Part 3

1185 Words
Terlibat masalah dengan anak dari bos ibunya adalah hal yang membuat Bella sangat khawatir. Ia takut kalau Lucas akan melakukan sesuatu yang bisa membuat ibunya dipecat, seperti di dalam drama saat memperlihatkan cara anak orang kaya balas dendam. Tapi, ia percaya kalau ayah Lucas adalah orang baik karena terbukti langsung mengirim supir pribadinya saat mendengar dari pihak sekolah kalau Lucas membuat masalah, itu berarti dia tahu kalau anaknya memang bersalah, dan tidak akan mungkin untuk menuruti perkataan Lucas jika pada suatu waktu anak nakal itu merengek minta ibunya dipecat. Saat sampai di sekolah, semua mata lagi-lagi tertuju pada Bella. Demi Tuhan, ia benci menjadi pusat perhatian seperti ini. Entah apa arti dari tatapan itu, entah rasa kasihan ataukah sedang mengejeknya yang begitu bodoh hingga terlibat masalah dengan murid yang layaknya bos besar di sini, Bella tidak tahu mana yang tepat. Murid-murid itu baru berhenti menatap Bella saat bos besar di sekolah ini datang, siapa lagi kalau bukan Mr. L. Lucas datang dengan membawa motor dan itu membuatnya terlihat sangat keren di mata murid perempuan. Ya, tidak peduli betapa buruknya sikap Lucas itu tidak akan pernah bisa menutupi pesona yang ada padanya. Hanya Bella yang tidak peduli dengan kedatangan Lucas. Gadis cantik ini memilih untuk segera pergi selagi semua mata tidak tertuju padanya. Beberapa langkah berjalan, sebuah bola basket tiba-tiba saja mengenai kepala Bella dari arah belakang. Saat ia menoleh, terlihat jelas Lucas sedang berdiri beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Tidak salah lagi, pasti dia pelakunya. Ya, memang benar kalau Lucas adalah pelakunya. Si anak nakal ini mengambil bola dari salah satu murid, lalu dilempar ke arah Bella. Gadis itu tidak akan bisa bersekolah dengan tenang setelah apa yang dia lakukan dan itu juga termasuk untuk kesalahan ibunya. Lucas mendekati Bella, lalu membisikan sesuatu. "Aku sudah menandaimu. Ingat itu baik-baik!" dan Lucas pergi setelah mengatakan ini. Bella masih mematung di tempatnya setelah mendengar bisikan dari Lucas. Ia tahu apa maksud dari menandai yang dikatakan oleh Lucas, yaitu membuat hidupnya tidak tenang. Masih ada 1 tahun lagi sebelum kelulusan dan Bella berharap dirinya bisa bertahan sampai waktu kelulusan tiba. Saat masuk ke dalam kelas, Bella melihat meja dan kursinya diberi tanda berupa gambar tengkorak yang dibuat dengan spidol. Melihat hal ini membuat Bella langsung menoleh pada Lucas yang memberikan senyuman jahat padanya. Tidak perlu diberitahu, ia sudah tahu siapa pelakunya. Daniel yang melihat bagaimana cara Lucas memperlakukan Bella hanya bisa menatap saja, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Bukan hanya tidak bisa membantu Bella, tapi ia juga tidak bisa membantu korban sebelumnya, karena ia bukanlah anak dari orang yang berkuasa hingga bisa melawan Lucas. •••• Saat jam istirahat tiba, tiga orang murid perempuan mendekati Bella yang sedang memasukan buku ke dalam tas, dan akan segera pergi ke kantin. Mereka adalah Linda, Karina, dan Sunny. Ketiga orang ini berkumpul di dekat Bella karena ada hal penting yang harus disampaikan. Sedangkan Bella agak bingung melihat ada tiga orang yang tiba-tiba mendekatinya. Ia harap ini bukan untuk hal buruk karena ia tidak ingin memiliki pemikiran bahwa tidak ada orang baik di kelasnya. "Hai," Sunny menyapa Bella dengan sangat manis. Ini membuat Bella merasa kalau kalau Sunny tidak ingin melakukan hal buruk padanya. "Ya." Dan Bella membalas sapaan Sunny dengan singkat. "Kau ada acara sepulang sekolah?" tanya Sunny. "Tidak. Memangnya kenapa?" Bella juga bertanya pada Sunny. "Mau bermain dengan kami?" Sunny kembali bertanya pada Bella. •••• Karena Sunny dan teman-temannya terlihat baik, lalu nada bicara mereka juga sangat bersahabat, maka Bella setuju untuk pergi bersama mereka setelah pulang sekolah. Bella berpikir kalau bermain yang dimaksud oleh Sunny dan teman-temannya adalah pergi ke tempat game arcade atau hanya jalan-jalan sembari mencari makanan yang enak. Sampai akhirnya, Bella menyadari bahwa perkiraannya salah besar, sebab Sunny dan teman-temannya membawa ia ke sebuah tempat karaoke. Jika hanya karaoke saja tentu tidak masalah, tapi ada minuman beralkohol juga di tempat ini bahkan sekarang ketiga orang itu merokok. Inikah yang namanya main-main? "Duduklah." Sunny menarik tangan Bella, lalu memaksanya untuk duduk. "Kalian minum dan merokok?" Bella bertanya pada Sunny, Linda, dan Karina. Sunny, Linda, dan Karina seketika tertawa setelah mendengar pertanyaan Bella dan melihat wajah terkejutnya. Tadinya, mereka pikir kalau Bella memang polos hingga mudah tertipu oleh kata-kata manis, tapi ternyata dia sangatlah polos hingga begitu terkejut saat melihat hal ini. "Jangan terlalu polos seperti ini, Bella, atau kau akan dibodohi nantinya," ucap Linda. "Orang dewasa saja boleh melakukan ini, jadi, kenapa kita tidak bisa melakukannya?" Karina juga ikut bicara setelah menertawakan Bella. "Nikmati saja, ya?" Sunny tersenyum pada Bella, lalu mulai menyanyi bersama teman-temannya. "Aku mau pulang." Bella sudah berdiri dan ingin pergi, tapi ditahan oleh Sunny. Sunny melarang Bella untuk pulang, lalu di saat bersamaan enam remaja laki-laki datang dan bergabung di ruangan ini. Bella tidak bisa keluar karena enam remaja laki-laki itu selalu saja menghalangi jalannya, belum lagi Sunny yang akan memaksanya untuk kembali duduk saat ia sudah berdiri dan ingin pergi. Di tengah suasana yang membuat kepala Bella sakit, Karina tiba-tiba menjadi panik karena kehilangan sesuatu. Keadaan yang tadinya sangat berisik, kini tiba-tiba menjadi lebih hening, dan semua perhatian tertuju pada Karina. "Bagaimana ini? Kalung hadiah dari Ibuku yang pernah kutunjukkan pada kalian hilang, padahal tadi masih ada. Aku akan bertemu dengan pria yang kusukai dengan memakai kalung itu, tapi kalungnya malah hilang. Apa ada pencuri di sini?" ucap Karina setelah mengeluarkan semua isi tasnya. "Semua orang yang ada di sini bisa membeli kalung seperti itu, jadi mana mungkin mencuri. Tapi, aku mendengar ada seseorang yang statusnya di bawah kita ada di sini. Apa dia adalah pelakunya? Dia anak orang miskin dan tidak bisa membelinya, jadi dia memilih untuk mencuri." Salah satu remaja laki-laki bicara dan semua perhatian kini tertuju padanya. "Siapa yang kau maksud?" tanya Karina. "Dia. Aku dengar, dia adalah anak yang berasal dari keluarga miskin dan masuk ke SMA Hera karena kebaikan ayah Lucas bahkan kemarin, supir pribadi ayah Lucas datang langsung untuk menjemputnya." Remaja laki-laki itu kembali bicara dan kini, semua perhatian tertuju pada Bella. Bella terlihat sangat terkejut saat semua mata tiba-tiba tertuju padanya dan semua orang telah menatapnya sebagai seorang pencuri. "Memang kenapa jika aku dari keluarga miskin dan masuk ke SMA Hera karena kebaikan seseorang? Itu bukan berarti kau bisa menuduhku seperti ini!" Bella menekankan kalimatnya. "Maka buktikan kalau tuduhan itu tidak benar," ucap Karina, lalu ia mulai menggeledah barang bawaan Bella. Karina memeriksa saku seragam sekolah Bella dan tidak ada apa-apa di sana. Karina kini mengambil paksa tas milik Bella, lalu mengeluarkan semua barangnya dengan cara membalik tas itu. Bella tentu saja marah, sebab Karina sangat tidak sopan. Hingga akhirnya, Bella seketika terdiam saat ada kalung keluar dari tasnya, padahal ia tidak pernah memasukan kalung ke sana, dan kalung itu dalam kondisi rusak. Sedangkan di ruangan sebelah, Lucas sedang tersenyum bahagia saat melihat foto Bella yang dituduh sebagai pencuri. Foto itu ia dapat dari salah satu remaja laki-laki di sana. "Calon mainanku," gumam Lucas. "Kau sungguh pencurinya? Aku bermaksud baik untuk mengajakmu bermain, tapi kau malah mencuri barang temanku. Kau sangat memalukan!" Sunny menatap Bella dengan tatapan yang merendahkan. "Aku tidak melakukannya!" Bella menekankan kalimatnya, karena tidak melakukan apa dituduhkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD