Tahan bro

1188 Words
Pertama-tama Nicho mengantar Jovanka pulang ke rumah orangtuanya lalu berikutnya dia mengantar Yolanda pulang ke apartemen. Penumpang yang masih ada di dalam mobil Jaguar Nicho tersisa kekasihnya. Diam-diam dipandanginya wajah kekasihnya yang tidak secantik wajah Yolanda dan Jovanka. Namun sayangnya, Nicho hanya mampu menaklukkan wanita muda sejenis Bella. "Sayang, kita kuda-kudaan yuk." Bella mengajak kekasihnya, Nicho untuk melakukan seks bebas. Nicho yang pantang melakukan seks di dalam mobil karena berbahaya, menolak usul kekasihnya. "Nanti saja di apartemen kamu," ucap Nicho menginjak pedal gas hingga ujung. Dia juga sudah tak bisa menahan godaan dari tubuh molek Bella. "Ish menyebalkan. Kalau gitu aku tidur duluan." Bella tidur menyamping dengan kepala bersandar pada jok mobil. Otomatis gaun pesta Bella semakin terangkat ke atas saat Bella mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat sejenak. Nicho yang melirik ke arah Bella, berusaha menahan diri dengan memalingkan wajah untuk kembali menatap ke arah jalan. Dicengkeramnya kemudi mobil hingga kuku jarinya memutih. Mobil jenis Jaguar meluncur dengan kecepatan tinggi melintasi jalanan ibukota di tengah malam. ***** Dengan susah payah Kings berhasil membawa Maureen masuk ke dalam kamar di lantai enam kamar nomor enam belas yang sudah dia sewa untuk semalam. Diseretnya tubuh Mo yang sudah semakin tak sadar entah karena mengantuk atau pengaruh alkohol. Dengan pelan, Kings meletakkan Maureen di atas ranjang berukuran king size. "Kamu mau apa?" Hardik Mo yang melihat Kings menyentuh kakinya. Refleks Mo cukup bagus. Dia berhasil menendang dagu Kings dengan sepatu ketsnya. "Kamu bisa diam tidak gadis nakal. Aku cuma mau membantumu untuk melepas sepatu kets," ucap Kings membalas dengan nada ketus. Pasalnya, niat baik dia malah berakhir menyakiti dirinya sendiri. "Tolong lepaskan sepatuku ya Tuan," ucap Mo dengan suara sopan. Kings mengerutkan kening melihat perubahan sikap Mo yang berubah-ubah. Namun dengan patuh Kings berlutut setengah kaki bertumpu di atas lantai, menarik lepas satu per satu sepatu dari kaki Maureen. Gerakan gelisah Mo di atas tempat tidur membuat Mo kembali membuka kaki lebar. Tidak menyadari bahwa Kings masih berada di bawah kaki Mo. Otomatis Kings melihat kembali celana dalam putih yang Mo pakai malam ini. "Om, nyalain AC (pendingin ruangan) ya. Mo kepanasan nih." Mo berusaha meraih ujung gaunnya. #Ya Tuhan, gadis muda ini pasti mau membuka pakaian# Rutuk Kings yang mengalami kebingungan hendak melakukan apa. "Sudah Om nyalakan AC ruangan ini. Memang udara lagi panas," sahut Kings ikut merasa gerah. Kings pun ikut melepas kaos hitam yang dia kenakan malam ini. Mo yang melihat d**a telanjang Kings pun, mengedipkan mata beberapa kali. Antara sadar dan tak sadar, Mo mengangumi d**a lebar milik Kings. "d**a Om keren. Sandarable banget," oceh Mo. Kepala Kings berdenyut sakit ketika melihat Mo menatapnya dengan sorot pemujaan. Pada akhirnya Kings memijat keningnya untuk mengurangi rasa sakit. #Sial. Haruskah aku menahan godaan dari gadis belia ini# Maki Kings pada keadaan. Mo yang melihat Kings memijat keningnya pun merasa kasihan. "Om lagi sakit?" Tanya Mo memaksa matanya tetap terbuka. Walaupun pandangannya mulai berkabut. Namun Mo masih bisa melihat raut sakit dari wajah Kings. Kings menggeleng. Ternyata efek gelengan membuat Kings semakin sakit kepalanya. "Sini Om, duduk di samping Mo. Mo bantu pijat kepalanya," Mo berusaha duduk bersandar di kepala ranjang. Untungnya Mo berhasil duduk sambil sandaran. Kings yang meyakini apa yang Mo ucapkan, perlahan mendekati ranjang dan duduk di atas ranjang. Mencari posisi yang nyaman dan ikut duduk bersandar di samping Maureen. "Tuh kan. Om pasti sok kuat. Mo pijat ya kepalanya." Tanpa mereka sadari, tubuh mereka yang berdekatan membuat kedua insan manusia yang masih hijau dalam hal bercinta, tak tahu efek dari pijat memijat. Memulai pijatan dari ujung kepala lalu tangan Mo mencuri kesempatan untuk meraba d**a telanjang Kings. Dan Kings yang terlena dengan pijatan tangan Mo, membiarkan Mo memegang dadanya. Efek minuman beralkohol memang membuat Mo menjadi linglung namun Mo masih menyadari apa yang dia lakukan saat ini. Dan Mo memang ingin mencari tahu anatomi tubuh pria dewasa. Jomlo tak berarti Mo tidak pernah memperhatikan lawan jenis. Dia selama ini hanya tak terlalu peduli akan lawan jenis namun masih ada rasa penasaran di dalam pikiran dan selama ini hanya bisa dia pendam. ***** Nicho mengimpit tubuh Bella di atas kasur. Tak memedulikan Bella yang sudah dalam keadaan tidur. Setelah berhasil menahan godaan selama perjalanan mengantar Bella pulang. Kini saatnya Nicho untuk mendapat imbalan. Imbalan atas uang yang sudah dia keluarkan untuk menyewa ruang privasi di klub tadi serta uang untuk membiayai hidup boros Bella. "Sayang, aku boleh masuk kan?" Bisik Nicho di telinga Bella. "Ya," sahut Bella singkat. Namun sayang seribu sayang, saat Nicho sudah dalam posisi siap tempur, dia baru sadar bahwa dia belum memakai pengaman alias kondom. Kembali turun dari atas ranjang, tangan Nicho mengobrak-abrik dengan raut wajah tak sabar untuk mencari benda kramat yang harus dia pakai sebelum memulai ritual menjamah tubuh Bella. Sayangnya dia tak menemukkan stok kondom di dalam nakas samping ranjang. "Bella, di mana kamu taruh kondom-kondom ?" Tanya Nicho menguncang lengan Bella. "Habis Nic. Kamu beli saja di bawah," gumam Bella. "Sial. Kenapa kamu tidak membeli untuk stok. Dasar wanita bodoh," maki Nicho. "Habis dipakai Anthony kemarin," sahut Bella dengan suara tak terdengar jelas. Dan Nicho pun tahu suatu kenyataan baru tentang Bella. Bahwa kekasihnya ternyata berselingkuh. #Kamu lihat saja Bella. Besok kita akan putus. Tapi sebelum itu aku akan mempermalukanmu# umpat Nicho. Bella pun tak sadar bahwa Nicho merekam aksi Bella di atas ranjang dengan kamera ponsel. ***** Suasana didalam kamar hotel tempat Maureen dan Kings bermalam pun mulai memanas. Maureen yang masih awam mengenai anatomi pria secara real, menyentuh semua bagian tubuh Kings karena penasaran. Perlahan Kings melepas celana jeans-nya beserta dalaman karena Mo terus membelai celananya. "Tubuh kamu sangat indah, Om. Seperti olahragawan saja," kekeh Maureen menatap tubuh kencang Kings. Reaksi Kings setiap Mo menyentuhnya, hanya mendesah. Tubuh Kings pun sudah tergeletak pasrah di atas ranjang dijadikan bahan penelitian Maureen. "Ini apa Om?" Tanya Maureen menyentuh pusaka milik Kings. Mata Kings hanya mampu merem melek. Dia berusaha menahan matanya untuk tetap terbuka. Saat matanya terbuka, dia melihat tubuh Mo sudah berada di atas tubuhnya. Mo masih mengenakan gaun silvernya. Aroma parfum kesukaan Kings, membuat Kings lupa diri. Dia melihat sekilas rona kemiripan wajah antara mantan kekasihnya dengan Maureen. Padahal jika mau dilihat dalam kondisi sadar, wajah Maureen jauh berbeda dengan wajah mantan kekasih Kings. "Kamu selalu cantik. Harum tubuhmu masih sama. Aku senang kamu memakai gaun pemberianku." dibelainya paha bagian dalam milik Maureen. "Well, ini semua karena Kak Grit. Ternyata aku cantik ya?" Mo mulai mengoceh tak jelas. "Inggrit, bolehkah aku menyentuhmu?" Tanya Kings masih salah menganggap Mo sebagai sang mantan. Maureen terkikik mendengar nada memohon pria asing yang sudah om-om di bawah tubuhnya saat ini. "Aku bukan Kak Grit. Aku ini Maureen. Mo yang tomboy dan suka dengan hal yang menantang," ujar Mo. Kings ikut menertawakan ucapan Maureen. Dia menganggap Inggrit tengah berbohong padanya. "Manis, cantik, calon adik iparku," ucap Kings. "Aku bukan calon Nicho. Bella. Ya Bella temanku. Dia calon adik iparmu." Anehnya kedua orang yang tengah dilanda mabuk masih bisa bercakap-cakap seperti orang normal. Namun itu hanya untuk sejenak. Karena dua menit kemudian, Mo jatuh tertidur di atas tubuh Kings. Kings pun ikut terlelap menghirup aroma sampo yang digunakan Mo tadi pagi. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD