Part 2

1405 Words
"Bella berada dalam bahaya! Lucas membawanya karena dia tidak sengaja duduk di tempat favorit anak nakal itu dan menumpahkan makanan di seragamnya, padahal Bella melakukannya untuk melindungi dirinya sendiri. Kau tahu? Anak nakal itu yang lebih dulu ingin mengotori seragam putrimu." Lia Lee, ibu dari gadis cantik bernama Bella itu seketika terlihat cemas setelah mendapat telepon dari seseorang kalau putrinya terlibat masalah dengan Lucas. Lia tahu siapa Lucas dan ia juga tahu bagaimana jadinya jika seseorang sudah terlibat masalah dengan Lucas, maka tidak ada yang akan membantu orang itu. "Terima kasih sudah mengabariku. Tolong terus awasi Bella, aku akan mencari bantuan." Lia menyudahi telepon dengan orang itu, lalu pergi meninggalkan dapur yang ada di tempatnya bekerja. Dengan langkah yang terburu-buru Lia pergi menuju ke sebuah ruangan. Bukan ruangan sembarangan, itu adalah ruangan dari orang yang memiliki jabatan tertinggi di perusahaan ini. Samuel Lim, itulah nama orang itu. Lia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu dan Samuel terlihat tidak mempermasalahkan hal itu. Jangan salah mengira kalau Samuel bukanlah pria yang disiplin dan tegas, pria itu terkenal sangat menjunjung tinggi rasa hormat dan siapa pun yang tidak hormat padanya, maka harus bersiap angkat kaki dari perusahaan ini. Namun, tentu ada pengecualian untuk Lia. "Kau terlihat cemas. Ada apa?" Samuel bertanya pada Lia dengan penuh perhatian. "Tolong bantu aku. Putramu, Lucas, dia menyeret putriku secara paksa. Kau tahu seperti apa Lucas. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada putriku?" Lia begitu khawatir saat ini. "Anak itu benar-benar!" Samuel terlihat begitu kesal setelah mendengar apa yang dilakukan oleh Lucas. Ia tidak tahu kapan anak itu akan berubah. •••• Lucas membawa Bella ke gudang sekolah, lalu mendorong gadis malang itu hingga jatuh. Murid yang dikenal sebagai anak nakal ini kini mengunci pintu, agar Daniel tidak bisa masuk. Ini hanya akan menjadi waktunya dengan Bella, lebih tepatnya waktu untuk hukuman. Lucas melepas blazer sekolahnya yang terkena noda makanan, lalu ia lempar begitu saja. Si anak nakal ini berjonngkok di depan Bella yang terlihat jelas sangat ketakutan. "Aku tidak akan memperkosamu, jadi santai saja," ucap Lucas. "Aku akan mencuci seragammu dan aku tidak akan duduk di sana lagi, jadi tolong maafkan aku," mohon Bella. Air matanya bahkan nyaris menetes karena Lucas yang terlihat sangat menakutkan. "Siapa yang mengatakan kalau aku akan memakai seragam itu lagi? Tidak ada, kan? Dan kau memang tidak akan mengulangi kesalahanmu, tapi kau harus dihukum. Orang yang salah harus dihukum, bukan? Apa aku benar?" Lucas menatap Bella yang bahkan tidak berani menatap matanya. Lucas mengangkat dagu Bella, membuat ia bisa melihat mata dari gadis malang yang sudah penuh dengan air mata. Cengeng sekali, pikir Lucas. "Saat datang ke tempat baru, kau harus belajar apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Kau dari keluarga mana? Apa kau tidak punya saudara dari kalangan atas yang memberitahumu kalau aku adalah bos di sini?" Air mata Bella yang sejak tadi ia tahan, kini jatuh di pipinya. Bella berharap mendapat kenangan lebih baik di sekolah barunya, tapi ini bahkan lebih buruk dari sekolah lamanya. Tempat yang bagus tidak menjadi jaminan kalau semua orang yang ada di dalamnya adalah orang baik. "Jawab aku!" Lucas membentak Bella yang hanya diam saja. "Aku hanya anak seorang sekretaris. Aku bukan anak yang terlahir dengan sendok emas." Bella menjawab dengan nada lemahnya. Anak seorang sekretaris, itulah status Bella. Lucas pikir tidak mengherankan kenapa tasnya terlihat sangat murahan. "Apa kau mendapat beasiswa di sini? Tidak mungkin, karena penerimaan siswa lewat jalur beasiswa sudah lewat. Orang penting mana yang mengirimmu ke tempat ini?" Lucas bergumam di akhir kalimatnya. "Karena aku ada jadwal bermain basket hari ini, jadi kita percepat saja hukumannya." Lucas pergi mengambil sesuatu dari balik tumpukan barang. Tidak lama, Lucas kembali dengan membawa cat semprot. "Kau akan membuka blazer sekolahmu secara sukarela atau perlu aku paksa?" Lucas yang berdiri di depan Bella mengatakan ini dengan sangat santai. Bella seketika berdiri, ia memegang dengan kuat seragam sekolahnya, dan bergerak menjauh dari Lucas. Melihat usaha Bella untuk mempertahankan diri membuat Lucas tertawa pelan. Entah gadis itu bodoh atau memang tidak tahu pada fakta bahwa tidak akan ada celah untuk larinya. "Kau ingin aku paksa? Baiklah, tidak masalah." Lucas tersenyum pada Bella. Saat Lucas semakin mendekat padanya, Bella berusaha untuk menjauh. Tapi dalam waktu singkat anak nakal itu sudah mencekal lengannya dan melepas paksa blazer sekolah yang ia pakai. "Tolong jangan lakukan ini. Seragam ini sangat mahal dan berharga untukku, tolong jangan merusaknya." Bella memohon pada Lucas. Sayangnya Lucas tidak peduli dan ia tetap melakukan pemaksaan pada Bella. Seragam berwarna putih itu harus ia beri lukisan dan beberapa kata-kata yang tepat untuk gadis bodoh yang berani mencari masalah dengannya. Seorang Lucas Lim tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun, seseorang sudah lebih dulu membuka paksa pintu gudang, dan ini menjadi penyelamat bagi Bella. Yang membuka bulanlah Daniel atau salah guru di sekolah ini, melainkan seorang pria dengan pakaian rapi, dan Lucas tahu siapa orang itu. Itu adalah Roy, supir pribadi ayahnya. "Apa yang dia lakukan di sini?" Lucas terlihat begitu kesal saat seseorang berani mengganggu waktunya untuk bersenang-senang. Lucas mendorong Bella, kemudian mendekati Roy yang merupakan supir pribadi ayahnya, tapi justru datang ke sekolah, dan mendobrak pintu gudang. Terlihat jelas kalau Roy sedang berusaha menggagalkan acara senang-senangnya. Lucas menjadi berpikir, apa mungkin Bella adalah anak Roy? "Kau sangat berani Paman. Kau adalah supir pribadi Ayahku, tapi kau malah datang ke sekolah, dan merusak acaraku. Apa dia anakmu?" Lucas bertanya pada Roy. "Saya hanya menjalankan perintah dari Tuan Samuel. Tuan Samuel meminta saya untuk membawa Bella pergi." Roy menjawab pertanyaan Lucas, lalu mendekati Bella, dan membawanya pergi. Lucas mencoba menahan Roy yang ingin membawa Bella pergi, sebab gadis itu belum ia berikan hukuman atas kesalahan bodohnya. Namun, Roy dengan cepat melindungi Bella dan tindakan itu sangatlah berani. Jika seseorang berani melawan seorang Lucas Lim, maka itu berarti ada nama yang lebih besar di belakangnya, yaitu Samuel atau Tiffany. "Ini sungguh perintah dari Ayahku? Secara tiba-tiba Ayah melakukan hal tidak penting seperti ini? Kenapa Ayah sangat peduli pada gadis bodoh itu?" gumam Lucas. Ia sungguh merasa ada yang aneh dengan ayahnya. Tidak hanya Lucas yang bisa merasakan ada keanehan di balik datangnya Roy, tapi Daniel juga merasakan hal yang sama. Bukanlah hal yang baru ketika Lucas tidak sopan pada murid lain, tapi kedua orang tuanya tidak pernah peduli pada korban, karena mereka bisa menutupi keburukan di sekolah ini dengan uang. Lalu, kenapa sekarang Bella seperti istimewa? •••• Suasana hati Lucas begitu buruk hari ini, setelah ada seorang gadis yang menurutnya sangat bodoh berani mencari masalah dengannya, lalu ayahnya tiba-tiba saja menjadi sangat baik dengan mengirim Roy untuk menolong gadis itu. Hari ini, gadis itu mungkin bisa lolos dari hukumannya, tapi Lucas pastikan besok dia tidak akan mendapat anugerah seperti ini lagi. Saat pulang dalam suasana hati yang buruk, Lucas berharap suasana di rumahnya bisa membuat suasana hatinya menjadi lebih baik, tapi itu sangat jarang terjadi karena rumah ini terasa sangat sepi. Kedua orang tuanya hanya sibuk bekerja, bekerja, dan selalu bekerja. Kali ini juga rasanya sama, sebab rasa sepi terasa jelas di sini. "Satu perusahaan kini tahu betapa kau sangat peduli pada sekretarismu. Kau ingin memperjelas semuanya? Kau ingin semua orang tahu hubungan kotormu, lalu membuatku malu?!" tapi saat Lucas melewati kamar kedua orang tuanya, ia tidak sengaja mendengar ibunya bicara dengan nada yang keras karena pintu yang tidak tertutup dengan baik. Ini membuat langkah Lucas terhenti, sebab penasaran apa yang membuat ibunya seperti ini. Lucas tidak tahu hubungan kotor apa yang dimaksud oleh ibunya dan kenapa juga ibunya menyebut sekretaris ayahnya. Ini pertama kalinya rumah tidak terasa sepi, tapi justru terjadi pertengkaran. "Apa yang salah dengan itu? Itu juga untuk mengajari Lucas tentang mana yang benar dan mana yang salah." Dan Samuel membalas ucapan Tiffany. "Benar dan salah? Orang yang selingkuh dengan sekretarisnya mana mungkin tahu benar atau salah? Kau masih yakin bisa mengajari Lucas?" Tiffany menatap lekat Samuel. Demi Tuhan, ia sudah muak dengan semua ini. "Sudahlah, mari hentikan ini. Lucas mungkin akan segera kembali dari latihan basket dan bisa mendengar hal ini. Aku juga sudah muak membicarakan ini. Kau tidak mau berpisah, tapi juga tidak bisa menerima apa yang aku lakukan. Memuakkan!" Samuel memberikan penekanan. Ia melempar jasnya ke ranjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Sedangkan Lucas masih ada di depan kamar ayah dan ibunya. Ayahnya berselingkuh, ibunya mengetahui hal, lalu ayahnya ingin berpisah, tapi ibunya tidak mau. Sungguh, Lucas baru mengetahui kalau kedua orang tuanya menyembunyikan hal ini darinya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD