Talaq Yang Menyakitkan

1395 Words
“ Risma Diva Sanaya binti Suteja, dengan ini aku Raditya Nalendra menjatuhkan talak satu padamu, dan mulai hari ini, kamu bukan istriku lagi,” ucap Raditya sambil mengenakan kembali pakaiannya, setelah beberapa saat lalu baru saja dirinya melepas segel Risma yang dinikahinya pagi tadi, dan dimalam pertama ini juga, Raditya langsung menjatuhkan talak pada Risma. “ Memang apa salahku? kenapa kamu menceraikan aku?” Risma bangkit dari tempat tidur, sambil menutupi tubunnya dengan selimut. “ Kamu nanya kenapa aku menceraikanmu? Seharusnya jawaban itu ada dalam dirimu sendiri, Risma,” jawab Raditya sambil terus memakai pakainnya yang semula berserakan diatas lantai. “ Tunggu mas Adit! aaww!” Risma mengaduh, karena bagian sensitivenya terasa sakit dan perih. Dan itu adalah hal yang wajar, karena baru saja Risma menyerahkan kegadisannya pada suami yang disangka akan menjaganya seumur hidup, tapi ternyata mencampakannya setelah mendapatkan kegadisannya. Raditya berbalik memandanga Risma, kemudian matanya mengarah ke speri yang terlihat ada noda merah, yang menandakan kalau Risma memang benar – benar masih perawan. “ Aku tidak menyangka, Wanita sepertimu masih bisa menjaga keperawanannya. Aku pikir kamu akan menukarnya dengan uang, seperti perasaan hatimu yang rela ditukar dengan uang,” kata Raditya sinis. “ Apa maksud dari perkataanmu, mas? Kenapa kamu melempar tuduhan seperti itu padaku? Dan kenapa kamu tiba – tiba menceraikanku? Padahal aku sangat mencintaimu, mas Adit?” Risma memberondong Raditya dengan banyak pertanyaan. “ Cinta katamu? Jangan pernah mengatakan kebohongan seperti itu dihadapanku, karena aku sudah tahu semuanya. Aku tahu maksud dan tujuanmu untuk menerima pernikahan ini, aku tahu kalau kamu hanya mengincar hartaku saja, karena aku anak tunggal keluarga Nalendra, pewaris Kharisma Grup kan?” Raditya menatap tajam kearah Risma yang masih menutupi tubuhnya denga selimut. “ Apa maksud kamu, mas?” ucap Risma dengan wajah mengiba. Raditya mendoyongkan tubuhnya, kemudian tangannya mencengkram pipi Risma dengan jari tangnnya, matanya kembali menatap tajam penuh dengan kemarahan. “ Jangan pura – pura bodoh, dan jangan memperlihatkan wajah sok sucimu itu dihadapanku, karena itu sangat menjijikan bagiku!” bentak Raditya sambil menghempaskan wajah Risma dengan kasar, dan kembali berdiri membelakangi Risma yang terlihat wajahnya sudah basah dengan air mata. “ Apa salahku, Mas? Tolong katakan, jangan terus – terusan kamu melempar tuduhan tak beralasan seperti itu,” tanya Risma yang masih penasaran dengan alasan Raditya menceraikannya. Padahal sebelumnya Risma sangat mengetahui, kalau Raditya begitu sangat mencintainya. Begitu juga dengan Risma yang juga sangat mencintai Raditya. Pertemuan mereka di Panti Asuhan memberikan kesan yang sangat mendalam, kebaikan, kelembutan, ketampatanan Raditya mampu meluluhkan hati Risma, sehingga Risma membuka hatinya dan membiarkan Raditya berlabuh dihatinya. Bahkan Raditya sendiri yang memaksa untuk segera menikah pagi tadi, tanpa menunggu untuk menyelesaikan persyaratan yang diminta oleh Kantor Urusan Agama, Raditya meminta Risma untuk mau menikah secara agama dulu, baru setelah itu akan menikah resmi di KUA. “ Aku sadar sekarang, kamu memang tidak berniat untuk menjadikan aku istrimu. Dari awal kamu yang memaksa aku untuk mau menikah secara agama dulu. Rupanya itu adalah bagian dari rencanamu, agar kamu bisa bebas menjatuhkan talak kapan pun kamu mau, mas.” “ Cerdas,” sahut Raditya sambil tepuk tangan. “ Kamu memang cerdas, Risma. Tapi sayang, semua sudah terlambat. Aku sudah bisa merasakan kegadisanmu, makanya aku tidak butuh lagi Wanita sepertimu, yang penuh dengan kepura – puraan,” sambungnya. “ Tapi, kenapa kamu melakukan ini padaku? Apa salahku padamu, mas Adit?” tanya Risma disela isakkannya yang menggambarkan betapa sakitnya hati Risma saat ini. “ Kamu masih pura – pura tidak tahu kesalahan kamu? Sungguh sangat pintar kamu bersandiwara, kamu cocok untuk menjadi seorang artis,” ucap Raditya, “ Biar aku kasih tahu. Kamu bersalah karena sudah mempermainkan perasaanku, ketulusan cintaku, harapanku, bahkan keyakinanku, kalau kamu itu adalah gadis baik – baik, yang mencintaiku dengan tulus,” jelas Raditya sambil terlihat matanya berkaca – kaca. Ada kekecewaan yang dirasakan oleh pemuda berusia dua puluh tujuh tahun itu. Rasa cintanya yang sangat besar pada Risma, membuat hatinya memiliki keyakinan kalau Risma adalah gadis yang sempurna yang pantas untuk dicintai, bahkan layak untuk dijadikan seorang istri. “ Kamu tahu Risma, untuk mendapatkanmu, aku bahkan mencoba membujuk mamahku agar mau merestui hubungan kita, sehingga akhirnya mamah merestui dan mengijinkan aku menikahimu. Tapi kenapa, kenapa justru kamu yang sudah menghancurkan kepercayaanku, Risma! Kamu sama sekali tidak mencintaiku dengan tulus, kamu mencintaiku karena uang yang aku miliki, karena warisan dan harta yang aku punya. Ragamu memang sudah aku miliki Risma, tapi hatimu memilih laki – laki lain. Aku kecewa sama kamu Risma, aku kecewa!” sergah Anditya sambil mengacak – acar rambutnya. Perkataan yang keluar dari mulut Raditya bagaikan petir yang menyambar – nyabar, hingga membakar jiwanya. Risma meremas selimut untuk meredam emosi, karena tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan oleh Raditya barusan. Tuduhan yang sama sekali tidak beralasan, karena sejujurnya Risma sangat mencintai Raditya, makanya dia mau menikah dengan Raditya, bukan karena laki – laki itu anak orang kaya semata, tapi Cinta Risma adalah tulus. “ Kenapa kamu menuduhku seperti itu, mas? Asal kamu tahu, cintaku sama kamu itu tulus, dan aku bukan Wanita seperti itu,” lirih Risma. “ Apa perlu aku menunjukan bukti agar kamu sadar dengan perkataanmu barusan!” bentak Raditya dengan penuh emosi. Tangannya mengeluarkan poncel dari kantong celananya, kemudian memutar rekaman video yang memperlihatkan wajah Risma yang tengah bicara dengan seseorang yang tidak tahu siapa dia. Video itu hanya berkisar sekitar dua puluh detik saja. “ Jadi, kamu menikahi Raitya hanya demi harta semata? Tanya laki – laki itu. “ Ya! Aku memang menginginkan hartanya mas Raditya, puas kamu!” sergah Risma menjawab pertanyaan laki – laki itu dengan keras. “ Kamu sudah melihat buktinya, kan? Apa lagi yang akan menjadi pembelaanmu?” cecar Raditya sambil memasukan kembali poncelnya kedalam kantong celana. “ Itu Cuma beberapa detik, mas. Kamu sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang aku bicarakan waktu itu. dan seharusnya kamu juga bisa melihat, kalau nadaku kasar pada dia, karena terus memancing – mancing. Kamu tidak bisa menyimpulkan apa pun dari rekaman Video yang hanya berdurasi dua puluh detik itu,” “ Gak usah mengelak lagi, bisa saja kalian memang merencanakan untuk menguras habis hartaku? Tapi sudahlah, sekarang sudah jelas, lagi pula aku sudah menang sekarang. Dan tinggal menunggu saja, kalau kamu memang menginginkan hartaku, maka kalau nanti kamu hamil pasti akan datang padaku untuk meminta biaya, dan kamu akan menjadikan anak kita sebagai alat,” ucap Raditya sambil tertawa hambar, sementara hatinya jelas memendam kesedihan. “ Dan satu lagi, aku berikan rumah ini dan juga perhiasan untukmu, sebagai bayaran dari pelayananmu barusan. Anggap saja semua ini adalah bayaran atas kegadisanmu yang sudah aku ambil.” Raditya terus menekan Risma. Dia sama sekali tidak memikirkan perasaan hati Wanita itu yang sudah basah dengan air mata. “ Kamu benar – benar tega mas Adit, sejak tadi kamu terus menganggapku rendah. Kamu lupa, kalau aku juga masih punya harga diri,” “ Berapa harga diri kamu, biar aku bayar sekarang juga. Kamu tinggal menyebutkan nilainya,” jawab Raditya sambil bertolak pinggang. “ Kamu pikir semua bisa dinilai dengan uang!” bentak Risma kesal, “ Dengar baik – baik bapak Raditya Nalendra, uangmu tidak akan bisa membeli kebahagiaan, ingat kata – kataku itu. Dan satu lagi, kalau sampai aku hamil, tak akan pernah aku datang sama kamu untuk mempertemukan darah danging kamu, catat itu baik – baik,” sambungnya sambil menyeka airmata yang sedari tadi membasahi wajahnya. Lelah rasanya harus terus berdebat dengan laki – laki super egois seperti Raditya, yang beberapa saat lalu memiliki gelar suami itu. Risma Lelah terus – terusan ditekan dan direndahkan sejak tadi. “ Kalau memang uang tidak bisa membeli kebahagiaan, kamu tidak akan pernah mengincarnya dariku, dasar tidak tahu malu,” ejek Raditya. Risma pun lebih memilih diam, percuma harus berdebat dengan mantan suaminya itu. Risma pun membiarkan mantan suminya pergi begitu saja, keluar dari kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantin bagi mereka. Setiap kata – kata yang keluar dari mulut Raditya begitu sangat menyakitkan bagi Risma. Hatinya bagai diremas – remas. Laki – laki yang sangat diharapkan akan menjadi imam yang baik buatnya, ternyata melukai hatinya, bahkan menghinanya serta mencampakannya hingga titik terendah. “ Kamu akan membayar setiap penghinaan ini dengan rasa sakit dan rasa bersalah yang sangat besar, mas. Aku pastikan, kalau kamu akan menyesalinya nanti,” lirih Risma sambil berderai airmata menatap laki – laki yang sudah menggaulinya beberapa saat yang lalu, dan juga menjatuhkan talak padanya pergi meninggalkan Risma sendirian didalam kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD