night change
Kim taehyung namanya.
Dia adalah seorang idol K-Pop kesukaanku.
Wajahnya sangat tampan.
Alis tebal tertata rapi, mata elang terkesan sipit ditambah hidung mancungnya yang menambah kesan tampannya.
Tak hanya itu,
Juga tentang senyum kotak-nya yang meluluhkan-ku sebagai wanita yang terobsesi pada K-Pop.
Menurutku dia adalah definisi tampan yang sesungguhnya.
Belum lagi tingkah konyolnya yang membuatku tertawa dibalik layar kaca hp.
Apalagi suara khas yang terkesan berat dan lembut ketika menyanyikan sebuah lagu ciptaannya berjudul sweet night yang selalu mengantarkan tidur panjangku.
Bahkan aku rasa sebagian semangat hidupku sudah terinspirasi olehnya.
Aku sangat salut pada perjuangannya dari seorang anak petani menjadi idol K-Pop.
Pacarku seringkali dengan sabar mendengarkan ku bercerita tentang lelaki bernama Kim taehyung itu.
Dengan secara langsung memuji dan bahkan terlalu mengagungkan kelebihan lelaki itu.
Pacarku bukan seorang fanboy atau seorang haters dunia per-kpopan.
Bahkan kami bertemu saat aku sedang memungut poster berwajah Kim taehyung itu.
Dia tertawa melihatku yang terlalu menghargai poster itu.
Lalu membantuku memungut poster itu.
"ini... Kim taehyung kan?" Ucapnya pelan sambil menebak biasku itu.
Aku mengangguk pelan lalu pergi dari hadapannya.
Beberapa hari kemudian kami sering bertemu karena sialnya dompetku yang bergambar biasku itu terjatuh.
Dia bermaksud mengembalikannya.
Dengan melihat kartu nama yang berada di dompetku itu.
Seminggu kemudian akhirnya kami berpacaran.
Dia sering mengataiku kekanak-kanakan karena aku seorang perempuan yang sangat manja.
Vino namanya.
Menurutku vino cukup tampan,
Dan jika tertawa aku dapat melihat jelas lesung pipi dikedua pipinya.
Dia lelaki yang baik, penyayang dan memiliki humor yang tinggi, bahkan dengan setia mendengarku bercerita tentang idol pria tampan dari negeri ginseng itu.
Tapi...,
Suatu hari kami berkelahi.
Hari itu kami pulang malam sekali dari berkencan disebuah kafe.
Vino menarik tanganku menuju motornya yang terparkir, sementara dibelakangnya aku menggigil kendinginan menggigit jari kuku-ku.
Dia memberikan jaketnya.
Oh tidak, ini seperti adegan drama Korea yang sering ku tonton.
"Naik yang" ucap vino
Aku mengangguk lalu duduk dibelakang sambil memeluknya.
Sepanjang perjalanan kami tak berbicara apa-apa.
Tapi, astaga!
aku lupa hp ku yang bergambar casing biasku itu.
Aku menyuruhnya berhenti dan berkata bermaksud mengambil hp ku itu.
"Nanti besok aj kesana lagi atau nggak kubelikan lagi" ucap vino menyuruhku duduk tenang.
Kulepas pelukanku dari pinggangnya.
Aku nekat turun.
Dia langsung kaget dan menge-rem mendadak motornya.
"Lo gila mir?" Ucapnya kasar.
Malam itu aku mendengar untuk pertama kalinya dia membentakku.
Tanpa rasa bersalah aku berlari menuju kafe.
Dia menarik tanganku kasar.
"Di hp Lo ada yang berharga banget gitu?" Ucapnya.
Langkahku terhenti.
"Di hp itu pertama kali gue kenal bias gue, terus disana banyak foto sama videonya" aku menjelaskan padanya.
Kulihat wajahnya mulai memerah.
"Elo kira selama ini Lo cerita tentang bias elo itu gue gak insecure, gue cuman cowok biasa.
Apa dia lebih berarti daripada gue?" Ucapnya.
"Sebagian hidup gue terinspirasi dari dia.
Gue gak bisa kayak gini tanpa dia juga" ucapku.
Kutepiskan tangannya lalu menuju kafe tadi.
12.00
Udara kamar apertemenku semakin diingin ditambah hujan sedari tadi yang tak mau berhenti.
Tapi yang terpenting hp ini sudah ditangani sejak tadi.
Syukurlah..
"Ting"
ku lihat sebuah SMS masuk dihp ku.
ini pesan dari vino.
"Yang aku depan apertemenmu boleh masuk kekamar lo gak?, Dompet Lo ketingalan lagi"
"iya" aku membalas singkat sambil memberitahu nomor kamarku.
Lima menit kemudian.
"Ting"
Kulihat lagi sebuah pesan masuk.
"Aku depan kamarmu"
Aku enjoy menghidupkan lagu "sweet night" dari hp ku itu lalu melangkah menuju pintu kamar apertemenku.
Kubuka cepat pintu kamar apertemenku itu.
Kulihat wajah tampan vino yang kini memucat.
Dia mengenakan jaket Hoodie hitam dan topi hitam namun kali ini aku kaget dia tak membawa dompetku melainkan...
pisau tajam ditangannya.
Astaga ya tuhan,
Aku baru ingat bukankah dompetku sudah sedari tadi didalam tas kecil yang selalu kubawa kemana-mana.
Langkahku melemah.
Kakiku bergetar mundur.
Jantungku berdetak tak karuan.
Vino menutup kasar pintu kamar apartemenku.
Lalu mengancam ku jika berteriak.
Lalu meletakkan pisau itu dilantai.
Aku tak percaya ini.
Kututup mataku dengan jari tanganku sambil terus melangkah mundur menuju kasurku.
Kulihat bagaimana dia merobek kasar foto biasku itu, lalu kemudian melempar hp ku.
Namun kali ini kulihat hal lebih gila lagi.
Vino melepaskan topi hitamnya lalu jaketnya dan kini.. celana Levis-nya.
Aku terduduk dikasur.
Sambil terus menangisi penyesalanku yang terlalu memuji biasku berlebihan dihadapannya.
Aku tak tahu vino bisa saja cemburu.
"Sayang jangan gitu dong, anggap saja aku biasmu" ucapnya pelan sambil membuka paksa seluruh pakaianku.
Aku menggeleng cepat lalu menedang perutnya.
Namun kali ini vino bertambah ganas.
Dia mengikat seluruh tubuhku dengan tali yang sudah ia siapkan.
Dan menenggelamkan tubuh telanjangku dan tubuhnya sekaligus dalam selimut.
Vino tega memperkosaku malam itu.
hingga pagi.
Lalu meraih pisau yang dia siapkan nya sedari kemarin untuk menusuk perutku berkali-kali.
Kulihat jasadku yang tergeletak menggenaskan diatas kasur.
Serta jasad vino dilantai satu apertemen.
Setelah membunuhku dia menjatuhkan tubuhnya dari lantai atas apertemen.
Kulihat bagaimana histerisnya kerumunan penghuni kamar apertemen lain melihat jasad kami.
Namun, kali ini yang lebih mengejutkan dari itu semua adalah...
Saat kulihat sosok vino diantara kerumunan itu sambil tersenyum miring.
Dan berkata lirih...
"Kau takkan bisa lari dariku Mira"Kim taehyung namanya.
Dia adalah seorang idol K-Pop kesukaanku.
Wajahnya sangat tampan.
Alis tebal tertata rapi, mata elang terkesan sipit ditambah hidung mancungnya yang menambah kesan tampannya.
Tak hanya itu,
Juga tentang senyum kotak-nya yang meluluhkan-ku sebagai wanita yang terobsesi pada K-Pop.
Menurutku dia adalah definisi tampan yang sesungguhnya.
Belum lagi tingkah konyolnya yang membuatku tertawa dibalik layar kaca hp.
Apalagi suara khas yang terkesan berat dan lembut ketika menyanyikan sebuah lagu ciptaannya berjudul sweet night yang selalu mengantarkan tidur panjangku.
Bahkan aku rasa sebagian semangat hidupku sudah terinspirasi olehnya.
Aku sangat salut pada perjuangannya dari seorang anak petani menjadi idol K-Pop.
Pacarku seringkali dengan sabar mendengarkan ku bercerita tentang lelaki bernama Kim taehyung itu.
Dengan secara langsung memuji dan bahkan terlalu mengagungkan kelebihan lelaki itu.
Pacarku bukan seorang fanboy atau seorang haters dunia per-kpopan.
Bahkan kami bertemu saat aku sedang memungut poster berwajah Kim taehyung itu.
Dia tertawa melihatku yang terlalu menghargai poster itu.
Lalu membantuku memungut poster itu.
"ini... Kim taehyung kan?" Ucapnya pelan sambil menebak biasku itu.
Aku mengangguk pelan lalu pergi dari hadapannya.
Beberapa hari kemudian kami sering bertemu karena sialnya dompetku yang bergambar biasku itu terjatuh.
Dia bermaksud mengembalikannya.
Dengan melihat kartu nama yang berada di dompetku itu.
Seminggu kemudian akhirnya kami berpacaran.
Dia sering mengataiku kekanak-kanakan karena aku seorang perempuan yang sangat manja.
Vino namanya.
Menurutku vino cukup tampan,
Dan jika tertawa aku dapat melihat jelas lesung pipi dikedua pipinya.
Dia lelaki yang baik, penyayang dan memiliki humor yang tinggi, bahkan dengan setia mendengarku bercerita tentang idol pria tampan dari negeri ginseng itu.
Tapi...,
Suatu hari kami berkelahi.
Hari itu kami pulang malam sekali dari berkencan disebuah kafe.
Vino menarik tanganku menuju motornya yang terparkir, sementara dibelakangnya aku menggigil kendinginan menggigit jari kuku-ku.
Dia memberikan jaketnya.
Oh tidak, ini seperti adegan drama Korea yang sering ku tonton.
"Naik yang" ucap vino
Aku mengangguk lalu duduk dibelakang sambil memeluknya.
Sepanjang perjalanan kami tak berbicara apa-apa.
Tapi, astaga!
aku lupa hp ku yang bergambar casing biasku itu.
Aku menyuruhnya berhenti dan berkata bermaksud mengambil hp ku itu.
"Nanti besok aj kesana lagi atau nggak kubelikan lagi" ucap vino menyuruhku duduk tenang.
Kulepas pelukanku dari pinggangnya.
Aku nekat turun.
Dia langsung kaget dan menge-rem mendadak motornya.
"Lo gila mir?" Ucapnya kasar.
Malam itu aku mendengar untuk pertama kalinya dia membentakku.
Tanpa rasa bersalah aku berlari menuju kafe.
Dia menarik tanganku kasar.
"Di hp Lo ada yang berharga banget gitu?" Ucapnya.
Langkahku terhenti.
"Di hp itu pertama kali gue kenal bias gue, terus disana banyak foto sama videonya" aku menjelaskan padanya.
Kulihat wajahnya mulai memerah.
"Elo kira selama ini Lo cerita tentang bias elo itu gue gak insecure, gue cuman cowok biasa.
Apa dia lebih berarti daripada gue?" Ucapnya.
"Sebagian hidup gue terinspirasi dari dia.
Gue gak bisa kayak gini tanpa dia juga" ucapku.
Kutepiskan tangannya lalu menuju kafe tadi.
12.00
Udara kamar apertemenku semakin diingin ditambah hujan sedari tadi yang tak mau berhenti.
Tapi yang terpenting hp ini sudah ditangani sejak tadi.
Syukurlah..
"Ting"
ku lihat sebuah SMS masuk dihp ku.
ini pesan dari vino.
"Yang aku depan apertemenmu boleh masuk kekamar lo gak?, Dompet Lo ketingalan lagi"
"iya" aku membalas singkat sambil memberitahu nomor kamarku.
Lima menit kemudian.
"Ting"
Kulihat lagi sebuah pesan masuk.
"Aku depan kamarmu"
Aku enjoy menghidupkan lagu "sweet night" dari hp ku itu lalu melangkah menuju pintu kamar apertemenku.
Kubuka cepat pintu kamar apertemenku itu.
Kulihat wajah tampan vino yang kini memucat.
Dia mengenakan jaket Hoodie hitam dan topi hitam namun kali ini aku kaget dia tak membawa dompetku melainkan...
pisau tajam ditangannya.
Astaga ya tuhan,
Aku baru ingat bukankah dompetku sudah sedari tadi didalam tas kecil yang selalu kubawa kemana-mana.
Langkahku melemah.
Kakiku bergetar mundur.
Jantungku berdetak tak karuan.
Vino menutup kasar pintu kamar apartemenku.
Lalu mengancam ku jika berteriak.
Lalu meletakkan pisau itu dilantai.
Aku tak percaya ini.
Kututup mataku dengan jari tanganku sambil terus melangkah mundur menuju kasurku.
Kulihat bagaimana dia merobek kasar foto biasku itu, lalu kemudian melempar hp ku.
Namun kali ini kulihat hal lebih gila lagi.
Vino melepaskan topi hitamnya lalu jaketnya dan kini.. celana Levis-nya.
Aku terduduk dikasur.
Sambil terus menangisi penyesalanku yang terlalu memuji biasku berlebihan dihadapannya.
Aku tak tahu vino bisa saja cemburu.
"Sayang jangan gitu dong, anggap saja aku biasmu" ucapnya pelan sambil membuka paksa seluruh pakaianku.
Aku menggeleng cepat lalu menedang perutnya.
Namun kali ini vino bertambah ganas.
Dia mengikat seluruh tubuhku dengan tali yang sudah ia siapkan.
Dan menenggelamkan tubuh telanjangku dan tubuhnya sekaligus dalam selimut.
Vino tega memperkosaku malam itu.
hingga pagi.
Lalu meraih pisau yang dia siapkan nya sedari kemarin untuk menusuk perutku berkali-kali.
Kulihat jasadku yang tergeletak menggenaskan diatas kasur.
Serta jasad vino dilantai satu apertemen.
Setelah membunuhku dia menjatuhkan tubuhnya dari lantai atas apertemen.
Kulihat bagaimana histerisnya kerumunan penghuni kamar apertemen lain melihat jasad kami.
Namun, kali ini yang lebih mengejutkan dari itu semua adalah...
Saat kulihat sosok vino diantara kerumunan itu sambil tersenyum miring.
Dan berkata lirih...
"Kau takkan bisa lari dariku Mira"
-end