkan keningnya sebab cairan itu langsung masuk ke dalam kerongkongannya, sungguh menjijikkan bahkan sampai mual menelannya. "Thanks you for servic baby" ucap Taehyung sambil mengusap sisa cairan miliknya di sudut bibir Hera. Belepotan memang tapi dia sungguh menyukai bagaimana Hera terlecehkan dengan ini. Kembali merapikan pakaiannya dan keluar meninggalkan Hera dengan penuh kemenangan, Taehyung tidak pernah menyadari jika keadaan wanita itu benar-benar buruk. Tidak pernah, sebab Taehyung hanya menginginkan kesenangan. Mungkin adanya Hera membuat Taehyung serasa terwarnai. Perutnya bergejolak seolah ingin mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan itu. Hera berlarian dengan menutup kedua mulutnya agar tidak muntah di sembarang tempat sebab dia ingin membuang semua cairan s****a yang nyaris menyentuh dasar lambung. Pahit, Hera tidak akan mau melakukan ini lagi. ^^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD